3 Tips Aman Pelihara Kucing bagi Pasutri yang Mau Punya Anak

Kucing menjadi hewan peliharaan favorit banyak orang. Namun, mungkin kamu pernah dengar kalau hewan ini berbahaya ketika menularkan Toxoplasma gondii. Parasit ini dikenal dapat membuat perempuan hamil berpotensi mengalami keguguran atau melahirkan bayi yang tidak sempurna. Berawal dari kabar tersebut, akhirnya sebagian pemilik kucing yang hendak berkeluarga atau berkeinginan untuk punya anak sampai tega mengasingkan atau membuang kucing kesayangannya begitu saja.
Sebenarnya, perlu diketahui kalau pada dasarnya hanya kucing yang telah terpapar Toxoplasma gondii yang berpotensi menularkan parasit tersebut kepada manusia. Oleh sebab itu, pemilik kucing yang sudah menikah tidak perlu khawatir, apalagi sampai membuang kucing yang terbukti sehat. Nah, supaya pasangan suami istri alias pasutri bisa memelihara kucing dengan aman, terapkan beberapa tips berikut ini, ya!
1.Pastikan kucing selalu dalam keadaan sehat dan dipelihara dengan benar

Ketika memelihara kucing, kamu wajib berusaha menjaga kesehatannya. Harapannya, ini dapat mencegah hewan tersebut terjangkit penyakit, termasuk yang dapat menular kepada manusia. Oleh sebab itu, jangan lupa untuk memeriksakan kucing ke dokter hewan secara rutin. Pastikan kucing mendapatkan perawatan berupa pemberian obat anticacing dan obat antiektoparasit secara teratur serta vaksin lengkap.
Jika memang khawatir kucing akan terpapar Toxoplasma gondii, ada beberapa cara yang dapat dilakukan sesuai saran dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). Pertama, sebaiknya kamu memelihara kucing di dalam ruangan (indoor) sepenuhnya agar kucing tidak kontak langsung dengan sumber penularan parasit di luar rumah. Kedua, berikan kucing pakan komersial atau pakan matang karena daging mentah bisa mengandung Toxoplasma gondii.
2. Jika istri sedang hamil, suami yang harus membersihkan litter box kucing

Salah satu aktivitas yang pasti akan dikerjakan oleh seorang pemilik kucing ialah membersihkan kotak pasir kucing (litter box). Meski sudah terbiasa melakukan hal tersebut, ada baiknya untuk lebih berhati-hati apabila dalam keadaan hamil. Dilansir WebMD, seseorang dapat tertular Toxoplasma gondii bila kontak dengan kotoran atau feses kucing yang positif terpapar parasit tersebut. Namun, pemilik kucing tidak usah khawatir akan hal tersebut.
Cornell Feline Health Center menjelaskan bahwa membuang kotoran kucing secara rutin dapat mencegah manusia tertular Toxoplasma gondii dari kucing yang terpapar. Itu karena setidaknya butuh 24 jam bagi parasit tersebut untuk mencapai fase infektif. Oleh sebab itu, lebih baik suami mengambil alih tugas ini dengan tetap mengenakan alat pelindung diri seperti sarung tangan. Lalu, rutinlah mencuci tangan setelah selesai membersihkan litter box.
3.Selalu awasi interaksi antara bayi dan kucing peliharaan

Banyak orangtua, yang sebelumnya pemilik kucing, khawatir saat punya bayi. Mereka khawatir bahwa kucing peliharaannya akan melukai atau mengganggu bayinya. Tidak dapat dimungkiri bahwa hal semacam ini memang berpotensi terjadi. Namun, sebenarnya, situasi yang tidak diinginkan tersebut dapat dicegah dengan pengawasan ketat.
Dilansir Healthline, kucing dan bayi bisa dilatih untuk saling memberikan toleransi, asal dengan pengawasan yang ketat. Hal ini dapat dimulai dengan mengenalkan kucing pada aroma tubuh bayi yang menempel pada selimut atau pakaian bayi. Dengan begitu, kucing akan terbiasa dengan kehadiran anggota keluarga baru di rumah. Selain itu, ajak bayi berinteraksi dengan kucing dalam jarak aman, tanpa menyentuh terlebih dahulu, sebagai bentuk adaptasi. Jalani prosesnya dengan sabar dan semuanya akan aman terkendali.
Berdasarkan penjelasan di atas, pasutri yang baru menikah dan hendak memiliki anak tetap bisa memelihara kucing. Pasutri pun bisa melakukan interaksi dengan hewan tersebut. Selagi seluruh aturan dan tips di atas dijalankan dengan baik, potensi timbulnya permasalahan dapat diminimalkan. Jadi, jangan buang kucing sembarangan lagi, ya!