5 Alasan Xavi Jadi Sosok Ideal Pengganti Ronald Koeman di Barcelona

Musim ini benar-benar menjadi mimpi buruk bagi Barcelona. Setelah ditimpa krisis finansial, mereka pun harus kehilangan dua mega bintangnya, Lionel Messi dan Antoine Griezmann. Belum cukup di situ, krisis pun berlangsung di atas lapangan.
Barcelona menelan dua kekalahan telak di Liga Champions, dan tampil buruk di LaLiga. Suara agar Ronald Koeman dipecat pun semakin nyaring didengungkan.
Beberapa nama calon pengganti mulai bermunculan, seperti Roberto Martinez dan Antonio Conte. Namun, Xavi adalah sosok yang tepat untuk menangani Blaugrana. Kenapa? Berikut 5 alasannya.
1. Legenda klub, Xavi lebih memahami Barcelona

Xavi adalah salah satu lulusan terbaik dalam sejarah akademi Barcelona, La Masia. Sang pemain menghabiskan sebagian besar kariernya di klub Catalan itu, dan mempersembahkan hampir semua trofi utama di level klub. Selama hampir dua dekade berseragam Barcelona, dia telah meraih 27 gelar trofi utama.
Dia adalah ikon klub, dan sangat dicintai fans. Hal inilah yang membuat ia pantas menjadi pelatih Barcelona. Dia paham klub baik luar dan dalam, serta nilai-nilai filosofisnya. Ini adalah modal utama untuk mengembalikan Barcelona ke jalur utamanya sebagai klub raksasa.
2. Sudah cukup teruji sebagai pelatih

Xavi mengakhiri kariernya sebagai pemain bersama klub Qatar, Al-Sadd, dan di sana juga dia memulai karier kepelatihannya sejak 2019. Selama dua musim terakhir, dia berhasil membangun klub dengan permainan cepat, taktikal, menghibur, dan berprestasi.
Puncaknya, musim lalu Al-Sadd berhasil menjuarai Liga Qatar dan Piala Liga dengan sebuah rekor yang mengesankan. Mereka menjadi juara dengan rekor tak terkalahkan dengan meraih 19 kemenangan dan 3 kali imbang.
Tak hanya itu, mereka pun sangat tajam dengan mencetak 77 gol, unggul 24 gol dari klub runner up. Begitu juga di musim ini yang baru berjalan 5 pekan, Al-Sadd meraih kemenangan sempurna.
3. Barcelona selalu sukses saat ditangani mantan gelandangnya

Barcelona memiliki sejarah luar biasa saat ditangani oleh mantan pemainnya yang berposisi sebagai gelandang. Sebut saja Pep Guardiola dan Luis Enrique, yang sukses persembahkan treble winners.
Koeman juga adalah eks pemain Barcelona, namun berposisi sebagai bek. Ini memberikan pandangan berbeda tentang gaya bermain klub.
Koeman lebih mengandalkan umpan-umpan jauh, sedangkan para gelandang mengandalkan umpan pendek cepat seperti lahirnya tiki-taka. Dengan penunjukan Xavi, yang memiliki gaya kepelatihan mirip Guardiola, itu memberikan optimisme untuk mengembalikan kejayaan Barcelona.
4. Tiki-taka ala Xavi

Gaya kepelatihan Xavi tidak terlepas dari pengaruh mantan pelatihnya di Barcelona, Pep Guardiola dan Luis Enrique. Di bawah arahan keduanya, Barcelona dikenal lewat permainan tiki-taka yang atraktif.
Hal itu juga yang dia terapkan di Al-Sadd. Tidak mengherankan jika klub Qatar itu memiliki rata-rata 4 gol per laga di musim lalu. Menariknya, Xavi mengembangkan gaya tiki-taka dengan versi dirinya sendiri.
Dia tidak terikat dengan satu formasi, tapi memiliki berbagai jenis formasi seperti 3-4-2-1, 3-1-4-2, atau 4-2-3-1 sesuai kebutuhan tim. Sejak diasuh Xavi, Al-Sadd menjadi klub paling produktif dan memiliki rata-rata penguasaan bola tertinggi, 62 persen. Begitu juga dengan akurasi umpan para pemainnya yang meningkat drastis.
5. Xavi sosok yang tepat untuk mengembangkan bakat para pemain muda Barcelona

Barcelona adalah salah satu klub dengan akademi terbaik di dunia, La Masia. Telah banyak bintang dunia lahir dari akademi klub ini, termasuk Lionel Messi, Inesta dan Xavi sendiri.
Namun, dalam beberapa musim terakhir Barcelona justru lebih mengandalakan pemain top berharga mahal seperti Philippe Coutinho, Ousmane Dembele, hingga Antoine Griezmann, yang performanya justru tak sesuai ekspektasi. Akibatnya, hal ini menjadi salah satu sebab krisis finansial yang dihadapi Barcelona karena pengeluaran yang terlalu besar.
Hadirnya Xavi dipercaya bisa menjadi kunci lahir dan berkembangnya para pemain muda lulusan La Masia seperti Pedri, Ansu Fati dan Riqui Puig. Xavi adalah pelatih muda, dan lulusan akademi La Masia, sehingga dia paham betul apa yang dibutuhkan untuk memaksimalkan potensi skuadnya.
Masa bakti Ronald Koeman tampaknya hanya menunggu hitungan waktu saja. Banyak pihak percaya jika laga El Clasico pada pekan ke-10 LaLiga bakal menjadi penghakiman dirinya sebagai pelatih Barcelona. Jika benar dia dipecat di awal musim ini, pengganti yang layak, tak lain dan tak bukan adalah sang legenda klub, Xavi Hernandez.