Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Misi Manchester United Cari Obat Pelipur Lara di Liga Europa

fasad Old Trafford, kandang Manchester United (unsplash.com/Nat Callaghan)
Intinya sih...
  • Manchester United berharap meraih trofi Liga Europa untuk mengakhiri musim 2024/25 dengan manis.
  • Jelang semifinal leg 2, MU unggul 3-0 atas Athletic Bilbao, namun perlu waspada terhadap kejutan setelah hampir tersingkir oleh Lyon.
  • Alejandro Garnacho menyadari pentingnya juara Liga Europa agar MU bisa tembus ke Liga Champions musim depan dan menghindari tampil inkonsisten.

Jakarta, IDN Times - Manchester United tak mau gagal total dalam mengakhiri musim 2024/25. Mereka berharap, turbulensi dahsyat sepanjang musim ini bisa diakhiri dengan manis lewat trofi Liga Europa.

Setan Merah punya peluang buat memenuhi target tersebut. Terlebih, jelang duel melawan Athletic Bilbao dalam semifinal leg 2, Jumat dini hari WIB (8/5/2025), MU sedang unggul 3-0.

Banyak yang berpendapat, MU sudah satu langkah menjejakkan final. Tapi, mereka harus waspada karena kejutan bisa terjadi, seperti saat perempat final kontra Olympique Lyon.

1. Trofi Liga Europa: selamatkan MU dan antarkan ke Liga Champions

Pentingnya trofi Liga Europa, disadari winger MU, Alejandro Garnacho. Sebab, tak cuma menyelamatkan musim, tapi dengan juara Liga Europa, MU bisa tembus ke Liga Champions musim depan.

"Jika juara Liga Europa, kami akan ada di Liga Champions dan musim depan memiliki mentalitas, serta metode berbeda," kata Garnacho mengutip laman UEFA.

2. Siap mati-matian demi antar ke final

Garnacho menegaskan, MU harus menghindari kebiasaan buruknya tampil inkonsisten. Sebab, dalam beberapa kesempatan, hal itu terjadi. Di Liga Europa, MU nyaris saja disingkirkan Lyon.

Setelah main imbang 2-2 di leg pertama, MU sempat unggul 2-0 pada pertemuan kedua, dengan sisa laga 20 menit. Tiba-tiba, MU kebobolan dua kali, memaksa laga berlanjut ke perpanjangan waktu. 

Kemudian, MU sempat tertinggal 2-4. Akhirnya, tiba-tiba mereka bangkit dan berbalik menang 5-4. Kejadian semacam ini, tentunya tak boleh terulang.

"Kami sadar, tidak tampil baik di Premier League. Tapi ini akan jadi final untuk kami dan menghadapinya seperti skor masih 0-0," kata Garnacho.

3. Tak mau terlalu percaya diri

Pelatih MU, Ruben Amorim, tak berani sombong meski sudah unggul 3-0 jelang duel kontra Bilbao. Berkaca dengan laga melawan Lyon, Amorim mewaspadai adanya potensi kejutan di lapangan.

"Kalau Anda lihat, musim ini apa pun bisa terjadi. Kami tidak bisa bilang hari ini, apa yang akan terjadi nanti. Kami tak bisa mengontrol cerita kami sendiri," kata Amorim, dilansir BBC Sport.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Margith Juita Damanik
EditorMargith Juita Damanik
Follow Us