Manchester United Mulai Bermain Secara Tim, Benarkah?

Jakarta, IDN Times - Selepas Manchester United mengalahkan Manchester City, Bruno Fernandes mengeluarkan sebuah klaim. Dia berkata, MU sudah bermain seperti tim.
Skuad Setan Merah mampu menumbangkan Man City 2-1 di Old Trafford pada Sabtu, 14 Januari 2023. Itu jadi catatan nirkalah kedelapan secara beruntun mereka di kandang dalam ajang Premier League musim ini.
Fernandes melihat, MU yang sekarang sudah tidak lagi individualistis. Menurut dia, pemain sekarang sudah bisa berusaha sebagai tim, tidak lagi terpatok atau mengandalkan individu-individu tertentu.
"Kami terlihat seperti tim sekarang. Beberapa waktu lalu, kadang-kadang masing-masing dari kami bermain untuk diri sendiri. Sekarang, fans bisa menyaksikan sebuah tim yang bagus yang bermain untuk satu sama lain," ujar Fernandes, dilansir BT Sport.
Nah, benarkah klaim dari Fernandes ini? Sudahkah MU bermain sebagai tim?
1. Tidak lagi gagu di area sepertiga akhir

Manchester United memiliki penyakit akut sejak era manajerial Louis van Gaal. Mereka acap mengalami kebuntuan di area sepertiga akhir. Kebuntuan ini disebabkan oleh skema serangan yang terlalu bertumpu pada individu. Tidak ada kecairan di lini depan.
Kini, kecairan itu mulai tampak di lini depan MU. Para pemain depan mulai dari Marcus Rashford, Anthony Martial, Alejandro Garnacho, Bruno Fernandes, dan Antony, tidak lagi jadi patung di lini serang. Mereka rutin bergerak.
Alhasil, dalam beberapa laga terakhir, bukan pemandangan aneh saat para pemain depan MU mampu memporak-porandakan pertahanan lawan. Bahkan, pertahanan tim sekelas Man City pun berhasil mereka bongkar.
2. Lini tengah dan belakang yang lebih solid

Tidak hanya lini depan, lini tengah dan belakang MU juga lebih solid saat ini. Kehadiran Casemiro dan Christian Eriksen sebagai gelandang, memberikan kestabilan dalam tim. Hal ini juga memaksimalkan kinerja Fernandes.
Hadirnya Casemiro menjadikan lini tengah MU lebih kuat saat bertahan. Rataan tekel sebesar 3,1 per laga, ditambah rataan intercept 1,2 kali per laga, membuat MU menghentikan dominasi lini tengah lawan.
Sedangkan Eriksen, kehadirannya membuat distribusi bola di lini tengah MU terjaga. Rataan umpan 50 kali per laga, dengan akurasi 82,8 persen ditambah rataan umpan kunci 1,4 kali per laga, menjadikan aliran bola tim lebih apik.
Jangan lupakan juga solidnya lini belakang. Terlepas dari bantuan Casemiro di lini tengah, lini pertahanan yang digawangi Raphael Varane, Harry Maguire, Lisandro Martinez, hingga Luke Shaw, mampu menyaring serangan-serangan lawan.
Buah dari semua keapikan ini adalah, Manchester United pun mampu bermain secara tim. Tak ada lagi sosok menonjol, yang ada hanya kohesi yang membawa mereka pada hasil-hasil positif.
3. MU mulai naik ke papan atas

Keberhasilan MU bermain secara tim membawa mereka perlahan-lahan naik ke papan atas. Kini, mereka bertengger di peringkat keempat, dengan torehan 38 poin sama seperti Newcastle United di posisi ketiga.
Tercatat, MU pun hanya berselisih satu poin dengan Manchester City yang ada di peringkat kedua Premier League. Jika mampu terus konsisten seperti ini, bukan tidak mungkin Manchester United akan mengejutkan dan bisa saja, mereka mengejar Arsenal di puncak.