Bagaimana Vitor Pereira Bisa Membawa Wolves Bertahan di EPL 2024/2025?

- Wolves lolos dari degradasi EPL 2024/2025 setelah Vitor Pereira menggantikan Gary O'Neil sebagai manajer tengah musim.
- Pereira mengubah pola permainan Wolves dengan strategi formasi 3-4-2-1, meningkatkan ketenangan dalam menguasai bola, dan memperbaiki komposisi pemain di barisan pertahanan.
- Kebangkitan Wolves juga didukung oleh kontribusi Matheus Cunha yang mencetak 9 gol dan 3 assist dalam 16 laga di bawah asuhan Pereira.
Wolverhampton Wanderers berhasil lolos dari ancaman degradasi di English Premier League (EPL) 2024/2025. Wolves mengawali kompetisi dengan buruk bersama Gary O'Neil hingga berujung pemecatannya pada pertengahan musim. Pada 19 Desember 2024, manajemen menunjuk Vitor Pereira untuk mengisi kursi kepelatihan dengan misi menyelamatkan Wolves.
Pada awal musim, Wolves asuhan O'Neil tak bisa menang dalam sepuluh laga pertama EPL. Wolves menderita 7 kekalahan dan hanya mendapat 3 hasil imbang. Setelah itu, O'Neil sempat memberikan asa dengan menang dua laga beruntun kontra Southampton dan Fulham. Namun, Wolves kembali menelan kekalahan empat laga setelahnya sehingga membuatnya didepak.
Ketika datang ke Molineux Stadium, Pereira mengemban tugas berat mengangkat moral para pemain Wolves yang terpuruk. Sebab, O'Neil meninggalkan Wolves dalam posisi terjerembap di peringkat 19 hanya dengan koleksi sembilan poin. Lalu, bagaimana cara Pereira membawa Wolves bangkit hingga bisa kompetitif dan membuat tim bertahan di EPL 2024/2025?
1. Gaya bermain fleksibel dan adaptif sesuai dengan lawan yang dihadapi
Vitor Pereira sejatinya tak membawa Wolves langsung bangkit dan kompetitif. Juru taktik berusia 56 tahun ini kesulitan dalam 2 bulan pertamanya bersama Wolves. Ia masih meraba-raba bagaimana intensitas laga-laga EPL. Dari 7 laga, ia hanya mampu membawa Wolves menang 2 kali dan imbang 1 kali. Sementara, empat laga lainnya berakhir dengan kekalahan.
Namun, satu hal yang terlihat adalah pola permainan yang berubah. Bersama Gary O'Neil, Wolves bermain dengan transisi cepat. Ini membuat pertahanan kerap terkena counter attack sehingga berujung kebobolan. Pereira menerapkan pendekatan berbeda dengan permainan tetap menjaga shape formasi dengan favoritnya adalah menggunakan 3-4-2-1.
Formasi yang digunakan tetap sama tiap laganya. Namun, Pereira menjalankan strategi berbeda bergantung dengan kualitas lawan yang dihadapi. Jika melawan tim-tim besar, Wolves bermain lebih terkontrol untuk menjaga formasinya. Sementara, ketika bertemu tim-tim yang setara atau di bawah kualitasnya, Wolves bermain dengan dominan dan menginisiasi serangan.
Selain itu, ketenangan dalam menguasai bola atau tanpa bola menjadi perbedaan kentara dari O'Neil dan Pereira. Wolves bermain lebih rapi dan tidak terburu-buru. Ketika ditekan, para pemain belakang dan tengah berusaha menjaga posisi sembari merebut bola. Sementara, penguasaan bola juga lebih meningkat dengan perlahan-lahan tanpa harus langsung mengirimkan umpan ke lini serangan, seperti halnya permainan yang diterapkan O'Neil.
2. Vitor Pereira membuat Matheus Cunha menjadi kreator sekaligus mesin gol Wolves
Kebangkitan Wolves tidak terlepas dari kontribusi Matheus Cunha. Pemain berpaspor Brasil ini menjadi sosok krusial di lini serangan Wolves. Tak hanya menjadi striker haus gol, ia juga berperan sebagai kreator serangan bagi rekan-rekannya. Ini terbukti dengan keterlibatan golnya yang gemilang. Di bawah asuhan Pereira, ia mengemas 9 gol dan 3 assist dari 16 laga.
Kendati Cunha sempat absen karena kartu merah yang membuatnya diskors dalam empat laga EPL, kualitasnya tak hilang ketika kembali. Pemain berusia 25 tahun ini terus menunjukkan kontribusi pentingnya di lini serangan Wolves. Bisa dibilang, musim ini merupakan musim terbaiknya di EPL. Pada 2023/2024 lalu, ia membuat 12 gol dan 7 assist dari 32 laga. Kini, hanya dari 30 laga, ia melewati kontribusinya musim lalu dengan telah membuat 15 gol dan 6 assist. Jumlah ini berpotensi bertambah mengingat musim yang masih tersisa tiga laga.
Opta mencatat, Cunha juga menjadi pemain paling efektif di EPL 2024/2025. Dari 14 gol yang dibuatnya, angka harapan golnya (xG) sebanyak 7,3. Artinya, ia mampu membuat gol dua kali lipat daripada yang diharapkan dari rata-rata tembakan yang dilakukannya. Hal ini serupa dengan 2023/2024 lalu, ketika ia mencatatkan xG non-penalti +2,3. Dalam 2 musim terakhir, ia total membuat xG +9.0. Ia hanya kalah dari Phil Foden (+10,5) dan Chris Wood (+9,4).
3. Memperkuat barisan pertahanan dengan mengubah posisi pemain dalam formasi tiga bek
Faktor kebangkitan Wolves juga karena adanya perubahan komposisi pemain di barisan pertahanan. Vitor Pereira mengubah posisi sejumlah pemain belakang. Matt Doherty, yang sebelumnya sebagai wingback kanan, digeser ke posisi bek tengah. Sebaliknya, Nelson Semedo yang berada di bek tengah dipindah ke kanan menggantikan peran Doherty sebagai wingback.
Selain itu, Wolves juga merekrut Emmanuel Agbadou pada Januari 2025. Kedatangannya membuat lini belakang makin kokoh. Formasi tiga bek ini dilengkapi dengan Toti Gomes yang berperan sebagai bek tengah kiri. Sementara, posisi wingback kiri dipercayakan kepada Rayan Ait-Nouri, yang juga tampil impresif dengan membuat 4 gol dan 7 assist dari 34 laga EPL.
Tak hanya itu, hal krusial lain yang diperbaiki Pereira adalah mengantisipasi bola mati menjadi gol. Berdasarkan data Premier League dalam perbandingan 16 laga, terdapat perbedaan dari O'Neil dan Pereira. Bersama O'Neil, Wolves kebobolan 16 gol dari situasi bola mati. Sementara, Pereira mampu menurunkan jumlah kebobolan tersebut dengan hanya menjadi lima gol.
Dari sederet faktor di atas, Pereira berhasil membawa Wolves kompetitif. Sejak awal Februari, Wolves menunjukkan performa konsisten. Dari 12 laga, Wolves mendulang banyak poin berkat 8 kali menang dan 1 kali imbang. Pada periode tersebut, Wolves hanya menderita tiga kekalahan.
Per 3 Mei 2025, Wolves berada di peringkat 13 dengan perolehan 41 poin dari 35 laga. Kedatangan Vitor Pereira ke Molineux Stadium bak juru selamat bagi Wolves di EPL 2024/2025. Terlepas di posisi berapa nantinya Wolves mengakhiri musim, hadirnya sang pelatih membawa harapan baru. Menarik dinantikan kiprah Pereira bersama Wolves di EPL musim depan.