Diana Taurasi, Legenda WNBA dari Phoenix Mercury

Diana Taurasi merupakan salah satu kontributor besar dalam sejarah WNBA. Ia hanya membela Phoenix Mercury dalam 20 tahun kariernya di liga ini. Dalam kurun waktu tersebut, Taurasi telah menjadi juara WNBA tiga kali.
Pada 25 Februari 2025, Taurasi akhirnya memutuskan untuk pensiun dari dunia basket. Usianya sudah 42 tahun. Sepanjang kariernya di WNBA, Taurasi telah meraih beragam pencapaian legendaris. Selain itu, ia juga sangat berjasa untuk Tim Nasional Amerika Serikat.
Berikut profil Diana Taurasi, legenda WNBA sekaligus salah satu pebasket wanita terhebat sepanjang sejarah.
1. Sudah mendominasi sejak berkuliah
Sebelum berkarier sebagai pebasket profesional, nama Diana Taurasi sudah cukup terkemuka dalam basket Amerika Serikat. Di liga mahasiswa Amerika Serikat (NCAA), ia bermain bersama tim basket University of Connecticut (UConn). Selama 4 tahun, Taurasi dan UConn memberikan permainan yang sungguh dominan.
Taurasi mencatat rataan 15 poin, 4,4 rebound, 4,5 assist, dan 1,2 steal dengan akurasi tembakan 46,9 persen dan tripoin 39,2 persen bersama UConn. Ia berhasil membawa UConn menjadi juara nasional hingga 3 kali beruntun (2002—2004). Pada 2001/2002, mereka berhasil mengakhiri musim dengan rekor sempurna 39-0.
Taurasi akhirnya berhasil mengumpulkan total 2.156 poin, 628 rebound, dan 648 assist dalam 4 tahun. Ia pun telah memperoleh berbagai pencapaian impresif di NCAA. Taurasi dinobatkan sebagai Associated Press College Player of the Year (2003) dan Naismith College Player of the Year 2 kali (2003, 2004). Selain itu, namanya juga masuk ke jajaran Kodak All-American 3 kali (2002—2004).
2. Salah satu pemain WNBA terhebat dalam sejarah
Dominasi Taurasi di NCAA membuatnya dipilih oleh Phoenix Mercury pada urutan pertama di WNBA Draft 2004. Setelah membutuhkan beberapa waktu untuk menyesuaikan diri, ia langsung konsisten memenangi banyak pertandingan bersama Mercury. Kesuksesan Taurasi pun akhirnya tak terbantahkan 20 tahun kemudian.
Taurasi mencatat rataan 18,8 poin, 3,9 rebound, dan 4,2 assist di WNBA. Ia dinobatkan sebagai MVP WNBA pada 2009 dengan rataan 20,4 poin, 5,7 rebound, 3,5 assist, 1,2 steal, dan 1,4 blok dengan akurasi tembakan 46,1 persen. Ia dan Mercury berhasil keluar sebagai juara WNBA pada 2007, 2009, dan 2014. Taurasi berhasil menjadi salah 1 dari 4 pemain yang dinobatkan sebagai MVP Final WNBA 2 kali (2009, 2014).
Nama Taurasi masuk ke jajaran pemain All-Star 11 kali dan All-WNBA First Team 10 kali. Ia menduduki peringkat pertama sepanjang sejarah WNBA dalam total poin (10.646) dan tripoin masuk (1.447). Selain itu, Taurasi juga berada di peringkat empat dalam total assist (2.394). Pada playoff, Taurasi memegang rekor poin, tembakan masuk, tripoin masuk, dan 30 poin terbanyak. Ia juga memegang 16 rekor Mercury.
3. Peraih medali emas Olimpiade terbanyak dalam cabang bola basket
Diana Taurasi memang telah menjalani karier WNBA yang fenomal. Namun, ia juga memiliki pencapaian yang tak kalah luar biasa ketika membela Amerika Serikat. Taurasi menjadi salah satu kunci di balik dominasi basket Amerika Serikat di kancah internasional.
Pada 2004, tahun pertamanya di WNBA, Taurasi dipilih untuk masuk ke skuad senior Tim Nasional Amerika Serikat untuk pertama kalinya. Sejak itu, ia berhasil menjuarai tiap Olimpiade hingga kariernya berakhir dan meraih 6 medali emas (2004, 2008, 2012, 2016, 2020, 2024). Perolehan tersebut merupakan yang terbanyak dalam sejarah basket Olimpiade, baik pria maupun wanita. Taurasi juga mampu meraih 3 medali emas (2010, 2014, 2018) dan 1 medali perunggu (2006) di FIBA World Championship.
Diana Taurasi telah mengukir sejarah sekaligus memperkuat namanya dalam dunia basket wanita. Ia pun sempat dipilih oleh para penggemar sebagai pemain terhebat sepanjang sejarah WNBA pada 2021 lalu. Terbilang mustahil bagi siapa pun yang ingin mencoba melampaui segala pencapaian dan rekornya di berbagai aspek.