Seperti Apa Pangkalan Militer Milik AS yang Diserang Iran?

- Pangkalan Udara Al Udeid adalah markas terdepan Komando Pusat AS di Timur Tengah, dengan kapasitas hingga 10 ribu personel militer.
- Qatar menginvestasikan lebih dari 8 miliar dolar AS untuk membangun dan memodernisasi infrastruktur di Al Udeid selama bertahun-tahun.
- Al Udeid telah diamankan sebelum serangan Iran dengan pesawat dipindahkan sebagai tindakan pencegahan, serta tidak terlibat dalam serangan AS ke Iran.
Jakarta, IDN Times - Timur Tengah sempat berada di titik terpanas saat Iran melancarkan serangan rudal balasan yang menargetkan Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar pada Senin (23/6/2025) malam. Serangan ini merupakan respons atas serangan Amerika Serikat terhadap tiga situs nuklir Iran.
Al Udeid sendiri bukan fasilitas militer biasa, melainkan pangkalan terbesar dan terpenting milik AS di Timur Tengah. Berikut fakta-fakta Pangkalan Udara Al Udeid milik AS yang diserang Iran.
1. Al Udeid jadi jantung kekuatan militer AS di Timur Tengah
Pangkalan Udara Al Udeid berfungsi sebagai markas terdepan untuk Komando Pusat AS (CENTCOM). Dari fasilitas inilah AS merancang, mengarahkan, dan mengoordinasikan seluruh operasi militernya di wilayah yang membentang dari Mesir di barat hingga Kazakhstan di timur.
Dalam kapasitas maksimalnya, pangkalan ini mampu menjadi rumah bagi hingga 10 ribu personel militer AS. Selain pasukan AS, Al Udeid juga menjadi markas bagi unit Angkatan Udara Kerajaan Inggris (RAF) dan Angkatan Udara Qatar, menjadikannya sebagai pangkalan multinasional.
Infrastruktur Al Udeid dirancang untuk mendukung operasi udara berskala besar. Pangkalan ini memiliki dua landasan pacu paralel sepanjang 3.750 meter yang mampu menampung berbagai jenis pesawat, mulai dari jet tempur, pesawat pengintai, hingga pesawat pengebom B-52, dilansir Mint.
Demi melindungi aset-aset vital tersebut, Al Udeid dilengkapi dengan sistem pertahanan yang canggih. Beberapa di antaranya adalah sistem rudal Patriot dan hanggar pesawat yang diperkuat untuk menahan serangan. Pangkalan ini menjadi bagian dari jaringan pertahanan AS yang lebih luas di kawasan, termasuk markas Armada Kelima Angkatan Laut AS yang berada di Bahrain.
2. Sejarah dan investasi masif Qatar untuk pangkalan Al Udeid

Pangkalan Al Udeid didirikan pada tahun 1996 di atas hamparan gurun yang luas. Lokasinya berada sekitar 30 kilometer di sebelah barat daya ibu kota Qatar, Doha.
Selain sebagai tuan rumah, Qatar juga berkontribusi secara finansial untuk pengembangan pangkalan ini. Pemerintah Qatar dilaporkan telah menginvestasikan lebih dari 8 miliar dolar AS (sekitar Rp130 triliun) untuk membangun dan memodernisasi infrastruktur di Al Udeid selama bertahun-tahun.
Investasi besar dari Qatar tersebut telah menghemat anggaran belanja militer AS. Aliran dana ini memastikan Al Udeid tetap menjadi fasilitas militer yang modern dan siap tempur.
Sepanjang sejarahnya, Al Udeid memainkan peran dalam berbagai konflik besar, termasuk mendukung operasi udara AS selama perang di Afghanistan dan Irak. Pangkalan ini juga menjadi pusat komando dalam operasi melawan ISIS di Suriah dan Irak, serta menjadi tumpuan misi evakuasi warga sipil dari Kabul pada 2021, dilansir Al Jazeera.
3. Al Udeid telah diamankan sebelum serangan Iran

Melansir CBC, Iran meluncurkan antara 14 hingga 19 rudal balistik jarak pendek dan menengah dalam serangannya ke Al Udeid. Namun, intelijen AS tampaknya sudah mengantisipasi langkah balasan ini dengan mengambil sejumlah tindakan pencegahan penting.
Beberapa hari sebelum serangan, citra satelit yang dirilis pada 19 Juni menunjukkan landasan pacu Al Udeid hampir sepenuhnya kosong. Seorang pejabat AS mengonfirmasi bahwa pesawat-pesawat yang tidak berada di dalam hangar yang diperkuat telah dipindahkan sebagai pencegahan, dilansir Gulf Today.
Langkah pencegahan tidak hanya dilakukan di Al Udeid. Angkatan Laut AS juga dilaporkan telah memindahkan kapal-kapal perangnya dari pangkalan Armada Kelima di Bahrain untuk menghindari potensi serangan.
Beberapa pihak menilai serangan Iran dirancang lebih bersifat simbolis untuk mengirim pesan ketimbang menyebabkan kerusakan masif. Presiden AS Donald Trump, dalam sebuah pernyataan, meremehkan dampak dari serangan tersebut.
"Serangan itu adalah respons yang sangat lemah, yang telah kami perkirakan dan kami tangkis dengan sangat efektif. Saya berterima kasih kepada Iran karena telah memberikan pemberitahuan awal, yang memungkinkan tidak ada korban jiwa dan tidak ada yang terluka," ujar Trump, dilansir dari CBS.
4. Al Udeid tidak terlibat dalam serangan AS ke Iran
Pangkalan Al Udeid disebut tidak terlibat sama sekali dalam serangan AS ke fasilitas nuklir Iran. AS menggunakan pangkalan di Missouri untuk mengerahkan tujuh pesawat pengebom siluman B-2 yang menjalankan misi tersebut.
Kemungkinan, AS tidak ingin menarik Qatar, sekutu pentingnya, ke dalam konfrontasi dengan Iran. Namun, Iran tetap menyerang pangkalan di Qatar sehingga memicu protes dari Doha.
"Kami melayangkan kecaman keras Negara Qatar atas serangan terhadap Pangkalan Udara Al Udeid oleh Korps Garda Revolusi Iran. Kami menganggapnya sebagai pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan dan wilayah udara Negara Qatar, serta hukum internasional," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al-Ansari, dikutip dari Al Jazeera.
Beberapa jam sebelum serangan, AS dan Inggris telah mengeluarkan peringatan keamanan bagi warganya di Qatar untuk berlindung. Pada saat yang hampir bersamaan, Qatar bersama Kuwait dan Bahrain juga sempat menutup sementara wilayah udara mereka sebagai langkah antisipasi.