Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bagaimana Cara PSG Mendominasi 2024/2025?

Paris Saint-Germain (pixabay.com/jorono)

Paris Saint-Germain (PSG) sukses menumbangkan Liverpool pada babak 16 besar Liga Champions Eropa 2024/2025 melalui adu penalti dengan skor 4-1. Meski sempat menelan kekalahan saat menjamu Liverpool pada leg pertama, Le Parisien berhasil membalikkan keadaan pada leg kedua melalui gol semata wayang Ousmane Dembele pada menit ke-12. Pertandingan berlanjut kepada babak tambahan hingga adu penalti. Gianluigi Donnarumma menjadi pahlawan kemenangan tim setelah menggagalkan tendangan Darwin Nunez dan Curtis Jones.

Tak ada yang mengira performa PSG begitu gemilang setelah kepergian Kylian Mbappe ke Real Madrid. Namun, keberhasilan mereka menyingkirkan Liverpool menjadi salah satu bukti betapa apiknya tim asuhan Luis Enrique musim ini. Bahkan, Enrique sendiri mengeklaim timnya lebih seimbang tanpa kehadiran seorang bintang.

1. Lini serang PSG menjadi salah satu yang produktif di Eropa

Paris Saint-Germain tampil sangat produktif di lini serang musim ini dengan kontribusi besar dari Ousmane Dembele, Bradley Barcola, dan Khvicha Kvaratskhelia. Ketiga pemain ini menjadi elemen kunci dalam skema serangan Luis Enrique yang menghasilkan banyak gol. Performa mereka memberikan dampak signifikan dalam berbagai kompetisi yang diikuti PSG.

Ousmane Dembele menjadi pemain paling berkontribusi di lini depan dengan torehan 29 gol dan 6 assist dari 36 laga di semua kompetisi. Pemain asal Prancis ini menunjukkan performa impresif sebagai pencetak gol utama PSG dengan kecepatan dan kemampuan dribel yang sulit dihentikan lawan. Selain itu, Bradley Barcola juga tampil cemerlang dengan mencetak 18 gol dan 12 assist dari 42 pertandingan di semua ajang. Performa Barcola yang dinamis membuatnya menjadi ancaman konstan bagi pertahanan lawan.

Khvicha Kvaratskhelia yang baru didatangkan PSG pada Januari 2025 dari Napoli juga langsung nyetel dengan strategi pelatih. Pemain asal Georgia ini telah mencatatkan 2 gol dan 4 assist dari 13 laga. Ia memberikan dimensi tambahan bagi serangan PSG. Kombinasi ketiga pemain sekaligus memberikan variasi serangan yang sulit diprediksi lawan, membuat PSG menjadi tim yang sangat berbahaya di sepertiga akhir lapangan.

2. Trio gelandang PSG mampu menunjukkan keseimbangan tim di lini tengah

Lini tengah yang mengontrol permainan sama pentingnya dengan lini serang yang tajam dalam kesuksesan PSG musim ini. Trio Joao Neves, Vitinha, dan Fabian Ruiz menjadi motor penggerak utama di lini tengah. Mereka menunjukkan kemampuan komprehensif yang mencakup kreativitas, stamina, dan akurasi distribusi bola.

Joao Neves menjadi pemain yang sangat penting dalam transisi permainan PSG. Gelandang muda Portugal ini menunjukkan performa luar biasa dengan akurasi umpan yang tinggi serta kemampuan bertahan yang solid. Kehadirannya memberikan keseimbangan di lini tengah dan memungkinkan pemain-pemain ofensif PSG lebih bebas menyerang.

Vitinha tetap menjadi sosok kunci di lini tengah PSG sejak musim lalu dengan perannya sebagai pengatur tempo permainan. Berkat tekniknya yang tinggi dan visi yang tajam, ia mampu mengendalikan aliran bola dengan baik. Kemampuannya dalam memberikan umpan matang turut mendukung efektivitas serangan tim.

Fabian Ruiz, di sisi lain, berperan sebagai gelandang box-to-box yang berkontribusi dalam fase menyerang dan bertahan. Keaktifannya dalam menghubungkan lini belakang dan depan membuat permainan PSG makin dinamis. Trio Neves, Vitinha, dan Ruiz menjadikan lini tengah PSG salah satu yang paling dominan di Eropa musim ini.

3. Gianluigi Donnarumma jadi sosok penting dalam menjaga tembok pertahanan PSG

PSG menunjukkan peningkatan signifikan dalam aspek pertahanan musim ini, menjadikannya salah satu tim dengan pertahanan terbaik di Eropa. Mereka hanya kebobolan 19 gol di Ligue 1 Prancis 2024/2025. Ini mencerminkan solidnya lini belakang yang dikawal pemain-pemain berkualitas. Bahkan, tanpa kehadiran Marquinhos pada leg pertama perempat final Liga Champions nanti, kedalaman skuad di lini pertahanan PSG diprediksi tetap tangguh.

Keseimbangan antara lini tengah dan lini belakang menjadi kunci utama kokohnya pertahanan PSG. Trio gelandang Joao Neves, Vitinha, dan Fabian Ruiz tidak hanya berkontribusi dalam serangan, tetapi juga aktif dalam fase bertahan dengan menutup ruang dan memenangkan duel di lini tengah. Ditambah dengan peran Nuno Mendes sebagai wing-back yang disiplin dalam menjaga posisi, PSG mampu bertahan dengan lebih kompak dan efektif.

Di bawah mistar gawang, Gianluigi Donnarumma tampil sebagai benteng terakhir yang dapat diandalkan. Meski distribusi bolanya tidak sempurna, ia tetap menjadi penjaga gawang yang sulit ditembus dengan hanya kebobolan 26 gol dari 34 pertandingan di semua kompetisi. Dengan torehan 9 clean sheet, termasuk 4 di Liga Champions, Donnarumma membuktikan perannya sebagai kiper yang mampu menjaga kestabilan lini pertahanan PSG.

4. Fleksibilitas formasi Luis Enrique membuat lawan sulit membaca skema permainan PSG

Keberhasilan Paris Saint-Germain musim ini tak  terlepas dari peran Luis Enrique dalam menyusun strategi yang efisien. Pelatih asal Spanyol itu mengandalkan gaya bermain dengan dominasi penguasaan bola serta transisi cepat untuk menekan lawan. Dengan memaksimalkan kecepatan para pemainnya, Enrique mampu menciptakan skema permainan yang intens dan sulit diantisipasi.

Salah satu aspek utama strategi Luis Enrique adalah fleksibilitas formasi. PSG kerap bermain dengan formasi dasar 4-3-3, tetapi bisa berubah menjadi 3-4-3 atau 4-2-3-1 tergantung situasi pertandingan. Ini memberikan variasi taktik yang sulit ditebak lawan. Enrique juga sering menerapkan pressing tinggi untuk merebut bola lebih cepat dan mencegah lawan membangun serangan dari lini belakang.

Selain itu, Enrique berhasil mengoptimalkan peran pemain-pemain kuncinya. Ousmane Dembele diberikan kebebasan lebih di lini serang untuk mengeksploitasi ruang, sementara Joao Neves dan Vitinha bertugas sebagai pengontrol permainan. Strategi ini terbukti sukses membawa PSG tampil dominan di berbagai kompetisi.

Keberhasilan Paris Saint-Germain menyingkirkan Liverpool di Liga Champions 2024/2025 membuktikan mereka masih menjadi kekuatan yang patut diperhitungkan di Eropa. Dengan skuad yang solid dan strategi Luis Enrique yang efektif, PSG berpotensi besar meraih gelar juara. Ini sekaligus menjadi bukti PSG mampu beradaptasi dan tetap kompetitif meski tanpa pemain bintang sekaliber Kylian Mbappe.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Widyo Andana Pradiptha
EditorWidyo Andana Pradiptha
Follow Us