Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Perbedaan Musang dan Luwak, Awas Tertukar!

ilustrasi musang (pexels.com/Magda Ehlers)
ilustrasi musang (pexels.com/Magda Ehlers)

Kamu tahu musang? Apakah luwak sama dengan musang? Sekilas, musang dan luwak memang memiliki banyak kesamaan. Kedua mamalia ini merupakan anggota keluarga viverridae dan beraktivitas di malam hari.

Namun, jika diteliti lebih lanjut, ternyata keduanya memiliki perbedaan dari segi fisik, habitat, makanan dan perilaku. Untuk lebih tahu detail perbedaan musang dan luwak, lanjutkan membaca, ya!

1. Musang memiliki tubuh sedikit lebih besar dibanding luwak

potret musang (instagram.com/mpwhiten)
potret musang (instagram.com/mpwhiten)

Dilihat dari penampilan fisiknya, perbedaan musang dan luwak, musang memiliki perawakan tubuh sedikit lebih besar dibanding luwak. Melansir Restorasi Ekosistem Riau kisaran berat musang antara 2–5 kg. Sementara berat luwak sekitar 3,5–4,5 kg. Musang memiliki moncong yang agak runcing dengan bulu pendek dan tebal. Sedangkan warna musang ada yang abu-abu, cokelat dan hitam.

Tanda khas musang di bagian bawah tubuhnya terdapat garis atau bintik gelap. Sementara luwak memiliki moncong lebih lebar dengan rambut halus berwarna dominan cokelat atau kemerahan. Di sepanjang punggung dan sisi tubuh luwak terdapat garis-garis hitam. Ekor musang biasanya hampir sama atau lebih panjang sedikit dari tubuhnya. Sedangkan ekor luwak lebih pendek daripada tubuhnya.

2. Musang dapat hidup di berbagai ekosistem

potret luwak (freepik.com/kuritafsheen77)
potret luwak (freepik.com/kuritafsheen77)

Menyadur Meandering Wild, musang adalah hewan nokturnal yang biasa aktif di malam hari. Tempat tinggal alami musang bisa di banyak ekosistem. Musang bisa hidup di hutan hujan tropis, hutan mangrove, dataran rendah dan tinggi. Sama seperti musang, luwak juga merupakan makhluk nokturnal. Luwak senang tinggal di daerah yang berhutan dan lembah tropis.

Predator yang ditakuti kedua spesies ini adalah mamalia karnivora besar seperti buaya, ular, singa dan harimau. Musang dan luwak memiliki kelenjar yang dapat mengeluarkan aroma yang khas di bawah ekor mereka. Ketika nyawanya terancam, musang akan mengeluarkan bau busuk untuk melindungi dirinya. Sementara luwak, hewan yang terkenal perannya dalam proses produksi kopi luwak ini, mengeluarkan aroma pandan yang kuat.

3. Makanan luwak adalah buah-buahan, termasuk buah kopi

potret luwak (instagram.com/cafedelturco)
potret luwak (instagram.com/cafedelturco)

Sebagai hewan omnivora, musang memiliki gigi taring yang tajam dan kuat untuk berburu mangsanya. Makanan yang disukai musang adalah serangga, burung, mamalia kecil, buah-buahan dan sayuran. Sementara luwak lebih senang makan buah-buahan, termasuk buah kopi yang menjadi cikal bakal kopi luwak. Masih menyadur Restorasi Ekosistem Riau, proses pencernaan pada luwak memungkinkan biji kopi yang dikonsumsi mengalami fermentasi sebelum dikeluarkan melalui fesesnya.

Dalam sistem pencernaan luwak, terdapat enzim khusus yang mampu mengurangi kandungan kafein dalam biji kopi yang masih setengah tercerna, sehingga memberikan rasa yang lebih kaya dan unik. Rumitnya proses pembuatan kopi luwak dari mulai pemilihan luwak hingga mendapatkan kopi luwak premium inilah yang membuat kotoran luwak menjadi begitu berharga. Gak heran jika kopi luwak dihargai cukup mahal dibandingkan kopi biasa lainnya.

4. Musang jarang terlihat berkelompok

potret luwak (instagram.com/septik.adam)
potret luwak (instagram.com/septik.adam)

Melansir Bali Wildlife, musang lebih suka hidup sendirian. Mereka cenderung soliter dan jarang terlihat berkelompok. Moncongnya yang khas digunakan sebagai sarana komunikasi dengan sesama anggota spesies. Dengan mengandalkan kekuatan giginya, musang melindungi diri dari hewan lain yang membahayakan keselamatannya.

Sementara luwak merupakan hewan yang lebih sosial. Luwak dapat hidup dalam kelompok kecil kawanannya, utamanya saat sedang mencari makan. Luwak memiliki otak yang cerdas dan sering bermain bersama dengan sesamanya pada malam hari. Musang dapat bertahan hidup 2–3 tahun di alam liar dan 10 tahun di penangkaran. Usia luwak di alam bebas bisa bertahan hingga 10 tahun lamanya.  

Oiya, dari perbedaan musang dan luwak, keduanya memiliki persamaan yaitu bisa hidup berdampingan dengan manusia. Sekarang sudah tahu, kan perbedaan keduanya? Jangan sampai salah lagi ya. Yuk, share artikel ini ke temanmu!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aria Hamzah
Hella Pristiwa
Aria Hamzah
EditorAria Hamzah
Follow Us