Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Serangga yang Bisa Menyengat, Apakah Berbahaya bagi Manusia?

lebah (commons.wikimedia.org/Jon Sullivan)
lebah (commons.wikimedia.org/Jon Sullivan)
Intinya sih...
  • Lebah bisa menyebabkan gejala ringan hingga menengah, tapi beberapa spesies seperti lebah madu raksasa asia dan lebah afrikanisasi sangat berbahaya.
  • Tawon memiliki sengatan yang lebih berbahaya daripada lebah, dengan efek yang luar biasa seperti pembengkakan, demam, iritasi kebas, hingga gangguan pernafasan. Tawon raksasa asia mampu membunuh 50 orang setiap tahunnya.
  • Semut jarang menyengat dan tidak terlalu berbahaya, namun jika merasa terancam atau terusik akan menyengat. Kumbang juga jarang menyengat kecuali spesies kumbang kalajengking. Ulat bulu merupakan larva dari ngengat dan bisa menyebab
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Diantara banyaknya strategi pertahanan hewan, sengatan menjadi salah satu yang paling unik. Tak cuma menusuk dan menimbulkan luka, sengatan juga mampu menyuntikan bisa yang cukup berbahaya. Tak tanggung-tanggung, sengatan hewan bisa menyebabkan bengkak, demam, hingga kematian. Nah, serangga merupakan salah satu jenis hewan dengan sengatan paling menyakitkan dan berbahaya.

Contohnya, semut bisa menyengat secara berkelompok dan mampu memberikan efek yang sangat buruk. Kemudian, ada juga tawon yang sengatannya mampu menghilangkan nyawa manusia. Sengatan lebah juga tak bisa diremehkan, pasalnya efeknya sangat berbahaya bagi anak-anak. Lebih lanjut, mari kita bahas serangga-serangga tersebut secara rinci dan mendalam.

1. Lebah

lebah (commons.wikimedia.org/Ranieljosecastaneda)
lebah (commons.wikimedia.org/Ranieljosecastaneda)

Dilansir Cleveland Clinic, biasanya sengatan lebah hanya bisa menyebabkan gejala ringan hingga menengah. Rasa sakit, pembengkakan, dan iritasi merupakan gejala paling umum dari sengatan lebah. Semuanya tidak mengancam nyawa dan efeknya hanya bertahan beberapa jam hingga beberapa hari. Lebih lanjut, pengobatan ringan sudah cukup untuk mengatasi sengatannya.

Walau begitu, ada beberapa spesies lebah yang harus diwaspadai. Pertama, Apis dorsata (lebah madu raksasa asia) merupakan salah satu lebah paling berbahaya di Asia Tenggara. Ia besar, agresif, bisa menyerang secara berkelompok, dan sanggup menbunuh lansia. Gak cuma itu, lebah afrikanisasi juga sangat berbahaya. Tercatat, ia sudah membunuh 1,000 orang di Brazil.

2. Tawon

tawon (commons.wikimedia.org/Joaquim Alves Gaspar)
tawon (commons.wikimedia.org/Joaquim Alves Gaspar)

Sekilas, tawon memang sangat mirip dengan lebah. Bedanya, serangga tersebut jauh lebih besar, lebih agresif, merupakan predator, dan secara umum sengatannya lebih berbahaya. Dalam hal ini, kebanyakan sengatan tawon bisa menyebabkan rasa sakit yang luar biasa, pembengkakan, demam, iritasi kebas, hingga gangguan pernafasan. Jika disengat tawon, korban harus segera dibawa ke rumah sakit.

Gak cuma itu, tawon juga merupakan salah satu serangga paling berbahaya di dunia. Dilansir Animal Diversity Web, Vespa mandarinia (tawon raksasa asia) mampu membunuh hingga 50 orang setiap tahunnya. Nah, rahasia dari kengerian tawon adalah bisanya yang kuat, keagresifannya yang tinggi, kemampuannya untuk menyegat berkali-kali, dan sifatnya yang tak kenal ampun.

3. Semut

semut (commons.wikimedia.org/Athira Shiji)
semut (commons.wikimedia.org/Athira Shiji)

Biasanya, semut lebih suka menggigit dengan rahangnya yang besar dan kuat. Walau begitu, serangga yang hidup berkelompok ini juga bisa menyengat, lho. Terkadang, ia juga bisa menggigit dan menyengat secara bersamaan sehingga menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. Untungnya, sengatan semut tidak terlalu berbahaya dan sangat jarang menimbulkan efek yang fatal.

Dilansir Orkin, semut hanya akan menyengat jika merasa terancam atau terusik. Jika hewan ini tidak diganggu dan dibiarkan menjalani hidupnya maka ia tak akan mau mendekati manusia. Pasalnya, semut menganggap manusia sebagai ancaman dan monster berukuran besar. Jadi, semut sangat takut dengan manusia dan sebisa mungkin akan menghindari manusia.

4. Kumbang

kumbang (commons.wikimedia.org/Antonio L. Sforcin Amaral)
kumbang (commons.wikimedia.org/Antonio L. Sforcin Amaral)

Sama seperti semut, sebenarnya kumbang sangat jarang menyengat. Umumnya, kumbang lebih sering menggigit atau menyeprotkan zat berbahaya untuk menghalau predator. Namun, laman iNaturalist menjelaskan kalau ada satu spesies kumbang yang bisa menyengat, yaitu Onychocerus albitarsis atau kumbang kalajengking. Lebih lanjut, sengatnya berada di ujung antena. Jika tersengat oleh kumbang kalajengking, manusia bisa mengalami iritasi, rasa sakit, rasa gatal, dan kulit bisa menjadi merah. Tercatat, semua gejala tersebut bisa berlangsung hingga satu minggu lamanya.

5. Ulat

ulat (commons.wikimedia.org/Quartl)
ulat (commons.wikimedia.org/Quartl)

Secara khusus, ulat yang bisa menyengat hanyalah ulat bulu. Biasanya, ulat bulu merupakan larva dari ngengat. Dilansir Poison Control, ulat bisa menyengat menggunakan bulu atau rambut halus di tubuhnya. Jadi, saat merasa terancam bulu-bulu tersebut akan menusuk kulit manusia dan menyuntikan bisa ke dalam tubuh. Tergantung spesiesnya, efek dari sengatan tersebut sangat beragam.

Biasanya, efek yang paling umum adalah pembengkakan kecil, rasa gatal, rasa sakit, atau iritasi. Kemudian, efek menengah seperti pusing, demam, dan muntah-muntah juga bisa terjadi. Terakhir, beberapa spesies berbahaya seperti Lonomia obliqua, Parasa indetermina, dan Norape cretata mampu membunuh manusia dengan sengatannya. Ulat juga ahli berkamuflase, jadi ia sulit dideteksi oleh manusia.

Di balik tubuh kecilnya, ternyata sengatan serangga sama sekali gak boleh diremehkan. Sebab, serangga-serangga tersebut mampu membunuh manusia dengan sengatannya yang berbisa dan menyakitkan. Jika tidak ingin disengat, kamu gak boleh mengganggu serangga. Sebaliknya, kamu harus mencoba untuk hidup berdampingan dengan mereka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us

Latest in Science

See More

Menguap Bikin Menular, Mitos atau Fakta?

09 Okt 2025, 07:05 WIBScience