5 Peristiwa Penting Perang Dunia II yang Terjadi di Bulan Juni

Perang Dunia II yang berkecamuk selama kurang lebih 6 tahun membawa begitu banyak kisah. Sebagian besar sudah pasti kisah pilu dan mengerikan. Akan tetapi, perang skala global ini juga menyimpan sejumlah kisah haru, heroik, serta ajaib yang tak jarang mampu mengubah jalannya perang.
Uniknya, Juni jadi salah satu bulan yang menyimpan banyak peristiwa menarik selama Perang Dunia II berlangsung. Salah satu penyebab mengapa begitu banyak peristiwa terjadi di bulan ini karena pergantian musim semi ke panas di Eropa dan Pasifik sehingga memungkinkan untuk melakukan serangan. Maka dari itu, baik pihak sekutu maupun poros selalu memanfaatkan bulan ini untuk melancarkan operasi militer besar-besaran.
Hebatnya lagi beberapa operasi yang dilaksanakan di bulan Juni ternyata mampu mengubah keseluruhan jalannya perang, lho. Penasaran dengan peristiwa apa saja yang terjadi di bulan Juni? Simak selengkapnya di bawah ini, ya!
1. Berakhirnya misi evakuasi pasukan sekutu di Dunkirk

Operasi evakuasi di Pelabuhan Dunkirk, Prancis, sudah tentu jadi salah satu momen paling dramatis dalam Perang Dunia II. Melihat pasukan Inggris dan Prancis yang sudah dikepung di wilayah utara Prancis oleh Jerman tentu membuat banyak pihak berpikir kalau mereka akan dihabisi dalam waktu dekat.
Akan tetapi, Operasi Dynamo yang dilakukan pada 26 Mei hingga 3 Juni 1940 mengubah situasi putus asa menjadi suka cita bagi sekutu. Dilansir Imperial War Museum, total sebanyak 338 ribu pasukan gabungan itu berhasil diselamatkan dalam kurun waktu yang sangat singkat. Operasi Dynamo pun jadi operasi penyelamatan terbesar sepanjang sejarah. Tak heran kalau evakuasi ini juga dikenal dengan sebutan Miracle of Dunkirk.
Tentunya hal ini tak dapat diwujudkan jika hanya mengandalkan kekuatan militer saja. Selama operasi ini berlangsung, pihak Inggris turut memanggil kapal-kapal sipil yang ada di sekitar perbatasan Inggris-Prancis untuk turut serta membantu evakuasi.
Alhasil, ada begitu banyak kapal sipil yang bolak-balik untuk mengikut misi tersebut. Berkat operasi ini, moral dari masyarakat Inggris semakin tinggi sehingga mereka dapat bertahan dalam Pertempuran Britania Raya di kemudian hari.
2. Prancis menyerah kepada Jerman

Meski sekutu dan beberapa pasukannya berhasil lolos dari Dunkirk, Prancis tetap harus menghadapi kekuatan penuh dari pasukan Jerman yang semakin mendekat. Garis Maginot yang diharapkan dapat mengatasi serangan Jerman justru tidak dapat digunakan karena serangan Jerman dilakukan melalui Belgia dan Luksemburg.
Dengan pasukan terbaik yang sudah dikalahkan sebelumnya, Prancis tak punya banyak kesempatan. History melansir, pada 17 Juni 1940 atau sekitar 6 minggu sejak serangan dimulai, Prancis menyerah. Kemudian pada 22 Juni mereka menandatangani gencatan senjata yang menandakan Prancis telah takluk di tangan Jerman. Kekalahan Prancis inipun jadi bukti dominasi militer Jerman di kawasan Eropa Barat.
Menariknya, penandatanganan gencatan senjata yang dilakukan Prancis dilakukan di tempat khusus. Adolf Hitler yang masih merasakan getirnya kekalahan Jerman pada Perang Dunia I memerintahkan agar surat tersebut ditandatangani di Compiègne, tepatnya di sebuah gerbong kereta yang sama persis di mana Jerman menandatangani pernyataan menyerah pada sekutu di Perang Dunia I.
3. Operasi Barbarossa dilancarkan Jerman kepada Uni Soviet

Usai mengalahkan Prancis dan negara lain di Eropa, Jerman kembali melakukan serangan skala besar terhadap lawan yang tersisa. Akan tetapi, pasukan Jerman kesulitan untuk menembus Selat Inggris yang membuat invasi ke Britania Raya tidak memungkinkan. Akhirnya Hitler dan petinggi militer Jerman mengambil keputusan untuk menaklukkan Uni Soviet di timur dan memaksa Britania Raya duduk di meja perundingan setelahnya.
Atas dasar harapan tersebut, Operasi Barbarossa dilancarkan Jerman pada 22 Juni 1941. Dilansir History, serangan ini awalnya dirancang sebagai serangan cepat untuk melumpuhkan Uni Soviet dalam hitungan minggu.
Operasi ini pun juga jadi operasi militer terbesar dalam sejarah manusia yang melibatkan lebih jadi 3 juta pasukan dari pihak poros. Meski demikian, sejumlah permasalahan seperti cuaca buruk, suplai yang kurang memadai, dan perlawanan sengit dari Uni Soviet justru membuat operasi ini gagal pada akhir 1941.
Berkat Operasi Barbarossa ini, front timur di Eropa tercipta dalam Perang Dunia II. Front inilah jadi tempat paling kejam selama perang di mana ada puluhan juta orang terbunuh, baik dari pihak Jerman maupun Uni Soviet. Serangan ini juga jadi bukti pengkhianatan Jerman atas pakta non-agresi dengan Uni Soviet pada 1939.
4. Pecahnya Pertempuran Midway antara Amerika Serikat dengan Kekaisaran Jepang

Pertempuran Midway yang mempertemukan armada laut Amerika Serikat dengan Jepang pasca Pertempuran Laut Koral. Pertempuran ini pun jadi salah satu momen yang paling menentukan bagi Amerika Serikat karena disinilah mereka berhasil menghentikan agresi Jepang di Pasifik.
Dilansir Britannica, Pertempuran Midway jadi contoh pertempuran laut yang unik. Pasalnya, dibalik masifnya armada laut yang dikerahkan kedua belah pihak, tetapi justru pesawat tempur yang punya peran signifikan selama pertempuran yang berlangsung dari tanggal 3-6 Juni 1942. Ini menandakan kalau dalam pertempuran laut modern, kapal induk yang membawa banyak pesawat tempur akan lebih diunggulkan dibanding kapal tempur biasa.
Dalam pertempuran tersebut, Amerika Serikat diperkuat 3 kapal induk, 8 kapal penjelajah, 18 kapal penghancur, 19 kapal selam, 233 pesawat tempur dari kapal induk, serta 115 pesawat tempur yang berada di Pangkalan Midway dan Hawaii. Sedangkan Jepang diperkuat oleh 4 kapal induk utama, 2 kapal induk ringan, 7 kapal tempur, 15 kapal penjelajah, 45 kapal penghancur, 10 kapal selam, dan 248 pesawat tempur.
Berkat strategi gemilang dan kegigihan yang ditunjukkan angkatan laut Amerika, mereka berhasil menghancurkan keempat kapal induk Jepang, yaitu Akagi, Hiryuu, Soryuu, dan Kaga. Pertempuran ini membuat Amerika berhasil menghalau ekspansi garis pertahanan Jepang di Pasifik. Tak hanya itu, kehilangan 4 kapal induk juga melemahkan kemampuan Jepang dalam menghadapi Amerika disisa pertempuran di Pasifik selepas Midway.
5. D-Day berlangsung, menandakan dimulainya Operasi Overlord yang jadi awal invasi sekutu barat ke Eropa

Melihat situasi di front timur yang semakin menguntungkan bagi Uni Soviet pada akhirnya membuat sekutu barat mantap untuk membuka front kedua pada tahun 1944. Jika sekutu Uni Soviet, Amerika Serikat dan Britania Raya, sukses memecah konsentrasi pasukan Jerman dengan membuka arena pertempuran baru di Eropa Barat, maka hanya tinggal menunggu waktu agar rezim Adolf Hitler dapat diruntuhkan oleh sekutu.
Operasi Overlord kemudian dilaksanakan pada 6 Juni 1944 yang mana didalamnya ada misi pendaratan pertama yang lebih populer dengan sebutan "D-Day". Imperial War Museum melansir, misi ini memiliki tujuan agar pasukan sekutu dapat mendarat di Prancis melalui jalur laut. Tujuan yang dipilih adalah Normandy yang berada di pesisir utara Prancis dengan 5 tempat pendaratan berbeda, yaitu Utah, Omaha, Gold, Sword, dan Juno.
Operasi ini pun jadi salah satu invasi terbesar di dunia karena melibatkan 2 juta pasukan yang terdiri atas 12 negara sekutu. Berkat pendaratan di Normandy, sekutu berhasil membebaskan Prancis serta negara lain yang sempat ada dalam kekuasaan Jerman beberapa tahun sebelumnya. Selain itu, operasi ini juga semakin mempercepat kekalahan Jerman karena adanya serangan sekutu dari 2 front berbeda.
Melihat peristiwa-peristiwa penting di atas, rasanya jadi gambaran kalau dalam perang besar, tak hanya kekuatan sumber daya dan strategi yang jadi kunci dalam kemenangan. Faktor penentuan waktu serangan menjadi penting karena terkadang cuaca bisa jadi penghalang dari operasi yang telah direncanakan. Dan menariknya bulan Juni sangat cocok dengan kriteria tersebut karena pada bulan inilah cuaca cenderung lebih stabil.