Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Laba-laba jaring corong yang berada di dalam jaring-jaring sarangnya dengan postur agresif. (commons.wikimedia.org/Thomas Mesaglio)

Intinya sih...

  • Laba-laba jaring corong terbanyak ditemukan di Australia, merupakan jenis laba-laba paling berbahaya di dunia.
  • Penemuan baru mengungkapkan bahwa ada dua spesies baru laba-laba corong yang paling berbisa di dunia.
  • Racun mereka memiliki berbagai aplikasi potensial dan pemahaman lebih baik tentang perbedaan di antara mereka akan membantu para ilmuwan melindungi lingkungan.

Laba-laba jaring corong merupakan jenis laba-laba paling berbahaya di dunia, yang paling banyak ditemukan di Australia.

Arakhnida besar, hitam, dan agresif ini dapat ditemukan di sepanjang pantai timur benua tersebut, membuat rumah di liang berjaring untuk menerkam makhluk kecil yang menjadi mangsanya. Mereka juga melalui beberapa evolusi, mengeluarkan racun yang lebih mematikan bagi manusia daripada laba-laba lainnya.

Ada lusinan spesies laba-laba corong, tetapi yang paling berbisa adalah laba-laba corong Sydney (Atrax robustus) yang hidup di sepanjang pesisir pantai New South Wales. Sebuah penelitian baru menemukan bahwa dia terdiri dari tiga spesies, di mana dugaan sebelumnya hanya ada satu, melansir Science Alert.

Penemuan jadi kabar baik

Penemuan ini mengartikan bahwa ada dua spesies baru laba-laba paling berbisa di dunia. Terdengar menakutkan, tapi penemuan ini sebenarnya merupakan kabar baik yang memungkinkan para ilmuwan untuk mengkarakterisasi dan memahami bisa yang dihasilkan oleh setiap spesies.

Kelompok laba-laba yang sebelumnya dikenal sebagai A. robustus telah menjadi teka-teki bagi para ilmuwan selama beberapa waktu. Meskipun mereka semua disatukan, tampaknya ada beberapa variasi regional dalam penampilan mereka, dengan spesimen yang sangat besar ditemukan di sebelah utara Sydney di wilayah Newcastle, termasuk jantan terbesar.

Kelompok wilayah yang dihuni

Ilustrasi laba-laba jaring corong (commons.wikimedia.org/Dreworme)

Dengan melakukan analisis genetik terhadap laba-laba, mereka menemukan bahwa A. robustus ternyata memiliki dua spesies lain. Habitat A. robustus sendiri terfokus di sekitar wilayah Sydney, sejauh utara Central Coast, selatan ke Georges River, dan barat ke daerah Baulkam Hills.

Lebih jauh ke selatan dan barat, terdapat laba-laba corong Sydney Selatan (Atrax montanus), spesies yang awalnya dideskripsikan pada tahun 1914 dan kemudian digolongkan ke dalam A. robustus. Diyakini laba-laba ini merupakan spesies yang berbeda.

Terakhir, di sebelah utara terdapat spesies yang baru ditemukan, yaitu laba-laba corong Newcastle (Atrax christenseni).

Mengelompokkan laba-laba ini ke dalam spesies yang sesuai akan membuat perbedaan besar dalam memahami racunnya yang mematikan—berbahaya bagi makhluk kecil yang menjadi mangsanya atau primata, termasuk manusia.

Mengetahui racun yang dihasilkan

Meskipun racunnya adalah yang paling mematikan di dunia, tidak ada seorang pun di Australia yang meninggal akibat gigitan laba-laba corong sejak diperkenalkannya antivenom pada 1981, meskipun ada 30 hingga 40 kasus gigitan laba-laba corong yang tercatat setiap tahunnya. Hal ini karena antivenom merupakan pengobatan yang sangat efektif.

Ini karena racun laba-laba corong adalah campuran peptida kompleks yang dapat bervariasi dari satu spesies ke spesies lainnya, atau bahkan dari satu peristiwa ke peristiwa lainnya.

Racun mereka memiliki berbagai aplikasi potensial, mulai dari pestisida alami hingga obat-obatan. Memahami mengapa fauna tersebut dapat menghasilkan campuran ini dapat membantu kita mengetahui fungsi racun tersebut.

Fakta lain adalah jumlah laba-laba corong tampaknya terus menurun. Meskipun mungkin menakutkan bagi manusia, laba-laba ini memainkan peran penting dalam lingkungan yang mereka tempati.

Pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan di antara mereka akan membantu para ilmuwan yang mencoba untuk melindungi mereka dari ancaman yang dihadapi di dunia yang terus berubah.

Editorial Team