Pentingnya Serangga Penyerbuk bagi Kehidupan, Kamu Harus Tahu!

Seperti yang kita ketahui, bahwa kupu-kupu sering beterbangan ke sana kemari di sekitar area hijau yang asri atau taman-taman bunga. Namun, kupu-kupu yang memiliki bentuk pola dan warna tubuhnya yang indah tersebut sudah jarang terlihat di sekeliling kita, terutama area perkotaan. Kupu-kupu merupakan salah satu jenis hewan yang termasuk ke dalam kelompok serangga penyerbuk atau polinator yang penting bagi ekosistem. Kondisi dan jumlah populasi serangga penyerbuk sangat erat berkaitan dengan beberapa faktor, terutama terhadap kondisi habitat hingga perubahan iklim. Mari simak penjelasan lebih lengkapnya dibawah ini!
1. Mengenal serangga penyerbuk

Penyerbukan (pollination) merupakan peristiwa transfer serbuk sari dari kepala sari menuju ke kepala putik. Dilansir Asian Journal of Plant Sciences, oleh Mia Rosmiati et al. (2015), terdapat sekitar 150.000 hewan penyerbuk yang sebagian besar terdiri dari kupu-kupu, lebah, kumbang, tawon dan ngengat. Tumbuhan berbunga sebagian besar memerlukan jasa penyerbukan, begitu pula disaat yang sama bahwa serangga memerlukan makanan berupa nektar dan serbuk sari yang ada pada bunga. Aktivitas yang saling membutuhkan tersebut terjadi ketika serbuk sari pada bunga yang menempel di kaki atau bagian badan lain dari serangga. Serbuk sari akan terbawa ketika serangga menghinggapi setiap bunga lainnya dan pada akhirnya terjadi polinasi atau penyerbukan. Setelah penyerbukan terjadi, terbentuklah bakal buah yang kemudian akan terus berkembang menjadi buah utuh.
2. Pentingnya peran serangga penyerbuk

Serangga penyerbuk memiliki peran penting terhadap keanekaragaman tumbuhan hingga bagi kebutuhan pakan makhluk hidup lainnya. Berdasarkan Buku Keragaman Serangga Penyerbuk di Lereng Gunung Slamet dan sekitarnya, oleh Imam Widhiono et al. (2016), apabila ditinjau dari sisi ekologi, serangga penyerbuk berperan sangat besar dalam menjaga keberadaan suatu spesies tumbuhan melalui proses penyerbukan dan mempertahankan keanekaragaman genetik tumbuhan. Tidak hanya dari sisi ekologi, peran serangga penyerbuk juga penting dari sisi kehidupan manusia dan hewan yaitu dalam proses terbentuknya buah dan biji yang menjadi sumber pakan bagi kehidupan di bumi ini.
3. Populasi serangga penyerbuk yang menurun

Ada banyak faktor yang memengaruhi terjadinya penurunan serangga penyerbuk. Dilansir Biological Conservation (Journal), oleh Francisco Sánchez-Bayo & Kris A.G. Wyckhuys (2019), degradasi habitat akibat konversi lahan, bahkan pertanian yang intensif merupakan penyebab utama penurunan jumlah spesies, disamping dampak dari perubahan iklim, polutan agrokimia dan spesies invasif. Kebakaran hutan dapat menghancurkan sarang dan memengaruhi kemampuan polinator untuk bernavigasi, sedangkan kekeringan dapat mengurangi ukuran bunga, jumlah bunga per-tanaman, dan jumlah serbuk sari per-bunga. Penyerbuk yang hidup di lahan alami dan berdekatan dengan lahan pertanian terpengaruh oleh penggunaan pestisida anorganik. Begitu pula pada penggunaan insektisida maupun herbisida untuk mengontrol hama non-pertanian yang berefek pada kelimpahan dan aktivitas serangga penyerbuk di sekitar lahan pertanian.
Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh James M.W. Ryalls et al., 2022 yang dipublikasikan dalam Environmental Pollution (Journal), bahwa polusi udara juga dapat membuat kehidupan serangga penyerbuk terancam. Serangga penyerbuk menjadi sulit dan bingung untuk menemukan tanaman berbunga karena polutan secara kimiawi dapat mengubah bau bunga. Secara keseluruhan, penyebab penurunan serangga penyerbuk patut diwaspadai karena berdampak pada aktivitas dan kemampuan penyerbukan tanaman yang penting bagi pertanian dan keseimbangan ekosistem.
4. Dampak hilangnya serangga penyerbuk

Bila serangga penyerbuk hilang atau punah, sebagian besar tumbuhan akan terdampak dan ada pula yang tidak. Dilansir IntechOpen (Penerbit Buku Akses Terbuka) oleh Navkiran K. & Amritpal S. Kaleka (2022), tidak semua tumbuhan terpengaruh oleh hilangnya penyerbuk, ada yang bergantung pada angin atau arus air dan dari beberapa jenis tumbuhan dengan perkembangbiakkan secara vegetatif. Terdapat pula spesies tumbuhan lain juga memiliki penyimpanan benih yang luas atau berumur panjang, sehingga memungkinkan tidak terlalu berisiko punah jika penyerbuknya punah. Tumbuhan yang tidak kompatibel, berkembang biak hanya dengan biji dan hanya memiliki penyerbuk soliter, adalah yang paling rentan terhadap hilangnya penyerbuk.
Berdasarkan Applications in Plant Sciences (Journal), oleh Eva M. Morton et al. (2017), hampir 88% dari semua spesies tumbuhan dan sekitar 35% tumbuhan pangan bergantung pada penyerbukan oleh hewan. Walaupun tidak semua tumbuhan membutuhkan serangga penyerbuk, pernyataan hasil riset tersebut menunjukkan bahwa dampak penurunan hingga hilangnya serangga penyerbuk dapat mengakibatkan dampak negatif ekologi dan ekonomi secara signifikan. Dampak yang diberikan sangat memengaruhi stabilitas ekosistem yang luas, keanekaragaman dan produksi tanaman, ketahanan pangan, hingga kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
5. Pentingnya pelestarian hingga pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanjutan

Dilansir ipb.ac.id, menurut pernyataan Prof. Damayanti Buchori, Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB), apabila penyerbuk hilang, maka sebagian besar tumbuhan yang bergantung pada hewan penyerbuk tidak dapat bereproduksi, hilangnya berbagai spesies tumbuhan dan hasil pertanian pun akan menurun. Bahkan, banyak ahli beranggapan bahwa kehidupan akan collapse jika serangga hilang atau punah. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penurunan populasi serangga, salah satunya seperti merombak metode pertanian menjadi lebih ramah lingkungan. Metode tersebut berbasis dalam upaya pengurangan penggunaan pestisida dan diimbangi metode berbasis ekologi yang lebih berkelanjutan. Berdasarkan PLOS ONE (Journal), oleh Peter Batary et al. 2013, peningkatkan keragaman serangga penyerbuk dapat melalui mekanisme pengkayaan tumbuhan berbunga dari pengelolaan pertanian berbahan organik dan mampu menyediakan pakan sepanjang tahun serta ekosistem yang lebih stabil.
Upaya yang tidak kalah penting dalam pelestarian atau pemulihan lingkungan tentunya mengurangi dampak perubahan iklim dan pemulihan habitat. Hal-hal yang dapat dilakukan seperti mengontrol atau menghentikan laju deforestasi, melakukan restorasi, mengembangkan inovasi teknologi hijau, mengurangi polusi udara dengan menanam pohon atau membuat area terbuka hijau di area perkotaan dan lain-lain.
Keberadaan serangga penyerbuk ini mungkin masih jarang diperhatikan dan tidak terlalu dianggap penting. Maka dari itu, dengan mengetahui peran penting dan dampak hilangnya serangga penyerbuk bagi kehidupan, menjadi langkah awal untuk melestarikan, melakukan pemulihan dan pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanjutan.