Piala FA Jadi Penyelamat Musim Buruk Manchester City

- Guardiola anggap Piala FA penting untuk menyelamatkan rapor positif ManCity selama sembilan tahun kepemimpinannya di Etihad
- Musim 2024/25 buruk bagi ManCity, gagal juara Premier League dan harus menang semua laga sisa untuk lolos ke Liga Champions
- Guardiola merasa tugas tidak mudah karena lawan final adalah Crystal Palace yang selalu bikin kejutan, serta merasa tidak adil dengan jadwal pertandingan
Jakarta, IDN Times - Manajer Manchester City, Pep Guardiola, tak menampik Piala FA musim 2024/25 menjadi sangat penting. Bagi Guardiola, ManCity tak boleh puasa trofi dan Piala FA bisa menyelamatkan rapor positif yang sudah berjalan selama sembilan tahun kepemimpinannya di Etihad.
Musim 2024/25 memang menjadi mimpi buruk buat ManCity. Turbulensi terjadi dan membuat ManCity tak masuk dalam bursa juara Premier League.
Tak cuma itu, The Citizens bahkan harus bekerja keras buat bisa lolos ke Liga Champions musim depan, karena wajib memenangkan seluruh laga sisa di Premier League.
"Itu masalahnya kan? Sekarang Piala FA jadi pilihan pertama. Tentu, kami menginginkannya. Sekali kami di lapangan, mau angkat trofi. Tentu, itu menjadi sangat penting," kata Guardiola dilansir Football London.
1. Tugas ManCity gak mudah
Piala FA bisa menjadi trofi ke-19 buat Guardiola selama menangani ManCity. Tapi, Guardiola merasa tugas ManCity tak mudah lantaran lawannya adalah Crystal Palace yang selama ini selalu bikin kejutan saat jumpa tim raksasa di kompetisi domestik.
"Tim fantastis dan mereka tampil bagus sepanjang musim ini. Mereka cepat, berkualitas, dan mengancam. Makanya, kami harus tampil bagus. Tapi, kami ke London buat juara," ujar Guardiola.
2. Final ketiga secara beruntun
Ini merupakan final ketiga ManCity di Piala FA. Mereka hanya kalah sekali musim lalu dari Manchester United. Hal tersebut, diakui Guardiola, memang menyakitkan. Tapi, pria Spanyol itu sadar jika memenangkan Premier League dalam empat musim beruntun bisa menyembuhkan luka ManCity.
"Tak apa, sudah terjadi. Terpenting, kami kembali ke sini setahun kemudian, sebuah kehormatan, keistimewaahn, bisa masuk final tiga kali beruntun," kata Guardiola.
3. Sempat dibuat dongkol Premier League
Jelang final, Guardiola sebenarnya sempat dongkol karena permintaan ManCity agar laga kontra AFC Bournemouth digeser tak dipenuhi Premier League. Guardiola menilai sikap Premier League tak adil. Sebab, faktanya Tottenham Hotspur dan Manchester United bisa mendapatkan keistimewaan dengan main pada Sabtu dini hari WIB (17/5/2025) agar tampil fit di final Liga Europa.
Situasi ini diungkit oleh Guardiola dan merasa seharusnya ManCity bisa menerima perlakuan serupa. Apalagi, posisi mereka cukup krusial karena sedang bersaing demi lolos Liga Champions.
"Tottenham main melawan Aston Villa pada Jumat karena final Liga Europa. Keputusan bagus, dan saya gak mau berkomentar ironis atau sarkas. Premier League ambil keputusan yang bagus," ujar Guardiola.