Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Fakta Baru tentang Sir Alex Ferguson dalam Film Dokumenternya

Sir Alex Ferguson (dok. Amazon/Sir Alex Ferguson: Never Give In)

Sir Alex Ferguson atau yang mempunyai nama lengkap Sir Alexander Chapman Ferguson CBE merupakan sosok yang sangat amat dikenal di dunia sepak bola. Namanya yang harum dikarenakan hasil kerja kerasnya selama menggeluti dunia kepelatihan di Aberdeen dan Manchester United. Orang lebih mengenal kesuksesannya pada saat ia menjadi manajer selama 27 tahun di Manchester United dan memenangkan banyak piala di sana.

Film Sir Alex Ferguson: Never Give In yang disutradarai oleh anaknya sendiri, Jason Ferguson untuk menvisualkan perjalanan karier Sir Alex sekaligus menceritakan kondisi yang pada saat itu baru saja menimpanya. Ia terkena brain haemorrhage atau pendarahan pada otak. Setelah divonis pulih sepenuhnya, Jason berinisiatif untuk membuat film dokumenter tentang perjalanan di balik sosok sang gaffer.

Dalam film ini, terdapat beberapa fakta yang sebelumnya tidak diketahui dari Sir Alex. Apa sajakah itu? Mari simak ulasannya.

1. Memiliki kehidupan yang sulit di masa muda

Sir Alex Ferguson (dok. Amazon/Sir Alex Ferguson: Never Give In)

Sir Alex muda menghabiskan waktunya di kota Glasgow, Skotlandia, yang mana saat itu kota tersebut dikenal dengan kotanya para pekerja. Ayahnya yang bernama Alexander Beaton Ferguson merupakan seseorang yang bekerja di shipyard atau galangan kapal. Sedangkan ibunya hanya menjadi ibu yang mengurus anak-anaknya dari rumah. Mereka tinggal persis di belakang stadion dari klub sepak bola raksasa asal Skotlandia, Rangers.

Sir Alex tentunya sudah memulai karier sepak bolanya di usia muda. Ia mengikuti akademi sepak bola yang berada di sekitar kota Glasgow sampai ia dilirik oleh pemantau bakat dan langsung direkrut oleh St. Johnstone, klub sepak bola asal kota Perth. Tanpa banyak pertimbangan, ia langsung menerima pinangan tersebut. Tetapi karena memiliki kehidupan ekonomi yang sulit, ia terpaksa harus bekerja sebagai toolmaker pada waktu selangnya.

2. Dua tahun tidak bicara dengan ayahnya karena perihal sepak bola

Alexander Beaton Ferguson (dok. Amazon/Sir Alex Ferguson: Never Give In)

Sir Alex muda berposisi sebagai penyerang tengah dan sumber pencetak gol. Namun pada saat St. Johnstone, menit bermain dia sangatlah sedikit dan banyak mengisi waktu di bangku cadangan. Ia merasa pesimis dengan karier sepakbolanya dan tidak berharap lebih lagi sejak dia sangat jarang dimainkan.

Ayah Sir Alex sangat peduli dengan anak-anaknya sampai-sampai ia sering memeriksa apakah anaknya tidur cepat agar dapat tampil prima di besok hari untuk bermain bola. Pada suatu hari, Sir Alex lebih memilih menghabiskan waktu malamnya untuk pergi ke bar karena rasa pesimisnya yang besar. Sebelum ia pergi, ayahnya sempat melarang dan terjadi perdebatan keras antara mereka berdua yang pada akhirnya mereka tidak saling bicara sampai seterusnya.

Dua tahun berlalu, secara mengejutkan penyerang tengah utama dari St. Johnstone mengalami cedera dan sang manajer memerlukan jasa Sir Alex sebagai gantinya. Pada awalnya, ia menggunakan segala cara untuk tidak mau berkontribusi lagi untuk klub tersebut dan yang akhirnya ia juga tetap melakoni peran sebagai penyerang tengah melawan klub yang disukainya, Rangers. Ia mencetak hattrick, lalu dengan rasa senang ia mengabarkannya dengan sang ayah dan mulai saat itu hubungan mereka membaik seperti sedia kala.

3. Memecahkan rekor transfer pemain di Skotlandia

Sir Alex Ferguson (dok. Amazon/Sir Alex Ferguson: Never Give In)

Sejak Sir Alex muda mencetak hattrick di kandang Rangers, ia seakan-akan menjadi mesin gol dan menjadi topik hangat di media Skotlandia. Beredar berita dengan sangat kencang bahwa Rangers ingin merekrutnya dan ia sangat senang mengetahui klub yang ia dukung sewaktu kecil itu membutuhkan jasanya. Tanpa berlama-lama, ia langsung menerima penawaran dari klub tersebut.

Harga transfer Sir Alex sebagai pemain pada saat itu mencapai 60 ribu poundsterling, yang mana itu adalah harga yang sangat fantastis pada masanya di Skotlandia. Ia memecahkan rekor transfer pemain bola di Skotlandia pada masanya dan semua media semakin menyorotnya. Ini adalah sebuah titik balik dari rasa pesimis yang besar terhadap kariernya sampai menjadi pemain dengan nilai transfer termahal di Skotlandia.

4. Punya polemik dengan fans Rangers

Sir Alex Ferguson (dok. Amazon/Sir Alex Ferguson: Never Give In)

Kota Glasgow terkenal akan dualisme penduduknya, yaitu fans Rangers dan Celtic, Protestan dan Katolik. Pihak Protestan berada di kubu Rangers dan pihak Katolik berada di kubu sebaliknya. Sir Alex adalah seorang yang menganut agama Protestan walaupun ibunya beragama Katolik. Istrinya, Cathy merupakan penganut Katolik dan kabar ini membuat sebagian fans dari Rangers tidak suka terhadap unsur Katolik pada pemain mereka.

Karier Sir Alex cukup gemilang bersama Rangers hingga hari dimana Rangers bertemu dengan Celtic di partai final piala Skotlandia pada 1969. Rangers dibantai dengan skor 4-0 untuk Celtic dan Sir Alex menjadi kambing hitam dari kekelahan yang memalukan tersebut. Rasa trauma terhadap perlakuan fans dan sorotan media yang begitu besar membuatnya berhenti bermain sepak bola tidak lama setelah itu dan melanjutkan kariernya sebagai manajer.

5. Kecewa dengan penampilan Aberdeen walau baru saja memenangkan piala

Sir Alex Ferguson (dok. Amazon/Sir Alex Ferguson: Never Give In)

Ia mendapatkan tawaran dari Aberdeen yang juga berada di Skotlandia. Bakat aslinya ternyata muncul setelah menjadi manajer dan berhasil mengangkat Aberdeen semaksimal mungkin. Mereka berhasil menjadi juara liga Skotlandia dan memasuki European Cup (sekarang UEFA Champions League) pada tahun depannya. Saat berada di European Cup, Aberdeen berhasil mengalahkan Bayern Munich dan memenangkan piala tersebut untuk pertama kalinya.

Pada tahun yang sama, mereka berhadapan dengan Rangers di partai final Piala Skotlandia. Sir Alex seakan-akan mempunyai misi balas dendam kepada klub yang ia punya memori yang buruk sebelumnya. Aberdeen berhasil memenangkan pertandingan dengan skor 1-0 di akhir-akhir laga. Meskipun menang, jiwa kepelatihan Sir Alex tidak menerima penampilan buruk dari timnya dan langsung melontarkan kekesalannya tersebut sehabis pertandingan pada sesi wawancara.

6. Mengalami stress karena desakan Fergie out oleh fans Manchester United

Tulisan Fergie Out yang dibawa suporter. (dok. Amazon/Sir Alex Ferguson: Never Give In)

Rekor gemilangnya bersama Aberdeen membuat Manchester United, salah satu klub terbesar di Britania Raya ingin merekrutnya. Pada saat itu, United pada posisi yang sangat buruk di liga Inggris, yaitu peringkat 19 klasemen. Sir Alex dengan senang menerima penawaran tersebut sekaligus mencari tantangan baru.

Ternyata tantangan yang baru itu sangatlah besar. Ekspetasi fans kepadanya sangatlah besar, yang pada momen itu United tidak memenangkan piala liga selama 20 tahun lamanya. Tiga tahun pertamanya tidak ada perkembangan sama sekali dari United dan semakin terperosot. Tagar Fergie out pada saat itu dikumandangkan oleh fans pada saat di Old Trafford serta mantan pemain mereka sendiri, George Best ikut menyuarakan tagar tersebut.

Pada tahun akhir tahun ketiganya, hasil kerja kerasnya selama ini terbayarkan oleh piala FA yang dimenangkan United pada musim 1989-1990. Sir Alex mulai mendapatkan kembali kepercayaan dari fans setelah piala tersebut didapatkan. And the rest is history.

7. Sangat takut kehilangan memorinya ketika terkena pendarahan pada otak

Sir Alex Ferguson (dok. Amazon/Sir Alex Ferguson: Never Give In)

Pada tahun 2018, kejadian mengerikan menimpa dirinya. Otaknya mengalami pendarahan seketika dan memiliki presentase yang kecil untuk selamat dan kembali normal. Saat kejadian tersebut terjadi, di film dokumenternya ia menceritakan bahwa ia sangat takut kehilangan memorinya, takut untuk tidak mengenali istrinya, anak-anaknya, teman-temannya, bahkan dirinya sendiri. Ia mulai mengucapkan dan mencatat berbagai macam hal yang ia alami sebelumnya untuk meyakinkan dirinya tidak kehilangan memori.

Akan amat sangat disayangkan ketika Sir Alex kehilangan memori hebatnya, tidak mengenali dirinya yang begitu dihormati banyak orang berkat hasil kerjanya. Untung saja, ia mampu melawan dan kembali normal seperti sedia kala. Pada bulan Mei di tahun yang sama, ia muncul di depan hadapan publik Old Trafford menyaksikan United melawan Wolves dan mendapattkan sambutan yang sangat hangat.

Itulah beberapa fakta baru tentang sang gaffer pada fim dokumenternya yang tayang pada tahun 2021, yaitu Sir Alex Ferguson: Never Give InSemoga sehat-sehat selalu ya, Fergie!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Farras Syah
EditorMuhammad Farras Syah
Follow Us