4 Pembalap McLaren yang Juara Dunia Formula 1 di GP Jepang

McLaren memiliki banyak memori manis ketika balapan di GP Jepang. Tim yang bermarkas di Woking, Inggris, tersebut merupakan yang tersukses di GP Jepang dengan raihan sembilan kemenangan. McLaren unggul 2 kemenangan atas Ferrari dan Red Bull yang baru mengoleksi 7 kemenangan.
GP Jepang juga kerap menjadi tempat bagi para pembalap McLaren mengunci gelar juara dunia. Hal itu bisa terjadi karena GP Jepang kerap digelar pada pengujung musim bahkan sebagai seri penutup. Mari menilik kisah empat pembalap McLaren yang mengunci gelar juara dunia di GP Jepang.
1. James Hunt menaklukan cuaca buruk di Sirkuit Fuji untuk menjadi juara dunia 1976
Musim 1976 merupakan kali pertama GP Jepang masuk ke kalender Formula 1. GP Jepang yang saat itu digelar di Sirkuit Fuji ditempatkan sebagai seri penutup. Hal itu membuat GP Jepang menjadi saksi dalam perebutan gelar juara dunia antara Niki Lauda yang membela Ferrari dan James Hunt yang berada di balik kemudi McLaren.
Hunt berada di posisi yang kurang menguntungkan karena tertinggal tiga poin dari Lauda. Cuaca di Sirkuit Fuji saat itu sangat buruk dengan hujan lebat dan kabut tebal. Kondisi yang tak membaik akhirnya membuat Lauda memutuskan untuk mundur setelah dua putaran. Lauda masih trauma atas insiden fatal di GP Jerman yang hampir merenggut nyawanya.
Mundurnya Lauda membuat Hunt punya peluang untuk meraih gelar juara dunia. Pembalap asal Inggris itu akhirnya finis ketiga di belakang Mario Andretti dan Patrick Depailler. Hasil itu sudah cukup untuk membawa Hunt menjadi juara dunia Formula 1. Itu merupakan satu-satunya gelar juara dunia milik Hunt.
2. Alain Prost raih gelar juara dunia secara kontroversial di GP Jepang 1989
Alain Prost merupakan pemilik empat gelar juara dunia. Salah satu gelar juara dunia tersebut diraih pada 1989 bersama McLaren. Saat itu, Prost bersaing sengit dengan rekan setimnya, Ayrton Senna. Puncak persaingan keduanya berakhir kontroversial di GP Jepang dengan Prost keluar sebagai juara dunia.
Prost dan Senna saat itu bertabrakan di tikungan chicane ketika memperebutkan posisi terdepan. Prost memutuskan untuk mundur, sementara Senna yang tertinggal 16 poin dari Prost memilih untuk melanjutkan balapan. Senna pada akhirnya meraih kemenangan.
Namun, kemenangan Senna tak berlangsung lama. Sebab, steward memutuskan untuk mendiskualifikasi Senna dari balapan. Senna dianggap memotong jalur ketika kembali ke lintasan. Ia juga mendapat bantuan dari marshall ketika menyalakan kembali mobilnya.
Diskualifikasi Senna membuat Prost mengunci gelar juara dunia ketiganya. Dengan satu balapan tersisa di GP Australia, jumlah poin Prost tak akan bisa dikejar oleh Senna. Hubungan keduanya semakin memburuk setelah itu yang membuat Prost memilih hengkang ke Ferrari.
3. Ayrton Senna tiga kali mengunci gelar juara dunia di GP Jepang
GP Jepang 1990 menjadi pembalasan manis Ayrton Senna atas Alain Prost. Balapan saat itu tak kalah kontroversial dibanding semusim sebelumnya. Senna dan Prost gagal finis setelah bertabrakan pada tikungan pertama lap pertama di Sirkuit Suzuka. Berbeda dengan yang terjadi pada 1989, kali itu Senna yang keluar sebagai juara dunia.
Senna tak hanya sekali mengunci gelar juara dunia di GP Jepang. Pembalap asal Brasil tersebut lebih dulu melakukannya pada 1988 juga bersama McLaren. Senna saat itu meraih kemenangan untuk mengalahkan Prost dalam perebutan gelar juara dunia.
Gelar juara dunia ketiga Senna pada 1991 juga ditentukan di GP Jepang. Kali itu, Senna bersaing dengan pembalap Williams, Nigel Mansell. Nasib buruk menghampiri Mansell yang tak mampu menyelesaikan balapan. Hasil itu membuat Senna keluar sebagai juara dunia dengan sisa satu balapan.
4. Mika Hakkinen dua kali rayakan pesta gelar juara dunia di GP Jepang
Mika Hakkinen tampil menawan sepanjang musim 1998 bersama McLaren. Pembalap asal Finlandia tersebut saat itu bersaing dalam perebutan gelar juara dunia dengan pembalap Ferrari, Michael Schumacher. Hakkinen memiliki keunggulan empat poin dari Michael Schumacher jelang seri penutup di GP Jepang.
Pada balapan di Sirkuit Suzuka, mobil Schumacher mengalami stall yang membuatnya start dari urutan paling belakang. Schumacher pada akhirnya gagal finis karena pecah ban. Sementara, Hakkinen yang meraih kemenangan sukses mengunci gelar juara dunia.
Pada 1999, Hakkinen kembali bertarung dalam perebutan gelar juara dunia dengan pembalap Ferrari, yang kali itu adalah Eddie Irvine. Berbeda dengan musim sebelumnya, Hakkinen saat itu tertinggal empat poin dari Irvine jelang seri penutup di GP Jepang. Hal itu memaksa Hakkinen untuk meraih kemenangan.
Hakkinen yang start dari posisi kedua di belakang Schumacher tampil dominan sepanjang balapan. Ia tak tergoyahkan dari pimpinan balapan sejak lap pertama. Kemenangan membawa Hakkinen meraih gelar juara dunia keduanya. Hakkinen unggul dua poin atas Irvine yang mengakhiri balapan di urutan ketiga.
Empat pembalap McLaren di atas sukses mengunci gelar juara dunia di GP Jepang. Mereka meraih gelar juara dunia dengan cara yang spektakuler. Mulai dari Hunt yang menaklukan cuaca buruk di Sirkuit Fuji, rivalitas panas antara Senna dan Prost, serta Hakkinen yang dua kali mengalahkan pembalap Ferrari pada seri pamungkas.