Depresi Berujung Mundurnya Naomi Osaka dari French Open

Jakarta, IDN Times - Petenis Jepang, Naomi Osaka, memutuskan mundur dari ajang French Open 2021. Osaka mengaku harus mundur demi memulihkan kondisi mentalnya.
Dalam unggahannya di media sosial, Osaka mengaku sudah merasakan depresi sejak 2018, yakni pasca menjuarai US Open. Karena jadi juara US Open, Osaka semakin sering menghadapi media.
Sebagai seorang bintang, Osaka harus menerima permintaan wawancara dalam sesi konferensi pers, hingga door stop.
Namun, Osaka ternyata bukan orang yang terbuka. Dia mengaku selalu cemas saat harus melayani sesi konferensi prs atau wawancara dengan media.
"Kenyataannya, saya mengalami depresi sejak 2018. Saya orang yang introvert. Mungkin ada yang sadar kalau saya sering pakai headphones untuk membantu meringankan kecemasan sosial," kata Osaka dalam pernyataan resminya di akun twitter, @naomiosaka.
1. Wartawan baik dengan Osaka

Osaka mengakui kalau wartawan tenis selalu baik dengannya. Namun, dia tak bisa menyembunyikan penyakit sosialnya itu.
Maka dari itu, Osaka meminta maaf kepada seluruh jurnalis, yang mungkin erasa tersakiti atas keputusannya.
"Saya selalu merasa cemas sebelum bicara ke depan media. Saya selalu gugup dan stres ketika mencoba mencari jawaban terbaik," terang Osaka.
2. Ambil cuti

Osaka akan mengambil cuti untuk beberapa lama untuk kesehatan mentalnya. Baru setelahnya, dia bakal bicara dengan otoritas terkait untuk bisa kembali bertanding.
"Saat waktunya tepat, saya mau membahas agar segalanya bisa lebih baik buat pemain, pers, dan suporter, bersama tim Tour," terang Osaka.
3. Tuai pujian

Osaka sebelumnya memang menunjukkan gelagat aneh dengan menghindari sesi konferensi pers pada 30 Mei 2021, jelang French Open digelar. Atas tindakannya, dia dijatuhi denda oleh otoritas terkait sebesar 15 ribu dolar Amerika Serikat atau setara Rp214 juta.
Tapi, denda itu tak membuat Osaka dihujat atau menerima serangan lainnya. Karena jujur, Osaka akhirnya menuai dukungan dari Dewan Pemain WTA.
Mereka merasa Osaka sudah begitu berani mengungkapkan beban yang selama ini membebani sejumlah atlet.
Laporan: Raisya Badria