Profil Greysia Polii: Ratu Multievent Spesialis Emas

- Greysia Polii resmi gantung raket pada 12 Juni 2022.
- Meraih prestasi emas di berbagai ajang internasional, termasuk Olimpiade Tokyo 2020 bersama Apriyani Rahayu.
- Pernah didiskualifikasi di Olimpiade London 2012 karena dituduh match fixing, menyebabkan trauma pada Greysia.
Jakarta, IDN Times - Pebulu tangkis Indonesia, Greysia Polii, resmi gantung raket pada Minggu (12/6/2022). Dia menyampaikan salam perpisahannya di final Indonesia Masters 2022 di Istora Senayan Jakarta.
Selama 30 tahun Greysia menghabiskan hampir separuh hidupnya menekuni dunia bulu tangkis. Kini, pahlawan putri olahraga Indonesia ini menyudahi jalannya dengan segudang prestasi.
Greysia akan menjadi pembicara Indonesia Millennial and Gen-Z Summit 2024 yang digelar di The Tribrata, Jakarta, pada 22-23 Oktober 2024. Sebelum bertemu di acara IMGS 2024, ayo kenalan dulu dengan sosoknya
1. Greysia selama 19 tahun menghuni pelatnas PBSI

Greysia sempat menjadi pebulu tangkis paling senior yang menghuni Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta Timur. Dia mengabdi selama 19 tahun di Cipayung.
Kariernya di bulu tangkis dimulai sejak masih belia. Didukung keluarganya, perempuan 37 tahun itu hijrah ke Jakarta dari Manado untuk bisa menimba ilmu lebih baik di sekolah bulu tangkis.
Dia lantas tergabung dalam klub PB Jaya Raya. Perlahan kemampuannya mulai terasah hingga bisa tampil di berbagai kejuaraan junior.
2. Greysia punya medali emas multievent olahraga yang lengkap

Greysia juga layak disebut sebagai Ratu Multievent olahraga Indonesia lantaran kesuksesannya menyabet medali emas. Tak hanya itu, raihan medali emas Greysia terbilang komplet mulai dari hajatan nasional hingga internasional.
Emas PON Samarinda 2008 jadi yang pertama buat Greysia di multievent. Kemudian, bersama Nitya Krishinda Maheswari, dia meraih medali emas Asian Games Incheon 2014.
Tak sampai di situ, lima tahun berselang Greysia mampu mempersembahkan medali emas di SEA Games Filipina. Hal itu diraihnya saat bersama dengan pasangan keempatnya di ganda putri, Apriyani Rahayu.
Berselang dua tahun, Greysia/Apriyani mencatatkan prestasi yang tak bisa dilupakan sepanjang kariernya. Mereka berhasil merebut medali emas Olimpiade Tokyo 2020 usai mengalahkan wakil China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, 21-19, 21-15.
Ini menjadi satu-satunya emas yang diraih Indonesia di Olimpiade 2020. Medali emas ini terasa sangat istimewa bagi Greysia. Bersama Apriyani, keduanya mampu memecahkan rekor dengan menjadi ganda putri Indonesia pertama dalam sejarah yang sukses bawa pulang medali emas dari Olimpiade.
3. Pebulu tangkis tertua yang raih emas Olimpiade

Fakta menarik lainnya, Greysia menjadi pebulu tangkis tertua yang meraih medali emas di Olimpiade. Saat meraih prestasi tertingginya itu, Greysia berusia 33 tahun 356 hari.
Greys, demikian perempuan periang ini biasa disapa, menggeser rekor pebulu tangkis China, Zhang Ning. Kala itu Zhang berusia 33 tahun 89 hari saat meraih emas di Olimpiade Beijing 2008.
Greysia menjadi pebulu tangkis Indonesia kedua yang mampu meraih medali emas di Olimpiade lewat nomor ganda. Sebelumnya, ada Liliyana Natsir yang membawa pulang medali emas di nomor ganda campuran. Dia meraihnya saat berusia 30 tahun 432 hari di Olimpiade Rio 2016 bersama Tontowi Ahmad.
Kini, Greysia sudah pensiun. Tapi, dia masih lekat dengan bulu tangkis karena menjabat sebagai Dewan Atlet di BWF.
4. Tragedi di Olimpiade 2012

Tak selamanya karier Greysia cemerlang. Dia sempat merasakan tragedi dan kontroversi, saat melakoni Olimpiade 2012, London.
Berpasangan dengan Meiliana Jauhari kala itu, Greysia harus didiskualifikasi di fase grup karena dianggap telah melakoni match fixing.
Peristiwa tersebut bermula ketika pasangan China, Wang Xiaoli/Yu Yang diduga bermain 'sabun' saat berhadapan dengan pasangan Korea, demi tak bertemu wakil senegara di Semifinal. Hal yang sama juga terjadi saat Greysia/Meiliana berduel dengan ganda Korea lainnya, Ha Jung Eun/Kim Min Jung.
Panitia pun langsung mendiskualifikasi keempat pasangan tersebut dengan alasan manipulasi hasil pertandingan.
Aksi mereka dianggap memalukan, bahkan Greysia sempat dianggap tak bermain sportif dan jadi bahan pembicaraan banyak pencinta bulu tangkis dunia. Kejadian tersebut sempat membuat trauma Greysia.