Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Seharga hingga Ratusan Miliar, Ini 5 Toksin Hewan Termahal di Dunia

Pengambilan bisa dari ular raja kobra. (outsourcing-pharma.com)

Toksin merupakan enzim kimia tertentu yang dimiliki oleh spesies hewan untuk digunakan sebagai senjata sekaligus pertahanan diri. Secara umum, toksin dibagi menjadi dua jenis, yakni bisa (venom) dan racun.

Bisa merupakan zat atau senyawa kimia yang dikeluarkan melalui taring. Sementara, racun adalah zat kimia yang dikeluarkan oleh bagian tubuh lain atau terletak di seluruh tubuh hewan.

Nah, ternyata, di dunia ini ada beberapa jenis toksin atau racun yang berharga sangat mahal. Zat-zat kimiawi tersebut digunakan untuk keperluan riset di bidang sains. Penasaran dengan racun-racun hewan tersebut? Yuk, simak artikelnya.

5. Bisa ular death adder

ular death adder (crikey.com.au)

Dilansir Untamed Science, bisa dari ular death adder bersifat neurotoksik yang akan membuat korbannya mengalami kelumpuhan otot, nyeri perut parah, pembengkakan kelenjar, dan bahkan henti napas hingga menyebabkan kematian. Mereka biasa ditemukan di gurun-gurun yang ada di Benua Australia.

Namun, bisa dari ular bernama ilmiah Acanthophis pyrrhus tersebut juga dibutuhkan sebagai bahan serum antibisa dan riset medis lainnya. Zat toksin tersebut dihargai sekitar 3 ribu dolar AS atau Rp43 juta per gramnya. Banyaknya laporan akan korban dari gigitan ular ini membuat produksi serum antibisa mengalami peningkatan.

4. Bisa ular mulga

ular cokelat australia (reptilegardens.com)

Salah satu ular mematikan di Australia adalah ular mulga atau ular cokelat australia. Menurut laman Australian Museum, mereka sebetulnya cukup pasif dan takut terhadap manusia. Namun, jika terdesak, ular ini akan mengeluarkan bisa yang cukup mematikan bagi manusia dewasa.

Layaknya ular lain di Australia, keberadaan mereka juga diimbangi dengan produksi antibisa untuk mengatasi gigitan fatalnya. Ditulis dalam Modern Farmer, harga bisa ular bernama Latin Pseudechis australis ini mencapai 4 ribu dolar AS atau Rp57 juta per gram.

3. Bisa ular karang

ular karang (britannica.com)

Dengan warna yang mencolok, ular karang menjadi salah satu spesies ular yang sangat berbisa di dunia. Dilansir Live Science, bisa mereka diklasifikasikan sebagai zat toksin tingkat tinggi yang dapat mengakibatkan kematian. Namun, laporan kematian manusia karena ular ini sangat rendah mengingat sifatnya yang pemalu.

Biaya pengobatan pasien yang tergigit ular ini ternyata cukup tinggi, lho. Dicatat dalam Smithsonian Magazine, pasien harus mengeluarkan uang sebesar 2.300 dolar AS atau Rp33 juta untuk satu dosis antibisa. Sementara, harga venom yang dihasilkan ular karang mencapai 4 ribu dolar AS atau setara Rp57 juta untuk setiap gramnya.

2. Bisa raja kobra

ular raja kobra (wikimedia.org)

Masuk dalam jajaran ular paling mematikan di dunia, raja kobra (king cobra) juga dinobatkan sebagai ular berbisa terbesar. Ophiophagus hannah ini punya bisa yang mampu membunuh 20 orang dewasa dalam sekali gigitan, ditulis oleh National Geographic. Selain itu, korbannya di seluruh dunia juga terbilang cukup banyak.

Itu sebabnya, penawar bisa ular ini dinilai sangat perlu untuk diproduksi. Bahkan, riset terhadapnya juga dilakukan untuk mengembangkan pengobatan medis di masa depan. Diberitakan dalam laman Beyond Type, harga bisa raja kobra mencapai 153 ribu dolar AS atau Rp2,2 miliar per 3,8 liter.

1. Racun kalajengking kuning

Kalajengking kuning punya racun yang berguna bagi sains. (certifiedvenomexstore.com)

Racun hewan apa yang dinobatkan sebagai toksin termahal di dunia? Dilansir Modern Farmer, kalajengking kuning (deathstalker scorpion) menduduki peringkat teratas.

Racun mereka dapat mencapai 39 juta dolar AS atau Rp560 miliar per 3,8 liter. Itu berarti bahwa harga per gramnya mencapai Rp147 juta. Sayangnya, satu ekor kalajengking hanya akan menghasilkan 2 miligram racun berkualitas baik.

Zat toksin yang dihasilkannya diperlukan untuk keperluan riset sains dan farmasi. Bahkan, ada beberapa riset ilmiah yang mencari jawaban apakah racun ini bisa berkontribusi bagi medis atau tidak, dalam hal ini adalah menciptakan obat-obatan untuk mengatasi kanker.

Sebuah jurnal berjudul "Scorpion Venom: The Newest Treatment for a Deadly Cancer" yang diterbitkan dalam National Foundation for Cancer Research mengungkap bahwa protein yang terdapat dalam racun kalajengking diduga bisa mengatasi penyebaran sel-sel kanker secara efektif. Jika kesimpulan dari penelitian tersebut valid, mungkin di masa depan, kalajengking kuning akan menjadi hewan primadona di seluruh dunia.

Cukup menarik mengetahui bahwa toksin dari hewan-hewan tersebut bisa berguna bagi kebutuhan manusia. Namun, semoga perburuan terhadap hewan-hewan tersebut tidak dilakukan secara masif karena dikhawatirkan membuat mereka punah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dahli Anggara
EditorDahli Anggara
Follow Us