Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

9 Kucing Liar di Indonesia yang Kini Terancam Punah, Bikin Khawatir 

harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) (pixabay.com/ambquinn)
harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) (pixabay.com/ambquinn)

Indonesia memiliki kekayaan fauna yang berlimpah dengan berbagai spesies berbeda. Salah satunya, Indonesia memiliki banyak jenis kucing liar yang tersebar di pulau Sumatra, Jawa, dan Kalimantan. Dari 42 jenis kucing liar di dunia, 9 di antaranya hidup di negara kita.

Sayangnya, keberadaan kucing liar ini semakin terancam punah meskipun telah dilindungi. Mereka dilarang untuk dipelihara karena dilindungi oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.106/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2018 Tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi. Supaya kamu lebih kenal dengan jenis kucing liar di Indonesia, yuk, simak pembahasannya di bawah ini!

1. Harimau sumatra

harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) (pixabay.com/Jolenka)
harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) (pixabay.com/Jolenka)

Memiliki nama Latin Panthera tigris sumatrae, harimau sumatera merupakan satu-satunya subspesies harimau kepulauan yang masih bertahan usai kepunahan harimau jawa dan harimau bali. Memiliki loreng yang lebih pendek dan tebal dibandingkan subspesies harimau lainnya. Mereka biasanya dapat ditemui di sepanjang pulau Sumatra yang terletak di ketinggian 0–3000 mdpl.

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), harimau sumatra diperkirakan berjumlah kurang lebih 603 ekor di alam liar. Pada 2008, International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan harimau sumatra sebagai satwa yang terancam punah atau critically endangered. 

2. Macan tutul jawa

ilustrasi macan tutup jawa (pixabay.com/butterflystroke)
ilustrasi macan tutup jawa (pixabay.com/butterflystroke)

Macan tutul jawa atau panthera pardus melas merupakan subspesies yang hanya ditemukan di Pulau Jawa. Satwa ini memiliki dua varian warna, yakni berwarna gelap (macan kumbang) dan warna terang (macan tutul). Dengan habitat hutan yang terus menyusut dan konflik dengan manusia, macan tutul jawa menempati posisi dengan kategori terancam punah (critically endangered) dalam IUCN. 

Populasi macan tutup jawa diperkirakan berada di kisaran 319 ekor. Pada Februari 2024, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Yayasan Sintas Indonesia bekerja sama untuk menghitung kembali jumlah populasi macan tutul jawa. Nantinya, data tersebut akan digunakan untuk menjadi bahan membuat kebijakan dan strategi serta pembaruan status keterancamannya di IUCN. 

3. Macan dahan

macan dahan (commons.m.wikimedia.org/Abuja)
macan dahan (commons.m.wikimedia.org/Abuja)

Dilansir World Land Trust, macan dahan atau neofelis diardi adalah spesies asli dari Sumatra dan Kalimantan yang dikenal dengan pola tutul menyerupai awan di tubuhnya, sehingga sering disebut juga sebagai clouded leopard. Mereka menghuni hutan hujan daratan rendah di pulau Kalimantan dan pegunungan serta perbukitan di Sumatra.

Memiliki sifat tertutup namun aktif di malam hari, macan dahan menempati posisi dengan kategori spesies yang rentan terancam punah (vulnerable) menurut IUCN. Ancaman terbesar bagi macan dahan adalah banyaknya penggundulan hutan yang terjadi di Sumatra dan Kalimantan. 

4. Kucing merah

kucing merah (commons.m.wikimedia.org/Jim Sanderson)
kucing merah (commons.m.wikimedia.org/Jim Sanderson)

Dilansir International Society for Endangered Cats (ISEC) Canada, kucing merah atau bornean bay cat (Catopuma badia) adalah spesies kucing liar yang dilindungi. Mereka tersebar di Kalimantan dan wilayah Sabah serta Sarawak di Malaysia. Sayangnya, tidak banyak informasi terkait kucing merah karena mereka sangat misterius dan jarang terlihat. Padahal informasi tersebut sangat membantu untuk membuat strategi pelestarian kucing merah. 

Terjadinya kerusakan akibat deforestasi dan perburuan ilegal di habitat kucing merah menjadi tantangan besar untuk bertahan hidup. Kucing merah masuk ke dalam kategori endangered, yakni satwa yang memiliki jumlah populasi yang memprihatinkan menurut IUCN.

5. Kucing emas asia

potret kucing emas asia (commons.wikimedia.org/Karen Stout)
potret kucing emas asia (commons.wikimedia.org/Karen Stout)

Kucing emas asia (Catopuma temminckii) merupakan predator teritorial dengan berat tiga kali lipat dibandingkan kucing rumahan. Ciri khasnya adalah garis-garis putih bertepi hitam yang memanjang secara vertikal dari bagian atas kepala ke area tengah mata dan seluruh leher. Warna bulunya sangat beragam, mulai dari merah hingga cokelat keemasan, cokelat tua hingga kayu manis pucat, serta abu-abu hingga hitam.

Animal Diversity menginformasikan bahwa kucing emas asia dapat ditemukan di sekitar hutan tropis atau subtropis yang selalu hijau, hutan campuran dan hutan gugur kering, dan hutan hujan tropis. Adanya perburuan liar, pertanian, dan penebangan membuat kucing emas terdaftar sebagai near threatened atau hampir terancam. Hewan dengan kategori ini berisiko terancam punah jika populasinya terus menurun. 

6. Kucing bakau

kucing bakau (commons.wikimedia.org/Kiera Palmer)
kucing bakau (commons.wikimedia.org/Kiera Palmer)

Termasuk ke dalam anggota famili Falidae dengan nama Latin Prionailurus viverrinus, kucing bakau memiliki kemampuan berenang. Adanya selaput di antara jari-jari kakinya dan bentuk ekor memipih pada kucing bakau berperan sebagai dayung. Kucing bakau biasanya mendiami wilayah semenanjung India, Sri Lanka, Malaysia, Thailand, Jawa, dan Pakistan

Status konservasi kucing bakau menurut IUCN adalah vulnerable atau rentan terancam punah. Hal ini disebabkan oleh rusaknya habitat asli mereka dan penangkapan ikan ilegal sehingga mengurangi jumlah ikan. 

7. Kucing batu

kucing batu (commons.wikipedia.org/Harsha Jayaramaiah)
kucing batu (commons.wikipedia.org/Harsha Jayaramaiah)

Dilansir Thai National Parks, sejak 2002 kucing batu masuk ke dalam kategori near threatened oleh IUCN karena jumlahnya yang sedikit. Kucing batu (Pardofelis marmorata) memiliki ekor panjang yang mungkin lebih panjang dari badannya. Berfungsi sebagai penyeimbang ketika memanjat dan membantu beradaptasi dengan gaya hidup arboreal. 

Kucing batu adalah hewan soliter yang cenderung menghindari interaksi dengan manusia. Kucing liar ini ditemukan di wilayah tropis Indomalaya, mulai dari kaki bukit Himalaya di barat hingga Nepal dan Cina barat daya di timur, serta di Pulau Sumatra dan Kalimantan. Habitat utamanya adalah hutan tropis campuran dengan vegetasi yang lebat.

8. Kucing hutan

potret kucing hutan Prionailurus bengalensis (commons.wikimedia.org/Abujoy)
potret kucing hutan Prionailurus bengalensis (commons.wikimedia.org/Abujoy)

Kucing hutan atau kucing blacan (Prionailurus bengalensis) juga dikenal sebagai kucing leopard tersebar luas di Asia Selatan, termasuk di Sumatra, Kalimantan, dan beberapa wilayah lain di Indonesia. Kucing ini memiliki tubuh ramping dan corak totol-totol hitam yang menyerupai macan tutul, sehingga kerap disebut asian leopard cat.

Laman Animal Diversity menjelaskan bahwa meskipun termasuk hewan nokturnal, kucing hutan terkadang terlihat aktif pada siang hari. Mangsa utamanya adalah vertebrata darat berukuran kecil, namun kucing ini juga merupakan perenang yang handal dan akan memburu mangsa di dalam air jika menemukannua. Kucing hutan saat ini berstatus konservasi Least Concern (LC), yakni memiliki risiko rendah terhadap kepunahan karena populasinya masih dianggap cukup melimpah.

9. Kucing tandang

ilustrasi kucing tandang (pixabay.com/zoosnow)
ilustrasi kucing tandang (pixabay.com/zoosnow)

Kucing tandang (Prionailurus planiceps) adalah spesies kucing hutan dari genus Prionailurus yang dikenal pemalu dan berpenampilan imut. Kucing ini biasanya ditemukan di dekat sumber air tawar, seperti sungai kecil, danau, rawa gambut, hingga hutan bakau. Populasinya tersebar di beberapa wilayah, termasuk Thailand, Brunei Darussalam, Sabah, Sumatra, Kalimantan, dan Sarawak.

Dilansir International Society for Endangered Cats (ISEC) Canada, kucing tandang bersifat penyendiri, aktif pada malam hari (nokturnal) dan saat senja atau fajar (krepuskular). Saat ini, kucing tandang berstatus Endangered atau terancam punah karena jumlah populasinya yang sangat rendah. Lebih dari 70 persen habitat alaminya telah berubah menjadi lahan pertanian, perkebunan, dan bentuk tutupan lahan lain yang tidak cocok bagi spesies ini.

Keberadaan kucing liar di Indonesia terancam oleh berbagai faktor, seperti deforestasi, degradasi dan fragmentasi habitat, perburuan, serta perdagangan ilegal. Ancaman-ancaman ini membuat mereka menghadapi tantangan besar untuk bertahan hidup di habitat aslinya.

Beberapa langkah konservasi yang dapat dilakukan meliputi pemantauan populasi, pengawasan kawasan, edukasi masyarakat, konservasi satwa, pemulihan ekosistem, pemberdayaan komunitas lokal, dan penegakan hukum yang tegas. Mari kita jaga dan lindungi satwa Indonesia agar generasi mendatang masih bisa menikmati kekayaan alam yang luar biasa ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siti Zulaikha
EditorSiti Zulaikha
Follow Us