Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Celah VAR yang Kembali Rugikan Indonesia di Piala Asia U-23

Uji coba VAR dalam final EPA U-20 Liga 1 2023/24, di Stadion Manahan, Solo, Kamis (7/3/2024). (IDN Times/Tino)

Jakarta, IDN Times - Video Assistant Referee (VAR) merupakan perangkat teknologi yang dikhususkan untuk membantu wasit. Akan tetapi, piranti ini malah menjadi petaka bagi Indonesia karena masih ada celah. Terbaru, hal itu terjadi di Piala Asia U-23 2024.

Dalam laga perdana Piala Asia U-23 2024, Timnas Indonesia U-23 kalah dari tuan rumah Qatar dengan skor 0-2 di Jassim bin Hamad Stadium pada Senin, 15 April 2024 malam. Kekalahan ini diwarnai beberapa hal yang kontroversial.

Salah satunya, adalah penentuan pemakaian VAR oleh wasit untuk beberapa insiden di pertandingan. Rupanya, VAR ini lebih menguntungkan Qatar pada akhirnya ketimbang Indonesia, karena ada celah VAR yang bisa dimanfaatkan mereka.

1. Celah VAR dalam Ivar Jenner

Unggahan Ivar Jenner soal laga lawan Qatar. (instagram.com/ivarjnr)

Sebelumnya, IDN Times sempat menulis bahwa insiden kartu kuning kedua Ivar Jenner layak diintervensi VAR. Akan tetapi, setelah mengecek kapan saja situasi yang bisa diintervensi VAR dalam sebuah laga, ada celah di situ.

Merunut aturan pemakaian VAR yang dikeluarkan FIFA, teknologi ini hanya dipakai pada empat kejadian saja, yaitu penentuan gol, pemberian penalti, hukuman kartu merah (tak berlaku untuk kartu kuning kedua), dan pengecekan identitas pemain, andai wasit menghukum pemain yang salah.

Ternyata, insiden pemberian kartu merah via kartu kuning kedua tidak masuk dalam insiden yang bisa diintervensi VAR. Jelas ini jadi sebuah kerugian, karena dalam tayangan ulang, tampak tak ada pelanggaran yang dilakukan Ivar.

Berbeda dengan apa yang dialami Ramadhan Sananta, dia awalnya diganjar kartu kuning. Namun, ada potensi Sananta menerima kartu merah karena kerasnya pelanggaran yang dia lakukan.

Setelah ditinjau ulang, wasit memberikan kartu merah pada Sananta. Ada potensi kartu merah langsung yang memang masuk dalam insiden yang bisa diintervensi VAR.

Celah ini sukses dimanfaatkan Qatar dengan baik. Hasilnya, kartu kuning kedua yang berujung kartu merah bagi Ivar tetap berlaku dan menjadi kerugian bagi Indonesia. Padahal, Ivar tak melakukan apa-apa.

2. Sempat dirugikan celah VAR di Piala Asia 2023

Timnas Indonesia lawan Irak di Piala Asia 2023. (Dok. PSSI)

Celah VAR ini juga sempat merugikan Indonesia dalam laga lawan Irak di Piala Asia 2023. Saat itu, banyak yang menganggap gol kedua Irak tidak sah karena offside, tetapi wasit menggunakan VAR di momen kurang pas untuk mengecek insiden itu.

Jadi, dalam gol kedua Irak ini, ada potensi offside yang terjadi. Sebelum Irak mencetak gol, ada pemainnya yang sempat diduga terkena offside, yaitu Mohanad Ali. Namun, pada akhirnya gol tetap sah. Kenapa demikian?

Ternyata, insiden offside pertama adalah fase serangan yang berbeda dari fase serangan yang berujung gol kedua Irak. Sebab, di antara dua fase itu, sempat ada sapuan yang sejatinya bisa dilakukan Rafael Struick.

Sapuan ini dianggap sebagai momen reset bagi serangan Irak. Alhasil, VAR hanya mengecek insiden kedua, dan akhirnya gol disahkan karena di fase serangan yang berujung gol kedua Irak, tak ada offside di situ.

3. PSSI lancarkan protes ke AFC

Exco PSSI, Sumardji di Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (27/3/2024). (IDN Times/Tino).

PSSI sendiri PSSI tak terima dengan kepemimpinan wasit Nasrullo Kabirov yang kontroversial di laga tersebut. Alhasil, mereka sudah melayangkan protes ke Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).

Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Sumardji, menyatakan pihaknya langsung melayangkan surat protes beberapa saat setelah laga rampung, dengan melampirkan sejumlah bukti cuplikan tayangan ulang.

"Sudah, langsung protes selesai pertandingan. Ada beberapa potongan video yang saya pakai untuk ajukan protes ke AFC," kata Sumardji.

Namun, dari kekalahan di laga perdana Piala Asia U-23 2024 ini, setidaknya Indonesia harus mempelajari VAR lebih dalam lagi. Sebab, ternyata ada aturan-aturan tersendiri yang sejatinya bisa jadi celah untuk dimanfaatkan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sandy Firdaus
EditorSandy Firdaus
Follow Us