Tergolong Karnivora, Bagaimana Panda Survive dengan Cuma Makan Bambu?

Bambu sebenarnya "daging imitasi" bagi panda raksasa

Panda raksasa (Ailuropoda melanoleuca) terkenal sebagai militan vegetarian karena sanggup memakan bambu selama 12-14 jam sehari. Namun, alih-alih herbivora, sebenarnya panda berada di taksonomi karnivora, sebab masih kerabat dekat dengan beruang. 

Salah satu pertimbangan pengelompokan ini merujuk sistem pencernaan panda raksasa yang lebih mirip dengan karnivora daripada herbivora. Anatomi usus yang menyerupai pemakan daging menjadikan hewan endemik China ini sebagai evolusioner yang misterius.

Berkat sebuah studi di negeri asalnya, kini kita bisa lebih memahami mengapa pola makan panda raksasa bertentangan dengan kemampuan sistem pencernaannya. Para peneliti mencari tahu bagaimana cara panda bertahan hidup dengan hanya mengandalkan bambu sebagai asupan utama.

Sementara bambu mengandung serat yang tinggi, tapi itu adalah sumber pangan yang rendah nutrisi. Bagaimana itu bisa mencukupi kebutuhan energi harian panda raksasa?

Nah, kesenjangan fakta itulah yang akan kita ulik bersama dalam artikel ini. 

Penelitian dilakukan pada panda raksasa liar di China

Tergolong Karnivora, Bagaimana Panda Survive dengan Cuma Makan Bambu?ilustrasi panda raksasa (pexels.com/Cesar Aguilar)

Untuk mengetahui jenis bambu yang dimakan panda raksasa, tim peneliti dari Chinese Academy of Sciences menghabiskan bertahun-tahun mengikuti kehidupan panda liar di cagar alam Foping, pegunungan Qinling, China. 

Tim internasional yang dipimpin oleh ahli biologi konservasi, Fuwen Wei, memasang kalung pelacak pada sebagian panda liar. Meski panda mudah terlihat karena ukuran tubuhnya, mereka dinilai cukup pendiam saat bersembunyi di tengah hutan bambu.

Berkat lokasi yang bisa ditelusuri, peneliti mengobservasi panda raksasa dari jarak 20 meter dan mengumpulkan sekitar 120 kotoran yang ditinggalkan setiap panda dalam satu hari perburuan makan. 

Zat ekskresi panda raksasa itu lalu dianalisis dan dibandingkan dengan nutrisi pada tanaman bambu di sana. Hasil yang diperoleh bisa memberikan gambaran seberapa banyak kandungan protein, karbohidrat, dan lemak yang diserap oleh fauna ini. 

Migrasi panda raksasa memengaruhi jenis asupannya

Tergolong Karnivora, Bagaimana Panda Survive dengan Cuma Makan Bambu?ilustrasi panda makan bambu (pexels.com/Klub Boks)

Menurut studi yang dimuat jurnal Current Biology tahun 2019 ini, panda raksasa melakukan migrasi sesuai musim pertumbuhan bambu untuk memperoleh makanan yang bergizi. 

Mulai akhir bulan Agustus, panda menghabiskan sekitar delapan bulan melahap spesies bambu dataran rendah bernama ilmiah Bashania fargesii. Saat tunas baru tumbuh, panda beralih memakan itu dan meninggalkan daun. Bambu muda yang dikonsumsi mengandung protein lebih besar, yakni sebanyak 32 persen. Sedangkan daun bambu hanya mencapai 19 persen . 

Saat memasuki bulan-bulan musim panas, panda raksasa akan pindah ke tempat yang lebih tinggi dan memakan rebung dari jenis bambu yang berbeda, yaitu Fargesia qinlingensis. Tunas-tunas lembut itu juga menawarkan susunan nutrisi yang serupa dengan spesies pertama.

Uji analisis kotoran dua panda yang terlacak mengungkapkan bahwa usus mereka mengekstraksi lebih banyak protein dari bambu, dan meninggalkan karbohidrat serta lemak. Analisis dalam riset ini hanya melihat porsi nutrisi tanpa menghitung jumlah totalnya.

Para peneliti menggarisbawahi bahwa bagaimanapun, tidak banyak protein dalam bambu. Jadi, ini menjelaskan alasan dari banyaknya waktu yang dihabiskan panda untuk memakan bambu. 

Baca Juga: 7 Alasan Panda Adalah Hewan yang Berbahaya, Jangan Diganggu!

Pola makan panda raksasa dinilai serupa hiperkarnivora

Tergolong Karnivora, Bagaimana Panda Survive dengan Cuma Makan Bambu?ilustrasi panda raksasa makan bambu (pexels.com/Ramaz Bluashvili)

Di alam terbuka, panda memakan bambu dalam jumlah besar dan mencernanya dengan sangat efisien. Sehingga protein bambu ini diperkirakan bisa memasok setidaknya setengah dari kalori hewan, bila diperbandingkan. 

Dilansir siaran pers para peneliti di Eurek Alert, terlepas dari gaya hidup vegan panda, pola makan satwa langka ini mendekati hiperkarnivora. Suatu hewan dianggap hiperkarnivora apabila memperoleh 70 persen lebih makanannya dari hewan lain.

Sekitar 50 persen energi panda raksasa berasal dari protein, ini mirip dengan profil energi serigala atau kucing. Sementara mamalia herbivora lain biasanya cuma mengandalkan protein untuk menyuplai 20 persen dari total energi. Atas dasar ini, para peneliti menganggap bahwa panda adalah hewan karnivora.

Bagi penemunya sendiri, hasil riset ini disebut tidak terduga. 

"Itu mengejutkan. Secara nutrisi bambu terlihat seperti sejenis daging," kata Fuwen Wei dalam wawancaranya dengan The Atlantic

Karena kandungan nutrisi itu, para peneliti melihat bahwa bambu bisa jadi "daging imitasi" bagi panda, yang menegaskan statusnya sebagai mamalia karnivora. 

Berdasarkan apa yang dimakan, panda raksasa memang tergolong herbivora. Namun, kalau merujuk makronutien dari makanan yang dicerna dan diserap, mereka juga bisa termasuk karnivora.

Evolusi panda raksasa dari karnivora menjadi herbivora

Tergolong Karnivora, Bagaimana Panda Survive dengan Cuma Makan Bambu?Pixabay.com/natuurfan1978

Lewat publikasi ilmiah berjudul Giant Pandas Are Macronutritional Carnivores, para ahli membawa diskusi tentang evolusi sistem pencernaan panda ke tingkat yang lebih maju.

Pola makan panda raksasa yang menyerupai pemakan daging ternyata dipengaruhi oleh mikroba sejenis karnivora yang menghuni ususnya. Selain itu, panda raksasa juga memiliki saluran dan enzim pencernaan yang mirip dengan karnivora.

Inilah yang membuat kritikus berargumen bahwa panda adalah kesalahan evolusioner dari spesies beruang. Mengingat usus karnivora panda harus menghabiskan sebagian besar waktunya memakan bambu yang miskin nutrisi untuk bertahan hidup. 

Namun, panda raksasa telah mengembangkan ciri-ciri herbivora pada otot rahang dan gigi yang diadaptasi untuk mengunyah makanan berserat. Serta "jempol semu" yang digunakan untuk memegang bambu. 

Sehingga sekalipun usus mereka dirancang untuk mencerna protein hewani, itu tidak mengurangi bukti keindahan evolusi yang mengubah nenek moyang karnivora panda menjadi hewan vegan yang menggemaskan.   

Berbicara secara evolusioner, peralihan karnivora menjadi vegan mungkin nampak sebagai perubahan mendadak bagi panda. Namun, melalui hasil penelitian ini para ilmuwan melaporkan bahwa peralihan pola makan itu tidak secepat kelihatannya. 

Dilansir Science News, ahli biokimia dari Mississippi State University, Carrie Vance berpendapat bahwa itu semua tentang kalori yang terjangkau. Jika usus panda yang seperti karnivora bisa mencerna energi yang dibutuhkan oleh herbivora, maka saudara beruang itu barangkali tidak perlu berevolusi dari sesuatu yang masih berfungsi.

Panda raksasa beradaptasi sebagaimana yang dilakukan manusia

Tergolong Karnivora, Bagaimana Panda Survive dengan Cuma Makan Bambu?panda makan daun bambu (pixabay.com/wal_172619-12138562)

Modifikasi pola makan panda yang relatif kecil demi bertahan hidup di hutan bambu dinilai mirip dengan cara manusia menyesuaikan diri dengan diet vegetarian.

Dilansir Smithsonian Magazine,  Silvia Pineda-Munoz dari Georgia Institute of Technology mengatakan bahwa panda raksasa melakukan apa yang dilakukan oleh manusia vegetarian.

"Kita memiliki kebutuhan protein yang tinggi, sehingga kita tidak akan bisa bertahan kalau hanya makan salad sayur. Jadi, kita memilih untuk makan tahu, kacang-kacangan, dan sumber nabati lain yang mengimbangi protein yang tidak kita peroleh dari produk hewani. Pada akhirnya, vegetarian dan non-vegetarian tidak memiliki pola makan yang berbeda dari segi kebutuhan nutrisi."

Menyoal kebutuhan nutrisi, Fuan Wei dkk. menyarankan aspek itu menjadi pertimbangan dari upaya mengategorikan hewan ke konsep karnivora dan herbivora. Misalnya dengan berdasarkan jumlah protein, lemak, dan karbohidrat yang dibutuhkan hewan, sesuatu yang belum banyak dipahami pada banyak spesies. 

Hasil studi ini juga bermanfaat pada konservasi panda. Karena meski panda di penangkaran menerima suplai bambu yang cukup stabil, tapi banyak yang masih menderita penyakit iritasi usus dan masalah pencernaan. 

Studi ini menunjukkan kemungkinan bahwa panda-panda raksasa tersebut tidak memperoleh rebung tinggi protein sebagaimana panda liar di luar sana. Jadi, ini bisa memberi masukan untuk pengaturan makan dan suplementasi yang lebih baik bagi populasi panda raksasa.

Banyaknya waktu dan jumlah bambu yang dikonsumsi panda raksasa menunjukkan bagaimana spesies yang rentan punah itu berusaha bertahan hidup. Sehubungan dengan makanan yang dikonsumsi, panda adalah herbivora, tetapi makronutrien dari makanannya lebih seperti karnivora. 

Campuran sifat antara pemakan daging dan tumbuhan yang dimiliki panda adalah transisi menakjubkan yang ditunjukkan oleh evolusi hewan. Pada akhirnya sama seperti manusia, panda raksasa hanya berupaya sebaik mungkin untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. 

Penulis: Dian Rahma Fika Alnina

Baca Juga: Kenapa Panda Berwarna Hitam-Putih? Ini Penjelasannya

Topik:

  • Bunga Semesta
  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya