Imran Nahumarury, Simbol Perlawanan Pelatih Lokal di Liga 1

- Imran Nahumarury menjadi simbol perlawanan pelatih lokal di Liga 1 musim 2024/25.
- Malut United, tim yang dilatih oleh Imran, memberikan kepercayaan pada pelatih lokal meski hasil awal kurang mulus.
- Malut United mencatatkan rekor tak terkalahkan selama 12 pertandingan dan bertengger di peringkat empat klasemen sementara.
Jakarta, IDN Times - Imran Nahumarury mampu bersinar di tengah gempuran pelatih asing Liga 1 musim 2024/25. Imran kini bagaikan simbol perlawanan dari pelatih lokal.
Eks pemain Timnas Indonesia era 1990 hingga 2000-an itu merupakan satu-satunya pelatih lokal yang masih bertahan di musim ini. Kejeniusannya membawa Malut United tampil kompetitif, meski berstatus tim promosi.
1. Bukti pelatih lokal mampu bersaing di level tertinggi

Selain Malut, ada Barito Putera, Semen Padang dan PSBS Biak yang sempat percaya dengan memulai kompetisi dengan juru taktik lokal. Tetapi, mereka semua sudah didepak dan digantikan sosok dari luar negeri.
Ya, begitulah sepak bola: kejam. Saat hasilnya tak memuaskan pemecatan hanyalah soal waktu dan tak bisa terhindarkan. Tetapi, cerita berbeda datang dari Malut.
Skuad berjuluk Laskar Kie Raha itu tetap memberikan kepercayaan kepada Imran-seorang legenda sepak bola Maluku. Padahal, start Malut di musim ini kurang mulus.
2. Sempat terseok-seok, kini catat 12 laga tak terkalahkan

Pada awal musim, Malut begitu sulit menang. Frets Butuan dan kawan-kawan hanya membukukan dua kemenangan, tiga kekalahan dan lima kali imbang dari 10 laga pertama.
Perlahan, Malut mampu menemukan konsistensi. Khususnya di putaran kedua, dengan sederet amunisi baru yang didaratkan. Kini, mereka bertengger di peringkat empat klasemen sementara, dengan torehan 50 poin dari 30 laga.
Lebih dari itu, Laskar Kie Raha juga mengukir rekor mengilap. Malut baru saja membukukan rapor 12 laga tak terkalahkan, usai comeback atas Dewa United di Stadion Pakansari, dengan skor 2-1, Jumat (25/4).
3. Malut dan kebangkitan sepak bola Maluku

Imran yang bersinar di musim ini, sebenarnya bukan sesuatu yang mengejutkan. Mengingat, Imran hanya butuh satu musim untuk mengantarkan Malut promosi, sejak klub berdiri.
Perjalanannya mulus, karena melatih dengan hati. Imran memiliki tekad besar untuk membangkitkan sepak bola Maluku, yang telah lama mati suri sejak padamnya Persiter Ternate.
"Cita-cita saya memang ingin mengembalikan atmosfer sepak bola di Maluku, khususnya Maluku Utara. Setelah Persiter degradasi, sudah tidak ada lagi tim-tim yang ada di Ternate," kata Imran Nahumarury kepada IDN Times, 15 Februari 2024.