5 Peran Kumbang Kotoran dalam Menjaga Ekosistem, Dekomposer Ulung

Kumbang kotoran sering kali dianggap sebagai salah satu serangga yang menjijikkan dan tidak berguna. Namun, di balik stereotip negatif terhadap serangga tersebut, kumbang kotoran ternyata memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Banyak dari kita yang mengenal kumbang kotoran sebagai serangga pembersih kotoran hewan, tetapi apakah kalian tahu bahwa kumbang kotoran memiliki peran yang jauh lebih penting daripada itu?
Untuk menambah wawasan kalian seputar serangga mungil ini, ada beberapa fakta mengenai peran kumbang kotoran di ekosistem. Yuk, kita simak bersama-sama!
1. Dekomposer alami

Secara alamiah, kumbang kotoran membantu proses dekomposisi dengan mengonsumsi kotoran hewan dan membantu mengubah materi organik dalam kotoran tersebut menjadi bentuk yang lebih sederhana. Mereka melakukan proses daur ulang bahan organik melalui pengangkutan, pemindahan, dan penguburan kotoran mamalia.
Dalam proses pembersihan, kumbang kotoran dikenal sangat kuat dan efisien. Mereka mampu menggulung bola kotoran yang beratnya 1.141 kali berat mereka sendiri.
Sebagai dekomposer alami, kumbang kotoran juga ikut berperan menjaga kesehatan dan kebersihan hewan-hewan ternak seperti sapi, domba, dan kuda dengan mengurai kotoran-kotoran mereka sehingga tidak tersedia tempat bagi lalat untuk berkembang biak.
2. Mengatur siklus nutrien

Kumbang kotoran memainkan peran yang sangat penting dalam pengaturan siklus nutrien. Dilansir jurnal berjudul A Trait-based Framework for Dung Beetle Functional Ecology, kumbang kotoran menginkorporasi fosfor ke dalam tanah dan tanaman melalui kegiatan penguburan kotoran.
Selain itu, strategi pemindahan kotoran kumbang menentukan di mana mineralisasi nitrogen dan nitrifikasi terjadi, yang pada gilirannya memengaruhi volatilisasi amonia dan emisi gas rumah kaca.
Kumbang kotoran juga mempengaruhi siklus nutrien melalui efek langsung pada komposisi mikroba. Perubahan dalam komposisi mikroba dapat berdampak pada siklus nutrien karena mikroba bertanggung jawab terhadap proses dekomposisi materi organik, fiksasi nitrogen, dan transformasi zat-zat kimia dalam lingkungan.
3. Regulasi parasit

Beberapa kumbang kotoran memengaruhi kelangsungan hidup dan transmisi parasit secara langsung atau tidak langsung melalui berbagai mekanisme. Contoh regulasi parasit yang dilakukan oleh kumbang kotoran, dapat dilihat dari peran mereka dalam mengurangi infeksi parasit pada hewan ternak.
Dilansir frontiers, kumbang kotoran mampu mengurangi jumlah nematoda di padang rumput. Nematoda merupakan cacing parasit yang dapat menginfeksi hewan ternak dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Ketika nematoda yang ada di padang rumput termakan oleh hewan ternak, parasit ini akan berkembang biak di dalam tubuh hewan dan telur mereka diekskresikan dalam kotoran. Saat telur menetas, larva mereka akan bermigrasi ke rumput dan dikonsumsi oleh hewan seperti sapi atau domba, yang secara cepat meningkatkan tingkat infeksi.
Pembuatan terowongan yang dilakukan oleh kumbang kotoran, mempercepat proses pengeringan kotoran yang membuat bibit-bibit parasit mati. Hal ini membunuh telur-telur dan mengurangi jumlah nematoda di padang rumput, sehingga jumlah hewan yang terinfeksi juga menjadi lebih sedikit.
4. Bioturbasi dan pertumbuhan tanaman

Dikutip dari Science Direct, bioturbasi adalah proses pergerakan fisik tanah yang dilakukan oleh fauna atau akar tanaman. Tujuan utama bioturbasi adalah agar organisme dapat mengakses sumber daya dalam tanah seperti makanan, nutrisi, dan air.
Aktivitas menggali yang sering dilakukan oleh kumbang kotoran, dapat secara langsung meningkatkan aerasi tanah, meningkatkan infiltrasi air, porositas tanah, retensi air, dan mengurangi risiko erosi tanah. Selain itu aktivitas menggali juga meningkatkan fauna tanah, jamur, dan aktivitas mikroba.
Hal ini berujung pada perubahan struktural dalam komposisi lapisan tanah yang dapat mengurangi dampak kekeringan pada tanaman, sehingga memelihara produktivitas pertumbuhan tanaman dan menjaga keseimbangan ekosistem secara keseluruhan.
5. Penyebar benih

Beberapa mamalia herbivora dan hewan-hewan pemamah biak, biasanya mengonsumsi jumlah benih yang cukup banyak saat sedang makan. Ketika mereka mencerna makanan, benih-benih ini melewati saluran pencernaan dan akhirnya dikeluarkan melalui kotoran.
Ketika kumbang kotoran menggulung dan mengumpulkan kotoran tersebut, mereka secara tidak sengaja menjadi penyebar benih sekunder. Benih-benih ini kemudian disebarkan dari tempat penumpukan kotoran ke tempat-tempat baru di lingkungan sekitarnya.
Dapat disimpulkan bahwa peran kumbang kotoran—terlepas dari stereotip menjijikannya—memiliki peran ekologis yang penting dalam ekosistem. Selain mengurai kotoran, mereka juga berperan dalam menyediakan nutrisi bagi tanah.
Hilangnya kumbang kotoran akibat gangguan kimia akan membuat tanah menjadi tidak subur dan pertumbuhan tanaman menjadi tidak produktif. Oleh karena itu, mari bersama-sama kita jaga keberlanjutan ekosistem dengan tidak menggunakan bahan kimia berlebihan agar kumbang kotoran dapat terus berkembang biak.