Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Simo Häyhä, "White Death" yang Ditakuti Tentara Soviet di PD II

Simo Häyhä, juga dikenal sebagai “The White Death” yang berkamuflase di musim dingin tahun 1940. (rarehistoricalphotos.com)

Ketika setengah juta orang Soviet menyerbu Finlandia pada 30 November 1939, Soviet sangat percaya diri bahwa merebut negara itu akan menjadi tugas yang mudah, dan sebagai bentuk hadiah ulang tahun ke-60 untuk pemimpin mereka, Josef Stalin.

Invasi tersebut menimbulkan kegemparan di media massa, karena Finlandia adalah negara netral. Ketika gambar pesawat yang menjatuhkan bom di Finlandia mencapai media, Vyacheslav Molotov, Menteri Luar Negeri Soviet, mengklaim bahwa mereka menjatuhkan makanan dan persediaan, bukan bom.

Terlepas dari kekuatan Soviet, orang Finlandia memiliki senjata yang tidak akan pernah dimiliki tentara merah, yakni Simo Häyhä, "White Death". Siapa dia sebenarnya? 

1. Awal mula tercetusnya invasi Soviet ke Finlandia

Kendaraan lapis baja Tentara Merah pada 30 November 1939 saat pasukan Soviet menyerbu Finlandia. (Alamy)

Meskipun Finlandia menyatakan dirinya netral selama Perang Dunia II, Uni Soviet khawatir jika Nazi dapat menyerang mereka melalui Finlandia karena negara tersebut menolak untuk menjauhkan perbatasannya dari Leningrad (sekarang St. Petersburg). Invasi Soviet tersebut kemudian dikenal sebagai 'Perang Musim Dingin'yang berlangsung selama beberapa bulan. 

Uni Soviet memiliki 6.000 tank dan 3.000 pesawat, sementara Finlandia hanya memiliki beberapa tank dan 100 pesawat, seperti yang dilaporkan All Interesting Things. Akibatnya, Uni Soviet meremehkan negara kecil itu.

Tentara Soviet menginvasi Finlandia dengan mengenakan seragam gelap, yang membuat mereka menjadi sasaran empuk para penembak jitu. Sementara itu, tentara Finlandia lebih cerdik dengan mengenakan kamuflase putih, yang lebih cocok untuk bersembunyi di salju. 

2. Senjata yang digunakan Simo Hayha adalah senapan kuno

Simo Häyhä, juga dikenal sebagai “The White Death” yang berkamuflase di musim dingin tahun 1940. (rarehistoricalphotos.com)

Simo Häyhä diyakini telah membunuh 542 tentara Soviet selama Perang Musim Dingin dan dianggap sebagai penembak jitu paling mematikan dalam sejarah, tulis laman Forces. Simo Häyhä hanya menggunakan senapan kuno, senjata sederhana dibandingkan dengan senjata Soviet.

Häyhä memiliki senapan M/28-30 bertahun-tahun sebelum perang, dan dia menikmati keandalannya. Senapan itu bahkan tidak memiliki penglihatan teleskopik. Dia juga menyadari bahwa suhu dingin yang mencapai hingga -20 derajat celcius di Finlandia, mempengaruhi efektivitas senjatanya sehingga dia harus berhati-hati dalam melakukan perawatan.

3. Latar belakang Simo Hayha alias White Death

Simo Häyhä (factionary.co)

Häyhä bukanlah orang yang memiliki latar belakang hebat. Dia hanyalah seorang petani yang dinilai banyak orang sebagai pribadi yang sopan dan sederhana, serta hanya menjadi tentara selama tahun wajib militernya, ungkap laman Ideapod. Dia suka bermain ski salju, berburu, dan menembak, yang menjadi keterampilan berharganya selama perang.

Häyhä belajar cara berburu dari ayahnya, seperti berjarak 150 meter dari targetnya, mempelajari bagaimana hujan, angin, dan salju dapat mempengaruhi penembakan. Pada malam hari, dia akan mencari lokasi untuk hari berikutnya, dan dia sering bersembunyi di balik cabang pohon. Häyhä menghabiskan sebagian besar hidupnya pergi berburu ke hutan yang memberinya keuntungan melawan musuh.

4. Simo Hayha adalah pemburu yang berbakat

ilustrasi White Death (methodicalproductions.com)

Häyhä tidak pernah merasa takut dalam menjalani tugasnya, karena dia menganggap seperti sedang berburu. Perhatian utamanya adalah memastikan senjatanya stabil. Ia bekerja sendirian selama perang dan menghabiskan berjam-jam waktunya untuk mempersiapkan posisi menembaknya dan memastikan bahwa musuh tidak dapat melacak langkahnya. 

Penembak jitu mengembangkan teknik untuk menyembunyikan lokasinya dan menggunakan suara, asap, dan tembakan artileri untuk menutupi gerakannya, seperti yang dijelaskan History Extra. Häyhä sendiri memiliki ingatan yang sangat bagus, dan dia memperhatikan segala detailnya, mulai dari suasana, bayangan, dan batang pohon. Jika ada sedikit perubahan dan pergerakan, dia tahu bahwa ada tentara Soviet di sana. 

5. Hayha ditakuti tentara Soviet

ilustrasi White Death (seventeenth.artstation.com)

Häyhä adalah seorang prajurit yang mengesankan, dan tentara Soviet diketahui sangat takut kepadanya. Hebatnya, dia mampu membunuh 25 musuh dalam satu hari. Namun, pencapaiannya yang paling luar biasa adalah ketika dia membunuh tentara Soviet dengan satu tembakan, dan musuh menyerangnya dengan tembakan serta bom. Häyhä lolos tanpa luka, tapi dia tidak selalu seberuntung itu.

Meskipun begitu, Soviet memenangkan 'Perang Musim Dingin', yang berlangsung selama 105 hari. Häyhä adalah nama yang paling diingat dalam perang itu. Sayangnya, 98 hari setelah perang dimulai, dia terkena peluru peledak dan koma selama seminggu. Ketika dia sadar, perang telah selesai. Dia selamat tetapi memiliki bekas luka wajah yang bertahan lama. 

6. Kegiatannya setelah bertugas

Keterampilan Häyhä sebagai penembak jitu menjadi legendaris, tetapi dia tidak ingin mengejar ketenaran. Setelah perang berakhir, pensiunan tentara itu kembali ke pertaniannya, di mana ia lebih suka tinggal sendirian. “Simo lebih banyak berbicara dengan binatang di hutan daripada dengan orang lain,” ungkap seorang temannya.

Dia menjadi pemburu rusa yang terkenal, dan presiden Finlandia Urho Kekkonen pernah bergabung dengannya dalam berburu. Häyhä meninggal pada tahun 2002 di usia ke-96.

Tentunya, Death White ini menjadi pahlawan bagi Finlandia. Apakah sebelumnya kamu sudah pernah mendengar tentangnya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us