6 Musim saat AC Milan Gagal Lolos ke Fase Gugur Liga Champions Eropa

- AC Milan gagal lolos ke babak 16 besar Liga Champions Eropa 2024/2025 setelah disingkirkan oleh Feyenoord dengan agregat 1-2.
- Liga Champions Eropa 2024/2025 diikuti oleh 36 tim yang bertarung dalam sistem liga, dengan 8 tim teratas lolos otomatis ke babak 16 besar dan sisanya bertarung di fase play-off.
- Sejak kompetisi ini digelar pada 1955, AC Milan gagal melenggang ke fase gugur sebanyak enam musim, termasuk pada musim 1996/1997, 1999/2000, 2000/2001, 2001/2002, 2002/2003, dan terakhir pada musim ini.
AC Milan gagal lolos ke babak 16 besar Liga Champions Eropa 2024/2025. Laju mereka terhenti pada fase play-off. Rossoneri disingkirkan oleh Feyenoord dengan agregat 1-2.
Sejak kompetisi ini mulai digelar pada 1955, ada 6 musim ketika AC Milan gagal melenggang ke fase gugur. Kapan saja dan seperti apa detailnya? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
1. AC Milan dihentikan oleh Feyenoord pada 2024/2025
Pada 2024/2025, Liga Champions Eropa memakai format baru. Kompetisi diikuti oleh 36 tim yang bertarung dalam sistem liga. Setelah setiap tim bertanding sebanyak 8 kali, 8 tim teratas pun lolos otomatis ke babak 16 besar. Sementara, tim yang berada di peringat 9 hingga 24 akan bertarung di fase play-off demi memperebutkan 8 tempat tersisa pada babak 16 besar.
AC Milan berakhir di posisi ke-13 pada fase liga. Setelah undian dilakukan, mereka mendapat Feyenoord sebagai lawan pada fase play-off. Pada fase liga, Feyenoord sendiri berakhir di peringkat 19.
Kedua tim pun melakoni pertandingan leg pertama fase play-off pada 12 Februari 2025. Feyenoord yang bermain di kandang, De Kuip, menang dengan skor 1-0. Gol tunggal dicetak oleh Igor Paixao pada menit ketiga.
Pada Rabu (19/2/2025) dini hari WIB, AC Milan bergantian menjamu wakil asal Belanda tersebut di San Siro. Tim asuhan Sergio Conceicao ini sebetulnya memulai laga dengan sangat baik. Mereka berhasil menyamakan agregat melalui sundulan Santiago Gimenez pada detik ke-37.
Namun, AC Milan mendapat petaka ketika Theo Hernandez menerima kartu kuning kedua pada menit 51. Feyenoord berhasil memanfaatkan keunggulan jumlah pemain dengan mencetak gol melalui Julian Carranza pada menit 73. Skor pun bertahan hingga pertandingan usai. Feyenoord berhak lolos ke babak 16 besar berkat keunggulan secara agregat.
2. AC Milan berakhir di posisi ketiga pada babak grup Liga Champions Eropa 2023/2024
Pada 2023/2024, AC Milan hanya berakhir di posisi ketiga pada babak grup. Mereka tergabung di grup F yang merupakan grup neraka. Pasalnya, tiga tim lain yang ada di grup ini memang merupakan klub-klub besar. Mereka adalah Borussia Dortmund, Paris Saint-Germain, dan Newcastle United.
AC Milan mengakhiri babak grup dengan 8 poin dari hasil 2 kemenangan, 2 keimbangan, dan 2 kekalahan. Perolehan poin AC Milan sebetulnya sama dengan Paris Saint-Germain yang berada di peringkat kedua. Namun, tim yang saat itu dilatih oleh Stefano Pioli tersebut kalah dari sisi selisih gol.
3. AC Milan menjadi juru kunci pada 2021/2022
Pada 2021/2022, AC Milan juga tergabung di dalam grup yang tidak kalah beratnya. Mereka berada di grup B bersama Liverpool, Atletico Madrid, dan FC Porto. Hasilnya, mereka harus rela menjadi juru kunci.
AC Milan hanya bisa meraup empat poin. Angka tersebut didapat setelah bermain imbang 1-1 dengan FC Porto di San Siro pada matchday keempat. Pada pertandingan selanjutnya, AC Milan meraih kemenangan hiburan atas Atletico Madrid dengan skor 1-0. Sementara, empat pertandingan lain berakhir dengan kekalahan.
4. AC Milan terhenti pada babak grup kedua di Liga Champions Eropa 2000/2001
Pada 1999/2000 hingga 2002/2003, Liga Champions Eropa menggunakan format babak grup sebanyak dua kali. Pada babak grup pertama, 32 peserta dibagi ke dalam 8 grup. Juara dan runner-up dari masing-masing grup berhak lolos ke babak grup kedua. Setelah itu, 16 tim tersisa dibagi kembali ke dalam 4 grup. Tim yang menjadi juara grup dan runner-up lolos ke babak perempat final.
Pada 2000/2001, AC Milan terhenti pada babak grup kedua. Mereka berakhir di posisi ketiga dengan 7 poin dari hasil 1 kemenangan, 4 keimbangan, dan 1 kekalahan. AC Milan berada di grup B bersama Deportivo La Coruna, Galatasaray, dan Paris Saint-Germain.
Sementara, pada babak grup pertama, AC Milan cukup dominan. Mereka berhasil menjadi juara grup H yang juga diisi oleh Leeds United, Besiktas, dan Barcelona. AC Milan yang saat itu dilatih oleh Alberto Zaccheroni meraih 11 poin dari 3 kemenangan, 2 keimbangan, dan 1 kekalahan.
5. AC Milan hanya menjadi juru kunci pada babak grup pertama Liga Champions Eropa 1999/2000
Pada 1999/2000, AC Milan harus menanggung malu karena hanya bisa menjadi juru kunci pada babak grup pertama. Padahal, mereka diperkuat oleh para pemain bintang, seperti Paolo Maldini, Andriy Shevchenko, Zvonimir Boban, dan Oliver Bierhoff. Selain itu, mereka juga tergabung di grup H yang diisi oleh klub-klub yang relatif semenjana, yaitu Chelsea, Hertha Berlin, dan Galatasaray.
Dengan kondisi tersebut, AC Milan nyatanya cuma bisa mengoleksi enam poin. Mereka melewati tiga pertandingan dengan hasil imbang. AC Milan hanya bisa meraih satu kemenangan, yaitu atas Galatasaray dengan skor 2-1 pada matchday kedua. Namun, tim asal Turki tersebut membalas dengan kemenangan 3-2 pada matchday terakhir. Satu laga lain AC Milan di Liga Champions Eropa pada musim ini berakhir dengan kekalahan 0-1 atas Hertha Berlin pada matchday keempat.
6. AC Milan berakhir di peringkat ketiga pada babak grup Liga Champions Eropa 1996/1997
AC Milan pertama kali gagal lolos ke fase gugur Liga Champions Eropa pada 1996/1997. Pada musim ini, kompetisi diikuti oleh 16 tim. Peserta dibagi ke dalam empat grup. Juara dan runner-up dari masing-masing grup lolos ke babak perempat final.
AC Milan yang berada di grup D hanya bertengger di posisi ketiga. Mereka mengoleksi 7 poin dari hasil 2 kemenangan, 1 keimbangan, dan 3 kekalahan. AC Milan berada di bawah FC Porto (16 poin) dan Rosenborg (9 poin) serta hanya lebih baik dari Goteborg (3 poin).
AC Milan merupakan raja kedua di Liga Champions Eropa dengan 7 trofi. Mereka hanya kalah dari Real Madrid yang memiliki 15 piala. Dari 70 edisi yang sudah berlangsung sejak 1955/1956 hingga 2024/2025, AC Milan ikut serta di 36 di antaranya. Enam musim di atas merupakan momen-momen ketika mereka tidak bisa menembus fase gugur.