Kisah Manis Jurnalis Mali Liput Piala Dunia U-17 2023, Terbang 23 Jam

Jurnalis Mali terkesan dengan Indonesia

Jakarta, IDN Times - Ajang Piala Dunia U-17 2023 jadi momen bagi orang-orang di seluruh dunia untuk merasakan keramahan di Indonesia. Selain oleh para pemain dan ofisial tim, hal itu juga dirasakan oleh para jurnalis luar negeri yang datang meliput.

Jurnalis asal Mali, Kadiatou Bagayoko, jadi salah satu jurnalis luar negeri yang hadir langsung. Selama penyelenggaraan Piala Dunia U-17 2023, dia merasakan betul atmosfer Indonesia dan dia merasa puas akan hal tersebut.

Baca Juga: Kebahagiaan Mali U-17 dalam Selebrasi Siuu Cristiano Ronaldo

1. Menjalani perjalanan panjang nan mahal dari Bamako

Kisah Manis Jurnalis Mali Liput Piala Dunia U-17 2023, Terbang 23 JamJurnalis asal Mali, Kadiatou Bagayoko, meliput Piala Dunia U-17 2023. (IDN Times/Sandy Firdaus)

Ditemui selepas laga Argentina lawan Mali, Bagayoko bercerita bahwa dia harus melalui perjalanan panjang sebelum tiba di Indonesia. Dia harus menempuh perjalanan dengan pesawat selama 23 jam, dan harus transit di beberapa negara.

"Dari negara saya, harus transit lebih dulu ke Jakarta. Setelah itu saya ke Surakarta, ke Surabaya, lalu ke Surakarta lagi karena Mali ada di Grup B lawan Spanyol, Uzbekistan, dan Kanada," ujar Bagayoko.

Selain harus menempuh perjalanan panjang, Bagayoko juga kudu merogoh kocek dalam agar bisa hadir di Indonesia. Untuk penerbangan sendiri, dia menghabiskan hampir Rp100 juta, mulai dari Bamako ke Jakarta, lalu Jakarta ke Solo.

"Kira-kira 1 juta franc hanya untuk tiket (Rp25 juta) dari Bamako (ibu kota Mali) ke Jakarta. Lalu saya harus beli lagi tiket dari Jakarta ke Solo yang harganya 130 USD. Kira-kira untuk biaya perjalanan saja butuh sekitar 4 juta franc (Rp100 juta) dikali lima jurnalis Mali yang datang ke sini," kata Bagayoko.

2. Terkesan dengan keramahan dan makanan Indonesia

Kisah Manis Jurnalis Mali Liput Piala Dunia U-17 2023, Terbang 23 JamJurnalis asal Mali, Kadiatou Bagayoko, liputan Piala Dunia U-17 2023. (IDN Times/Sandy Firdaus)

Bagayoko berkata, selama berada di Indonesia, dia terkesan dengan keramahan masyarakatnya. Banyak yang membantunya dalam menjalankan pekerjaannya, dan itu jadi pengalaman yang luar biasa bagi Bagayoko.

"Saya tidak perlu meminta bantuan di sini karena orang-orang mendatangi saya untuk menawarkan bantuan baik. Saya sangat berterima kasih untuk warga Indonesia atas keramahannya. Kami mendapatkan pengalaman luar biasa selama di sini. Terima kasih Indonesia," ujar Bagayoko.

Bagayoko juga mengagumi masakan-masakan Indonesia selama meliput Piala Dunia U-17 2023 ini. Ada beberapa makanan yang dia cicipi, dan itu mengingatkannya pada makanan Mali.

"Saya benar-benar mengagumi semua makanan di sini. Saya mencicipi beberapa makanan khas sini yang sangat nikmat. Sama seperti di Mali yang ada Kuskus, Duca, dan lainnya, di sini ada makanan-makanan seperti itu juga," ujar Bagayoko.

3. Perjuangan yang tidak sia-sia

Kisah Manis Jurnalis Mali Liput Piala Dunia U-17 2023, Terbang 23 JamMali U-17 di Piala Dunia U-17 2023. (Dok. LOC Piala Dunia U-17 2023)

Perjuangan Bagayoko meliput jauh-jauh dari Mali ke Indonesia berbuah manis. Mali melaju hingga ke babak semifinal, hingga akhirnya mengunci peringkat tiga Piala Dunia U-17 2023 dengan menumbangkan Argentina. Pengorbanan itu terbayarkan.

"Dari perjalanan yang panjang itu, beruntungnya Mali bisa meraih peringkat ketiga dan menang 3-0 lawan Argentina. Seharusnya, Mali lebih layak main di final. Tapi kami tidak menyesal sama sekali meliput tim Mali, karena bisa mengalahkan tim-tim besar di Piala Dunia U-17 2023 ini," ucap Bagayoko.

Baca Juga: Piala Dunia U-17 2023 Beri Mali Pengalaman Berharga

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya