5 Planet dan Bulan yang Diteliti NASA untuk Menjadi Bumi Kedua

Perburuan Bumi kedua bukan tentang mencari tempat untuk kita 'pindah', tetapi untuk menjawab pertanyaan mendasar tentang asal-usul dan keberlanjutan kehidupan. Para ilmuwan meneliti planet dan bulan tersebut guna memahami bagaimana kehidupan muncul, berevolusi, dan bertahan di berbagai kondisi. Jika ditemukan dunia lain dengan unsur-unsur yang mendukung kehidupan, itu bisa menjadi bukti bahwa kehidupan bukanlah fenomena langka di alam semesta.
Selain itu, eksplorasi ini juga membantu kita memahami perubahan lingkungan, baik di planet lain maupun di Bumi sendiri, sehingga dapat memberikan wawasan tentang masa depan planet kita dan bagaimana manusia dapat bertahan dalam jangka panjang.
Salah satu kunci utama dalam mencari kembaran Bumi adalah keberadaan air sebagai elemen terpenting. Bukan hanya itu, atmosfer yang stabil dan keberadaan unsur-unsur kimia seperti karbon, hidrogen, nitrogen, dan oksigen juga menjadi faktor penting dalam menentukan apakah suatu planet atau bulan bisa mendukung kehidupan.
Beberapa kandidat yang tengah diteliti menunjukkan potensi menarik, baik di dalam maupun di luar tata surya kita. Dari Mars yang menyimpan jejak air purba hingga bulan-bulan es seperti Europa dan Enceladus yang memiliki samudra tersembunyi, penelitian terhadap objek-objek ini semakin mendekatkan kita pada jawaban atas misteri kehidupan di alam semesta.
1. Mars

Sebagai planet yang paling mirip dengan Bumi di tata surya, Mars telah lama menjadi target utama eksplorasi NASA. Meskipun permukaannya kering dan berdebu, terdapat bukti kuat bahwa Mars pernah memiliki lautan dalam jumlah besar di masa lalu seperti yang dijelaskan oleh NASA. Jadi bisa dibilang kondisi Mars miliaran tahun lalu mirip dengan kondisi Bumi saat ini.
Namun, masa subur tersebut tidak bertahan lama. Seiring berjalannya waktu, Mars perlahan berubah menjadi seperti sekarang, dengan atmosfer yang terlalu dingin dan tipis sehingga tidak bisa mempertahankan air dalam bentuk cair di permukaannya. Meski begitu, fakta bahwa Mars dulu pernah memiliki kondisi yang mendukung kehidupan memberikan petunjuk penting bahwa planet merah ini berpotensi menjadi Bumi kedua.
Sementara itu penelitian Mars masih berlanjut sampai sekarang, para ilmuwan sedang memanfaatkan robot-robot di planet merah tersebut untuk mengumpulkan sampel inti batuan dan regolith (pecahan batu atau tanah) Mars, untuk dibawa kembali ke Bumi dan diteliti di sini.
2. Europa

Europa, salah satu bulan Jupiter, menjadi fokus penelitian NASA selanjutnya karena memiliki lapisan es tebal yang menutupi samudra besar di bawahnya, yang mungkin mengandung bahan-bahan penting untuk kehidupan. Namun, karena Europa sangat jauh dari Matahari, proses fotosintesis tidak bisa terjadi di sana. Tanpa fotosintesis, sulit untuk menghasilkan oksigen, unsur penting bagi kehidupan seperti di Bumi.
Meskipun begitu, para ilmuwan tidak akan berhenti sampai sana. Saat ini NASA sedang menjalankan misi Europa Clipper yang bertujuan untuk mempelajari lebih lanjut kondisi bulan Jupiter tersebut. Misi ini akan menyelidiki samudra bawah permukaan Europa, mencari tahu apakah ada sumber energi lain yang bisa mendukung kehidupan mikroba, meskipun tanpa fotosintesis. Dengan demikian, Europa tetap dianggap sebagai salah satu tempat paling menarik untuk mencari tanda-tanda kehidupan di luar Bumi.
3. Enceladus

Enceladus, bulan Saturnus, juga menjadi objek penelitian NASA karena ada kemungkinan kehidupan di bawah permukaannya. Seperti Europa, Enceladus memiliki samudra cair yang tersembunyi di bawah lapisan es tebal.
Menariknya, pesawat Cassini yang pernah menjelajahi Saturnus menemukan hidrogen dalam gas dan partikel es yang menyembur keluar dari Enceladus. Ini berarti Enceladus memiliki sumber energi kimia yang bisa mendukung kehidupan mikroba. Bukan hanya itu, penemuan ini juga menunjukkan bahwa air hangat yang mengandung mineral mengalir ke lautan dari celah-celah di dasar laut. Dan sekarang, Enceladus tampaknya memiliki tiga bahan yang penting untuk kehidupan: air, sumber energi, dan bahan kimia seperti karbon, hidrogen, nitrogen, dan oksigen.
Sayangnya, Cassini tidak mampu mendeteksi kehidupan di Enceladus, tapi jika ada kehidupan di sana, itu bisa berarti kehidupan mungkin ada di tempat lain di kosmos. Jika tidak ada, itu bisa menunjukkan bahwa kehidupan lebih sulit muncul dari yang kita kira. Misi berikutnya ke Enceladus akan membantu kita memahami apakah bulan ini bisa mendukung kehidupan.
4. Titan

Titan adalah satu-satunya bulan di tata surya yang memiliki atmosfer tebal, dan juga satu-satunya tempat selain Bumi yang memiliki cairan seperti sungai, danau, dan laut di permukaannya.
Bedanya, danau dan laut di Titan terbuat dari metana dan etana. Cairan ini terbentuk karena suhu Titan yang sangat rendah sehingga membuat gas metana dan etana berubah menjadi cairan. Meskipun tidak seperti air yang kita kenal, metana dan etana tetap dapat mengalir, mengisi danau, serta membentuk sungai dan laut di permukaan Titan. Keberadaan cairan ini menciptakan lingkungan yang unik dan menunjukkan kemungkinan adanya proses yang serupa dengan siklus air di Bumi, meski dengan bahan yang berbeda.
Berkaitan dengan penelitian Titan yang lebih lanjut, NASA telah merencanakan peluncuran misi Dragonfly pada tahun 2028. Misi ini akan melibatkan pesawat terbang untuk menjelajahi permukaan Titan dan mencari tahu lebih banyak tentang kemungkinan kehidupan di sana, termasuk mencari bahan organik yang bisa mendukung kehidupan.
5. Kepler-452b

Misi Kepler NASA berhasil menemukan planet pertama yang seukuran Bumi di zona layak huni, yaitu daerah di sekitar bintang tempat air cair bisa ada di permukaan. Kepler-452b, berukuran 60% lebih besar dari Bumi dan mengorbit bintang tipe G2 yang mirip dengan Matahari. Dengan penemuan ini membawa kita lebih dekat untuk menemukan 'Bumi 2.0' di luar sana.
Kepler-452b lebih besar dari Bumi, tetapi orbitnya hanya 5% lebih panjang dengan durasi 385 hari. Planet ini juga sedikit lebih jauh dari bintang induknya, Kepler-452, dibandingkan jarak Bumi dari Matahari. Kepler-452, bintang induk Kepler-452b, berusia 6 miliar tahun, lebih tua 1,5 miliar tahun dari Matahari, dengan suhu, kecerahan, dan ukuran yang serupa namun sedikit lebih besar.
Meskipun masih belum banyak informasi yang diketahui tentang Kepler-452b karena jaraknya yang sangat jauh dari Bumi yaitu sekitar 1.400 tahun cahaya, tetapi sejauh ini penelitian menunjukkan bahwa planet ini kemungkinan sangat mirip dengan struktur Bumi.
Penelitian NASA terhadap planet dan bulan seperti Mars, Europa, Enceladus, Titan, dan Kepler-452b membuka potensi besar dalam pencarian Bumi kedua. Meski tantangannya banyak, temuan ini mengajarkan kita lebih banyak tentang kondisi yang dapat mendukung kehidupan di luar Bumi. Misi ke tempat-tempat ini pun akan terus menggali jawaban atas pertanyaan besar tentang asal-usul kehidupan. Semoga tulisan ini bermanfaat!