Guenther Steiner Dorong Cadillac Rekrut Sergio Perez

Sergio Perez tak lagi berada di grid Formula 1 pada 2025. Pembalap asal Meksiko itu kehilangan kursinya di Red Bull meski sebetulnya masih punya kontrak. Tim memutuskan untuk pisah jalan dan memilih Liam Lawson sebagai rekan setim Max Verstappen.
Meski tak meramaikan kejuaraan, masa depan Perez tetap jadi bahan perbincangan. Apalagi, ia sampai saat ini belum menentukan masa depannya setelah didepak Red Bull. Kondisi tersebut membuat Guenther Steiner mendorong Cadillac untuk merekrut Perez jelang masuk ke kejuaraan pada 2026.
1. Pasang surut performa Sergio Perez saat memperkuat Red Bull di Formula 1 2024
Sergio Perez mengalami perjalanan yang kurang oke selama mengarungi ketatnya persaingan di Formula 1 2024. Ia hanya mengemas 4 podium dalam 24 seri balap. Ini menjadi kali pertama Perez gagal meraih kemenangan dalam sebuah musim balap.
Terakhir kali pembalap berusia 35 tahun itu tak menorehkan satu pun kemenangan adalah pada 2019 ketika memperkuat Racing Point. Catatan kurang mengesankan itu juga ditambah dengan jumlah finis di luar zona poin. Perez tak berhasil finis sepuluh besar saat grand prix race sebanyak delapan kali.
Alhasil, Perez harus puas bertengger di peringkat kedelapan klasemen pembalap lewat koleksi 152 poin. Jumlah tersebut turun drastis dibandingkan pada 2023. Saat itu, ia mampu menjadi runner-up setelah mengumpulkan 285 poin.
2. Guenther Steiner menilai, Cadillac perlu merekut Sergio Perez
Rentetan pencapaian tak impresif Sergio Perez pada musim lalu membuatnya kehilangan tempat di Red Bull. Ia kini tak memiliki tim untuk ambil bagian di Formula 1 2025. Walau begitu, peluang kembali mengaspal di kejuaraan masih terbuka untuknya pada 2026.
Guenther Steiner punya pandangan soal nasib Perez. Mantan team principal Haas itu mendesak Cadillac untuk merekrut runner-up GP2 2010 itu menjelang musim 2026. Steiner menilai Cadillac perlu sosok pembalap berpengalaman untuk musim debut mereka di kejuaraan.
“Jika Anda merupakan bagian dari Cadillac, Anda butuh seseorang yang berpengalaman. Perez telah memperkuat beberapa tim untuk waktu yang lama. Ia tahu bagaimana caranya bekerja. Ia bisa memberi bantuan yang besar,” kata Steiner dilansir F1i.
3. Sergio Perez punya potensi tampil lebih baik dalam tekanan yang tak terlalu tinggi
Sergio Perez telah malang melintang di Formula 1. Ia menghabiskan waktu di kejuaraan selama 14 musim. Walau belum pernah menjadi juara dunia, Perez telah membukukan 6 kemenangan dan 39 podium sepanjang kariernya di ajang tersebut.
Guenther Steiner tak memandang sebelah mata perjalanan Perez di Formula 1, termasuk saat mengalami masa sulit di Red Bull. Pria berkebangsaan Italia itu melihat Perez punya potensi tampil oke saat tampil lebih lepas dengan tekanan yang tidak terlalu besar. Salah satu contohnya adalah saat Perez memperkuat Racing Point.
“Kami harus realistis. Bertarung untuk satu poin karena mobil tidak lebih baik adalah suatu hal. Namun, bertarung untuk satu poin saat rekan setim Anda meraih kemenangan dengan mobil yang sama akan menempatkan Anda dalam ruang pikiran yang berbeda. Itu tekanan yang berbeda,” jelas Steiner.
“Perez sangat baik ketika berada di Force India Racing, apa pun itu namanya, Racing Point. Ia selalu memberikan hasil terbaik sebagai kuda hitam. Ia tak bisa mengimbangi tekanan tim papan atas,” sambungnya.
Sergio Perez telah menyampaikan rencananya dalam sebuah konferensi pers pada awal Januari 2025. Ia ingin mengambil waktu rehat selama beberapa bulan sembari memikirkan masa depannya di Formula 1. Prioritasnya saat ini adalah menikmati momen bersama keluarga.