Dualisme Federasi, Menpora Erick Beri Waktu 3 Bulan Penyelesaian

- Jika tidak selesai sampai tiga bulan, Erick akan mengambil langkah tegas dengan mendorong secara Undang-Undang-nya.
- Erick memastikan Kemenpora jadi jembatan bagi NOC Indonesia, KONI, serta pengurus federasi untuk membuka ruang dialog agar atlet tidak menjadi korban.
- Beberapa cabang olahraga masih dilanda dualisme federasi seperti tenis meja, tinju, dan berkuda, Erick berharap penyelesaian masalah di federasi itu berorientasi pada kepentingan atlet.
Jakarta, IDN Times - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir memberikan waktu tiga bulan bagi federasi-federasi yang masih terkendala dualisme. Dia ingin masalah ini diselesaikan secara musyawarah.
"Saya akan memberikan waktu kepada KOI dan KONI atau siapa pun untuk berembuk (menyelesaikan dualisme) sampai akhir tahun ini (tiga bulan ke depan)," kata Erick dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR, Senin (29/9/2025).
1. Jika tidak selesai sampai tiga bulan, apa langkah Erick?

Erick mengungkapkan, kenapa langkah musyawarah ditempuh karena itu merupakan landasan untuk membangun bangsa dan negara. Namun, jika sampai tiga bulan dualisme inni tak kunjung usai, dia akan mengambil langkah tegas.
"Kami akan dorong secara Undang-Undang-nya, secara regulasinya, mohon maaf kalau nanti ada perbedaan dalam penyelesaiannya karena sudah diberikan waktu untuk musyawarah mufakat," kata Erick.
2. Jangan sampai atlet jadi korban

Terkait dualisme federasi, Erick memastikan Kemenpora jadi jembatan bagi NOC Indonesia, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), serta pengurus federasi untuk membuka ruang dialog. Jangan sampai atlet jadi korban.
"Saya sudah bertemu Ketua KOI, dan akan bertemu KONI. Mereka harus membuka pintu dengan tujuan yang sama. Jangan korbankan atlet, jangan korbankan prestasi,” tegas Erick.
3. Masih banyak dualisme terjadi di federasi

Sejumlah cabang olahraga seperti tenis meja, tinju, dan berkuda masih dilanda dualisme federasi. Karena itu, Erick berharap penyelesaian masalah di federasi-federasi itu berorientasi pada kepentingan atlet.
“Kami dari Kemenpora, dan saya selaku Menpora lakukan dengan solusi dengan kepentingan sama, atlet dan prestasinya. Sesederhana itu. Kan tolak ukurnya olahraga itu kan,” kata Erick.