Sejak tahun 2021, kepopuleran ikan Channa semakin meroket. Buat yang belum tahu, Channa sendiri merujuk pada genus (marga) gabus-gabusan. Yup, mereka ini gak beda dengan ikan gabus yang sering kita santap sebagai lauk nasi.
Namun, selain untuk konsumsi, ada beberapa spesies yang kerap dijadikan ikan hias, lho. Corak tubuh mereka yang cantik berhasil memikat para penggemar ikan. Penasaran ada apa saja? Berikut IDN Times Community rangkum informasi mengenai lima contoh spesies ikan Channa hias!
Bicara soal ikan Channa, spesies yang satu ini gak boleh kamu lewatkan. Adalah Channa barca, salah satu jenis gabus hias yang harganya selangit. Practical Fishing menyebutkan bahwa harganya pernah mencapai £5.000 (pound sterling) atau sekitar Rp90 juta per ekor.
Juga dikenal sebagai barca snakehead, spesies ini berasal dari India bagian utara, tepatnya dari Sungai Brahmaputra yang berlokasi di Assam Utara dan Nagaland. Habitat aslinya berupa lahan basah yang biasanya mengering saat musim dingin. Selama periode tersebut, Channa barca akan bersembunyi di dalam sebuah liang berkedalaman 1 meter sembari menunggu musim panas tiba.
Sebagai salah satu idaman penggemar ikan, corak tubuh Channa barca memang memanjakan mata. Bintik dan garis hitam di sekujur tubuh beserta siripnya harmonis berpadu dengan tubuh kehijau-hijauannya. Aquainfo melaporkan, ikan ini mampu tumbuh hingga 80–90 cm.
Channa micropeltes alias toman merupakan salah satu spesies gabus yang asli dari Asia Tenggara, meliputi Thailand, Vietnam, Laos, Malaysia, dan pastinya Indonesia—terutama di Pulau Kalimantan, Bangka dan Belitung, serta Pulau Jawa bagian utara.
Sama seperti Channa striata (gabus biasa), toman juga termasuk ikan konsumsi. Namun, tak jarang mereka dijadikan sebagai penghias akuarium. Hanya saja, Channa micropeltes bisa tumbuh begitu besar, yakni hingga 100–130 cm, dilansir Seriously Fish. Itu sebabnya, toman juga mendapat julukan giant snakehead (ikan kepala ular raksasa).
Selain menjadi spesies gabus terbesar, ikan yang mendiami perairan dataran rendah (meliputi sungai, rawa, saluran air, maupun waduk) berarus lambat ini juga merupakan spesies yang paling ganas. Mereka tak segan menyerang sesamanya ataupun ikan jenis lain yang bahkan lebih besar darinya.
Karena sifat agresifnya tersebut, cukup berbahaya sembarangan melepaskan Channa micropeltes. Hal ini karena toman dapat mengancam keberadaan native fish (ikan-ikan penghuni asli suatu perairan)—entah native fish kalah saing dalam mencari makan atau malah berakhir dimangsa.
Jenis ikan Channa hias selanjutnya adalah Channa argus atau northern snakehead. Merujuk National Geographic, jenis gabus yang satu ini berasal dari Tiongkok, Siberia bagian selatan, dan Korea Utara. Namun, spesies ini juga sudah menyebar ke wilayah lain, seperti Jepang, Amerika Utara, dan Asia Tengah.
Sama seperti saudaranya yang lain, Channa argus juga memiliki tubuh yang panjang (44–72 cm) dan kepala layaknya ular. Kulitnya berwarna cokelat pucat-keemasan dan tubuhnya dipenuhi dengan totol-totol yang cantik. Mungkin, itulah mengapa banyak orang yang memeliharanya.
Ikan predator ini juga diperlengkapi dengan gigi setajam belati serta taring pada rahang bawah. Susunan gigi tersebut memudahkan mereka dalam berburu ikan, serangga, ataupun amfibi.
Selain itu, menurut Animal Diversity Web, Channa argus merupakan spesies gabus yang paling tahan terhadap dingin. Mereka mampu bertahan di lingkungan bersuhu 0–30 derajat Celsius, termasuk di bawah lapisan es sekalipun!
Soal bintik atau totol di tubuh, ikan kerandang gak mau kalah, nih, Guys. Memiliki nama ilmiah Channa pleurophthalma, terdapat 3–4 bintik hitam yang dikelilingi warna kuning atau oranye di tubuh hijaunya.
Secara spesifik, bintik yang tampak seperti mata tersebut terletak di area insang, sisi tubuh, dan ekor. Ciri khas ini pula yang membuatnya disebut Channa pleurophthalma—dilansir Seriously Fish, pleurophthalma berasal dari bahasa Yunani Kuno yang berarti 'mata samping'.
FYI, kerandang ternyata asli Indonesia, lho! Kamu bisa menemukan gabus yang satu ini di Pulau Sumatra serta Sungai Kapuas dan Barito di Kalimantan. Tubuhnya maksimal mencapai 40 cm, Channa pleurophthalma mendiami sungai maupun hutan mangrove. Sayangnya, pada 2019, ikan ini masuk kategori Near Threatened (Hampir Terancam) dalam Daftar Merah IUCN.
Last but not least, Channa aurantimaculata juga termasuk ikan gabus hias, Guys. Coraknya pun gak kalah cantik di mana tubuh kecokelatannya dihiasi bercak-bercak berwarna oranye. Dari situ pula, gabus ini mendapatkan namanya—aurantimaculata berasal dari bahasa Latin, yakni aurantium yang artinya 'oranye' dan maculatus yang berarti 'totol'.
Berdasarkan Aqua Info, ikan ini juga berhabitat asli di bagian utara India. Spesifiknya, Channa aurantimaculata merupakan spesies endemik dari Sungai Brahmaputra, Assam. Mereka hidup berdampingan dengan gabus lainnya, yakni C. andrao dan C. bleheri, di perairan pada kawasan hutan hujan tropis.
Status konservasi gabus yang panjang tubuhnya bisa berukuran 35–40 cm ini belum dapat diketahui pasti karena IUCN masih kekurangan data. Namun, menurut Goswani, dkk. (2006), Seriously Fish melansir, populasi Channa aurantimaculata di alam liar sudah tergolong "mengkhawatirkan" akibat penangkapan besar-besaran untuk keperluan konsumsi maupun ikan hias.
Corak tubuhnya yang memikat mata membuat gabus-gabus di atas banyak dijadikan sebagai ikan hias. Selain kelima spesies tadi, masih ada jenis ikan Channa lainnya, lho. Yang ngaku pencinta ikan hias, coba sebutin di kolom komentar!