Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Terumbu Karang Menjadi Berwarna Putih? Simak Penyebab dan Dampaknya!

Karang yang mengalami pemutihan (theoceanagency.org)
Karang yang mengalami pemutihan (theoceanagency.org)

Perubahan iklim yang ekstrim memiliki dampak besar terhadap kehidupan setiap makhluk di permukaan bumi. Tidak hanya manusia, lingkungan sekitar termasuk tumbuhan maupun hewan juga terkena dampaknya. Salah satu yang cukup mengkhawatirkan yaitu kondisi terumbu karang.

Terumbu karang sendiri merupakan sekumpulan hewan karang yang hidup di lautan. Saat terjadi perubahan kondisi lingkungan diluar batas, terumbu karang akan berubah warna menjadi putih yang disebut pemutihan terumbu karang. Kira-kira peristiwa ini bahaya tidak ya? Yuk, simak penyebab dan dampaknya.

1. Apa itu terumbu karang?

Terumbu karang (unsplash.com/wolfalexs)
Terumbu karang (unsplash.com/wolfalexs)

Sebelum membahas lebih lanjut tentang pemutihan terumbu karang, kita harus tahu lebih mendalam dulu nih tentang terumbu karang. Jadi, terumbu karang (coral reefs) merupakan sekumpulan hewan karang yang saling terhubung. Terumbu karang bergantung pada tumbuhan alga, yang disebut zooxanthellae. Hubungan keduanya saling menguntungkan, dimana karang menyediakan tempat untuk zooxanthellae sementara zooxanthellae memberi karbohidrat dan oksigen melalui fotosintesis.

Pertumbuhan yang cenderung tidak signifikan dan masif membuat terumbu karang membutuhkan waktu yang lama untuk terbentuk. Terumbu karang juga memiliki batasan lingkungan tumbuh. Dilansir dari LIPI, terumbu karang bisa hidup dengan baik pada suhu antara 26° hingga 28°C, kejernihan air yang tinggi, arus, dan salinitas yang cukup.

2. Proses terjadinya pemutihan terumbu karang (coral reefs bleaching)

Gambaran sebelum dan sesudah terjadinya pemutihan pada karang (theoceanagency.org)
Gambaran sebelum dan sesudah terjadinya pemutihan pada karang (theoceanagency.org)

Ketika suhu air laut mengalami kenaikan atau penurunan diluar batas optimum terumbu karang, hubungan antara terumbu karang dan zooxanthellae menjadi terganggu. Terumbu karang akan mengeluarkan zooxanthellae saat mencapai keadaan stres. Hal ini menyebabkan warna asli terumbu karang yang cenderung putih terlihat sehingga peristiwa ini disebut pemutihan terumbu karang (coral reefs bleaching). Tidak hanya dipengaruhi oleh suhu lautan yang ekstrim, kejadian berupa peningkatan sedimentasi, salinitas dalam kondisi ekstrim, tumpahan minyak, polusi, oksigen rendah, serta penyakit juga sangat berpengaruh pada kondisi terumbu karang.

Terumbu karang yang ditinggal zooxanthellae akan kesulitan menyerap secara maksimal makanan yang dibutuhkan, proses fotosintesis juga menjadi terbatas. Jika keadaan segera membaik dan kembali pada kondisi normal maka terumbu karang kemungkinan dapat kembali pulih. Namun jika keadaan berlanjut maka terumbu karang yang mengalami pemutihan perlahan-lahan akan mati. Kematian ini terjadi pada fenomena pemutihan karang ekstrim seperti di Australia utamanya Great Barrier Reef. Dilansir dari survei yang dilakukan oleh Australian Institute of Marine Science hingga bulan Juni 2016, pemutihan terumbu karang menyebabkan setidaknya 22% populasi terumbu karang di Great Barrier Reef mengalami kematian.

3. Dampak pada ekosistem

Terumbu karang merupakan habitat ikan. (unsplash.com/hiro0718)
Terumbu karang merupakan habitat ikan. (unsplash.com/hiro0718)

Terumbu karang merupakan organisme tempat perlindungan dan penyedia makanan bagi banyak organisme lain di dalam lautan. Berdasarkan NOAA, diketahui bahwa terumbu karang yang jumlahnya terbatas di lautan merupakan tempat perlindungan utama bagi setidaknya 25% ikan. Salah satu contohnya terumbu karang dapat menjadi tempat spesies seperti ikan kecil untuk berlindung sebelum bisa menjelajahi lautan luas. Selain berkontribusi pada organisme dalam lautan, terumbu karang juga membantu dalam mengurangi dampak gelombang tinggi atau sebagai tembok penahan gelombang alami serta mengurangi tingkat abrasi pantai.

Tidak berhenti sampai disitu saja, keberadaan terumbu karang juga penting bagi manusia. Populasi organisme laut tentunya akan menurun apabila salah satu bagian ekosistemnya terganggu. Penurunan populasi ini dapat mempengaruhi masyarakat yang berkecimpung di industri perikanan dan pariwisata.

4. Cara kita membantu mengurangi fenomena pemutihan terumbu karang

Bepergian dengan transportasi umum (unsplash.com/itsmelb)
Bepergian dengan transportasi umum (unsplash.com/itsmelb)

Fenomena yang sangat dipengaruhi oleh fluktuasi suhu air laut akibat pemanasan global ini dapat dikurangi dengan langkah kecil dari kita, salah satunya menekan penggunaan atau pembakaran karbon dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya menggunakan transportasi umum untuk menekan gas emisi dari kendaraan pribadi. Pembuangan hasil pengolahan lahan yang masif di daratan berupa sedimen tanah maupun residu pertanian seperti pupuk ke lautan juga perlu diperhatikan.

5. Penemuan spesies karang yang lebih tangguh

Penelitian terkait terumbu karang (dok. WCS/E. Darling)
Penelitian terkait terumbu karang (dok. WCS/E. Darling)

Masalah pemutihan terumbu karang yang semakin mengkhawatirkan setiap tahunnya membuat para peneliti tidak berhenti untuk berusaha mencari karang yang mampu bertahan atau lebih toleran terhadap perubahan kondisi lautan. Baru-baru ini, dilansir dari National Geographic, Rowan McLachlan (ahli karang di Oregon State University) dan rekan-rekannya menemukan ada 2 jenis spesies karang yang toleran terhadap perubahan suhu mencapai 2°C. Penelitian yang dilakukan di Hawaii ini tentu memberikan harapan bahwa beberapa tahun kedepan karang masih bertahan dan tidak habis oleh perubahan di permukaan bumi.

Meskipun karang yang toleran sudah ditemukan tetapi alangkah baiknya kita juga dapat berkontribusi dalam mencegah perubahan iklim. Langkah kecil yang kita lakukan bersama saat ini, tentu dapat membuat generasi mendatang mempunyai kesempatan melihat keindahan terumbu karang. Yuk bersama selamatkan bumi!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ernia Karina
Ane Hukrisna
Ernia Karina
EditorErnia Karina
Follow Us