Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

CEK FAKTA: Kalender Internasional FIFA Beri Efek Buruk pada Pemain?

Gianni Infantino berjabat tangan dengan Erick Thohir pada saat mejelang Final U-17 World Cup 2023 (pssi.org).

Jakarta, IDN Times - Baru-baru ini, Premier League dan 30 asosiasi liga Eropa, ditambah juga asosiasi pemain profesional macam FIFPro dan PFA, mengajukan gugatan FIFA. Hal itu berkaitan dengan kalender internasional.

Dalam gugatannya, Premier League, liga-liga Eropa, dan asosiasi pemain menggugat kalender internasional FIFA yang tidak sehat. Mereka merujuk pada format Piala Dunia Antarklub 2025, yang nantinya mirip dengan Piala Dunia timnas senior.

Mereka mengeklaim, hal itu membuat pemain jadi lebih lelah. Lalu, benarkah FIFA jadi sumber masalah? Mari kita telisik lewat sebuah studi yang diluncurkan oleh CIES Football Observatory.

1. Data dari CIES sajikan fakta berbeda

Stefan Ortega saat Manchester City kalahkan Tottenham Hotspurs, Rabu (15/5/2024). (premierleague.com).

Dalam studi berjudul Match Calendar and Player Workload, CIES Football Observatory menemukan sebuah hasil yang berbeda dengan klaim Premier League. Mereka melihat, bukan kalender internasional FIFA yang bikin pemain lelah.

Berdasarkan temuan mereka sejak 2012 hingga 2024, justru liga nasional-lah yang menjadi penyumbang kelelahan pemain, dengan persentase sebesar 82.2 persen. Sisanya baru laga timnas (10,2 persen), konfederasi (6,7 persen), baru FIFA (0.9 persen).

2. Nyatanya banyak pemain yang tidak terlalu diforsir

Aurelien Tchouameni. (instagram.com/aurelientchm)

Tidak cuma itu, temuan dari CIES Football Observatory juga menyebut hanya 0,31 persen pemain yang main dalam 60 laga dalam semusim. Sedangkan 21,5 persen hanya main paling banyak 10 kali dalam semusim.

Jika mengacu pada menit, hanya ada 0,29 persen yang main selama 5.000 menit dalam semusim, dan ada 35,8 persen pemain yang hanya main 1.000 menit dalam semusim. Beberapa faktor memengaruhi ini, salah satunya adalah penambahan jatah pergantian pemain jadi lima.

3. Serangan balik FIFA kepada para penggugat

Presiden FIFA, Gianni Infantino menerima tanda bintang jasa dari Presiden Jokowi (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Menilik studi CIES Football Observatory ini, FIFA ternyata tidak jadi sebab lelahnya para pemain karena kalender internasional. Justru, liga-liga nasional-lah yang terkadang memforsir pemain, dengan perhatian khusus diberikan pada klub.

Tak pelak, FIFA pun menyerang balik para penggugat, bahkan menyebut mereka semua hipokrit. Mereka hanya ingin kalender yang diisi dengan laga persahabatan dan tur, karena itu lebih menguntungkan secara finansial.

"Liga-liga ini (termasuk Prenier League) lebih memilih kalender berisikan laga persahabatan dan tur. Sedangkan kami harus memikirkan sepak bola dunia secara keseluruhan, termasuk proteksi terhadap pemain," ujar Presiden FIFA, Gianni Infantino.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sandy Firdaus
EditorSandy Firdaus
Follow Us