Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Selain Sembuhkan Diri, 10 Hewan Ini Mampu Sembuhkan Manusia

ilustrasi tikus mol telanjang atau naked mole rat (commons.wikimedia.org/John Brighenti)

Sejak dulu manusia telah melakukan berbagai cara untuk menyembuhkan berbagai penyakit yang mereka derita dengan banyak ramuan, beberapa hewan justru sebaliknya. Justru, ada sejumlah hewan yang mampu menyembuhkan diri mereka sendiri tanpa bantuan siapa pun.

Selain menyembuhkan diri sendiri, penelitian juga berhasil mengungkap betapa hewan-hewan ini juga bisa memberikan kesembuhan pada manusia. Mereka memiliki kemampuan penyembuhan yang luar biasa. Penasaran hewan apa sajakah itu?

1. Anjing bisa mengobati lukanya sendiri

potret anjing (pixabay.com)

Ada beberapa alasan mengapa anjing sering menjilati luka yang dideritanya. Kebiasaan ini merupakan respons naluriah pada anjing dan beberapa hewan lain, karena air liur mereka memiliki kandungan yang mampu membekukan darah. Hal ini dapat menghentikan pendarahan dan mempercepat penyembuhan luka. Air liur anjing juga dapat menangkal patogen. Itulah sebabnya kita mungkin sering melihat anjing menjilati anaknya.

Namun meskipun anjing mampu mengobati lukanya sendiri, tapi hal ini tidak berlaku bagi manusia, ya. Pasalnya, air liur anjing mengandung sekumpulan bakteri yang berbahaya bagi manusia. Air liur anjing biasanya mengandung bakteri yang disebut pasteurella dan bartonella, serta parasit, yang dapat menyebabkan infeksi pada luka manusia.

2. Tikus mampu mendeteksi tuberkulosis pada manusia

potret tikus (pixabay.com/JonathanRieder)

Kamu pasti tahu, kan, kalau tikus sering kali menjadi uji coba dalam penelitian medis. Hal yang masih menjadi kontroversi hingga sekarang ini terkait perlakuan manusia terhadap hewan pengerat ini. Namun ada alasannya, lho, mengapa spesies khusus ini dianggap sangat penting bagi banyak penelitian. Tikus ternyata memiliki bakat yang tidak dimiliki hewan lain, dan ia juga sangat mudah dilatih.

Pada 2014, misalnya, seekor tikus raksasa di Mozambik berhasil dilatih untuk mengendus penyakit tuberkulosis di Afrika. Nah, karena penyakit ini menular melalui udara, kemampuan tikus untuk mendeteksi penyakit tersebut pada manusia dinilai sangat luar biasa. Itu sebabnya, kemampuannya ini sangat berharga dalam menyelamatkan nyawa manusia.

Tikus yang kita bicarakan barusan bernama Charles. Tingkat keberhasilan Charles dalam mendeteksi kasus TBC adalah 70 persen. Menurut para ilmuwan, hal ini cukup baik untuk upaya deteksi tuberkulosis pada manusia.

Tikus juga dilatih untuk memanfaatkan kelenjar penciuman yang dimilikinya untuk mendeteksi ranjau darat di wilayah di Tanzania. Tikus bisa dibilang adalah hewan penyelamat umat manusia. Jadi mungkin ada baiknya kita berhenti dulu, deh, menyalahkan mereka terkait wabah yang diduga disebabkan oleh tikus.

3. Racun ular berbisa digunakan sebagai obat stroke

Ular Pit Malaya (Calloselasma rhodostoma) (commons.wikimedia.org/Chris Oldnall)

Ular adalah salah satu hewan yang paling ditakuti di dunia karena gigitannya, terutama ular yang berbisa. Namun, para peneliti juga punya alasan mengapa makhluk paling menakutkan ini bisa bermanfaat bagi umat manusia. Dilansir The New York Times, para ahli saraf menemukan bahwa racun ular berbisa Malaya—bisanya diketahui dapat menyebabkan kematian—ternyata dapat membekukan darah.

Dengan memurnikan sifat racunnya, dan memberikannya kepada korban stroke dalam jangka waktu tertentu, para ahli ini percaya bahwa mereka dapat membalikkan potensi gumpalan darah atau memperbaiki kerusakan otak akibat stroke. Nah, racun ular yang berhasil di netralisir ini justru dapat menyelamatkan nyawa manusia dan meningkatkan kualitas hidup para penyintas stroke. Wah, sungguh di luar dugaan, ya!

4. Dengkuran kucing dapat meredakan stres dan bagus untuk tulang manusia

potret kucing (unsplash.com/Yerlin Matu)

Ada yang sudah tahu belum, nih, kalau ternyata mengelus-ngelus kucing sambil mendengar suara dengkurannya yang bergetar, atau menikmati cakarannya ternyata bisa saling menguntungkan, lho. Sebagaimana yang dikutip Scientific American, kucing mengeluarkan dengkurannya pada frekuensi antara 25 sampai 150 hertz, frekuensi yang telah terbukti meningkatkan kepadatan tulang dan penyembuhan pada manusia.

Selain itu, dengkuran kucing juga dapat meredakan stres dan menurunkan tekanan darah pada manusia. Mereka juga bisa meningkatkan mobilitas sendi bagi penyandang difabel. Selain lucu, anabul ternyata menguntungkan ya bagi kesehatan pemiliknya.

5. Hewan peliharaan dapat membantu anak autisme bersosialisasi dengan lebih baik

potret seekor anjing bersama seorang gadis kecil (pixabay.com/Stephen Chantzis)

Menurut peneliti dari University of Missouri, anak-anak dalam spektrum autisme dapat mendapat manfaat besar jika memiliki hewan peliharaan di rumah. Di antara pasien yang diteliti untuk penelitian ini, anak-anak yang memiliki hewan peliharaan lebih cenderung mudah bersosialisasi dengan orang lain, dibandingkan dengan mereka yang tidak.

Gretchen Carlisle, salah satu tim dari penelitian, mengatakan bahwa, "Keterampilan sosial semacam ini biasanya sulit dilakukan oleh anak-anak autis, namun penelitian ini menunjukkan bahwa ketegasan anak-anak akan jadi lebih besar jika mereka tinggal bersama hewan peliharaan."

Dia menambahkan bahwa, “Anak-anak dengan autisme tidak selalu mudah berinteraksi dengan orang lain, namun jika ada hewan peliharaan di rumah yang menjadi teman dekat anak tersebut dan seseorang mulai bertanya tentang hewan peliharaannya, kemungkinan besar anak tersebut akan meresponsnya,” jelasnya.

6. Hewan peliharaan juga bisa menjadi terapeutik bagi manusia

potret anjing yang digendong (pixabay.com/Pexels)

Ada alasan mengapa terapi dengan bantuan hewan menjadi praktik yang paling diandalkan dalam dunia kedokteran. Penelitian telah menunjukkan bahwa pasien yang sakit atau mengalami tekanan psikologis bisa mendapat manfaat besar dari kehadiran hewan, karena hewan memberikan kenyamanan bagi mereka yang membutuhkan relaksasi, serta penyembuhan bagi penderita kondisi kronis. Mereka yang memiliki hewan peliharaan biasanya akan lebih bahagia, meningkatkan kemampuan berkomunikasi, dan menguntungkan secara psikologis.

Dalam beberapa layanan psikiater, anjing dilibatkan untuk membantu pasien dengan penyakit mental, seperti gangguan stres pasca-trauma, skizofrenia, kesedihan, depresi, kecemasan, dan bahkan gangguan bipolar, karena anjing lebih mudah untuk dilatih. Terapi hewan peliharaan dapat meningkatkan pelepasan oksitosin pada manusia, yang merupakan hormon yang memiliki khasiat penyembuhan dan kesehatan jangka panjang.

7. Lumba-lumba bisa menyembuhkan lukanya sendiri secara cepat

potret lumba-lumba di laut (pixabay.com/joakant)

Pada manusia, satu luka traumatis saja bisa menyebabkan pendarahan hebat atau infeksi dan bisa berakibat fatal, namun lumba-lumba dapat menyembuhkan lukanya sendiri, lho. Michael Zasloff dari Universitas Georgetown mengatakan bahwa lumba-lumba menghasilkan senyawa seperti organohalogen yang berfungsi sebagai antibiotik alami yang menjaga lukanya agar tidak infeksi. Saat lumba-lumba memulihkan lukanya, ia meregenerasi struktur lemak secara kompleks. Jadi tidak menimbulkan bekas luka.

Nah, ternyata khasiat penyembuhan ini bisa dirasakan juga pada manusia. Pasalnya, sel-sel lumba-lumba kemungkinan mengandung protein yang dapat membantu menyembuhkan luka pada manusia sekaligus mengurangi rasa sakit. Meski masih dalam proses penelitian, para peneliti berharap dapat mengisolasi agen mikroba milik lumba-lumba ini untuk mematikan bakteri berbahaya yang dapat menyebabkan luka fatal pada manusia.

8. Jaringan hiu yang dapat membunuh virus mematikan

potret hiu di laut (unsplash.com/Joel_shoots)

Lumba-lumba bukan satu-satunya makhluk laut yang memiliki sifat penyembuhan. Peneliti Michael Zasloff juga menemukan bahwa senyawa dalam jaringan hiu dogfish, yang disebut squalamine, dapat melawan virus mematikan, seperti demam berdarah dan hepatitis, yang sangat sulit diobati dengan obat-obatan biasa.

Michael Zasloff juga berpendapat bahwa squalamine berpotensi menghentikan penggandaan sel kanker pada tingkat molekuler. Bahkan senyawa tersebut sekarang juga digunakan untuk mengobati degenerasi makula. Namun, penelitian lebih lanjut sedang dilakukan untuk mengetahui efektivitasnya melawan penyebaran kanker.

9. Hibernasi beruang dapat membantu mengobati pasien Alzheimer dan demensia

potret beruang tidur (unsplash.com/Conner Baker)

Pada 2015, para peneliti di Inggris menemukan potensi penyembuhan antara beruang yang berhibernasi dengan manusia yang menderita gangguan neurodegeneratif, seperti penyakit Alzheimer dan demensia. Sebagaimana dirinci oleh BBC, para ilmuwan mempelajari beruang yang sedang tidur dan menemukan bahwa, saat beruang tertidur selama musim dingin, 20 hingga 30 persen sinapsis tengkorak beruang mati. Bagian otak beruang ini berhasil hidup kembali saat mereka terbangun pada musim semi.

Para peneliti menemukan bahwa bahan kimia yang memungkinkan terjadinya fenomena ini adalah RBM3, yang diyakini para ahli dapat diberikan kepada pasien yang menderita degenerasi saraf, untuk mencegah sel-sel otak mati. Kemungkinan, hilangnya memori dan berkurangnya fungsionalitas dapat dicegah dengan penerapan versi buatan dari penelitian tersebut. 

10. Tikus mol telanjang kebal terhadap kanker

ilustrasi tikus mol telanjang atau naked mole rat (commons.wikimedia.org/John Brighenti)

Manusia ingin sekali menemukan obat untuk kanker, karena penyakit ini merupakan salah satu pembunuh terbesar di dunia. Namun ada satu jenis hewan yang kebal terhadap penyakit ini, yaitu tikus mol telanjang. Para peneliti di Universitas Rochester menemukan pada 2013 bahwa tikus mol telanjang tidak akan pernah menderita kanker, karena zat yang disebut HMW-HA, membuat mereka kebal terhadap penyakit ini.

Sejak saat itu, para ahli berhasil menemukan gen yang bertanggung jawab untuk menciptakan senyawa kimia tersebut. Mereka berharap dengan menguji zat tersebut pada hewan lain, hal ini dapat membantu mencegah tumor dan kanker pada manusia juga. Terdapat bukti tidak langsung bahwa HMW-HA dapat bekerja pada manusia, karena digunakan dalam suntikan anti-kerut (anti penuaan) dan untuk menghilangkan rasa sakit akibat radang sendi pada sendi lutut, tanpa efek samping apa pun.

“Harapan kami adalah hal ini juga dapat memicu respons antikanker,” jelas Andrei Seluvanov, salah satu tim dari penelitian tersebut. Jika dia benar, obat untuk kanker mungkin sudah ada di depan mata kita. Hal ini tentunya dapat menyelamatkan banyak nyawa.

Memang benar adanya, Tuhan menciptakan semua makhluknya dengan sebaik mungkin, bahkan hewan sekalipun. Selain dapat menyembuhkan diri mereka sendiri, ternyata kemampuan ini juga dapat membantu manusia juga. Semoga saja akan lebih banyak lagi penelitian tentang hewan yang dapat bermanfaat bagi umat manusia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Amelia Solekha
EditorAmelia Solekha
Follow Us