Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Berniat Beli Laptop Windows 10 ARM? Ini 5 Kekurangannya

default-image.png
Default Image IDN

Windows 10 ARM merupakan hasil kerja sama Microsoft dengan Qualcomm. Kerja sama tersebut menghadirkan sebuah perangkat laptop ber-OS Windows 10 dengan menggunakan prosesor Snapdragon 835 dan pengolah grafis Adreno 540 buatan Qualcomm.

Dahulu, Microsoft pernah mengusung konsep serupa di zaman Windows 8 RT namun dapat dibilang proyek tersebut gagal. Beberapa kelebihan laptop yang menggunakan Windows 10 ARM adalah daya tahan baterai yang luar biasa sampai 22 jam untuk memutar video serta desain yang lebih tipis ketimbang laptop pada umumnya.

Selain itu, konsep hybrid juga menjadi andalan laptop Windows 10 ARM sehingga terkesan mewah dan futuristik dengan harga bervariasi 8 juta sampai 10 jutaan. Saat artikel ini ditulis, beberapa OEM sudah memperkenalkan produknya yang menggunakan Windows 10 ARM.

Di antaranya Asus NovaGo, HP Envy x2 dan Lenovo Miix 680. Spesifikasi laptop tersebut bisa kamu baca di IDN Times. Dapat dipastikan jika kedepannya dipastikan semakin banyak produk yang bermunculan yang menggunakan Windows 10 ARM.

Namun dibalik kelebihannya tersebut, Windows 10 ARM juga memiliki beberapa kekurangan. Apa saja? Yuk cek list selengkapnya di bawah ini.

1. Masih menggunakan Windows 10S, bukan versi Pro

default-image.png
Default Image IDN

Windows 10S merupakan versi Windows 10 yang dibatasi kemampuannya dalam hal menginstal aplikasi. Artinya, jika perangkat kamu menggunakan Windows 10S, maka semua aplikasinya harus kamu instal dari store.

Hal ini dilakukan Microsoft untuk mencegah aplikasi dari luar Windows Store (sekarang Microsoft Store) yang bisa saja berbahaya terinstal di perangkat pengguna. Tentunya langkah Microsoft tersebut terdengar bagus karna perangkat pengguna dijamin lebih aman dari serangan virus ataupun malware yang tersembunyi di dalam aplikasi non store.

Namun, masalahnya saat ini hanya beberapa saja game dan aplikasi penting dan populer yang tersedia di Store. Kebanyakan developer aplikasi dan game lebih memilih menyediakan link download-nya di website resmi mereka maupun di Steam (game).

Kabar baiknya, beberapa OEM berbaik hati dengan memberikan upgrade gratis ke Windows 10Pro dengan waktu yang terbatas hingga bulan September 2018. Setelah lewat masa tersebut, tentunya kamu harus membeli lisensi Windows 10Pro untuk bisa menggunakannya.

2. Tidak bisa menjalankan aplikasi 64-Bit

default-image.png
Default Image IDN

OS hasil kerjasama Microsoft dengan Qualcommini tidak bisa menjalankan aplikasi versi 64-bit. Hal ini dikarenakan emulasi yang dipakai untuk menjalankan aplikasi 32-bit di Windows 10 ARM merupakan layer emulasi yang sama seperti yang dipakai Microsoft untuk menjalankan aplikasi 32-bit di PC 64-bit, yaitu WoW (Windows on Windows).

Agar kamu bisa menggunakan aplikasi desktop seperti Photoshop, Corel Draw, Adobe Premiere dan lain-lain maka kamu harus menginstal versi 32-bit. Jika pihak developer tidak menyediakan versi 32-bit seperti Sony Vegas, maka pengguna harus menunggu mereka mau merilis aplikasi versi ARM atau versi 32-bit.

3. Tidak mendukung virtual machine

default-image.png
Default Image IDN

Virtual Machine merupakan kemampuan sebuah prosesor untuk menjalankan lebih dari 1 OS secara bersamaan. Contohnya, jika perangkat kamu mendukung virtual machine, maka kamu bisa menggunakan OS Windows dan Linux dalam waktu yang bersamaan.

Tentunya, hal ini memudahkan pengguna yang tidak ingin ribet dengan keharusan memilih OS pada awal booting maupun me-restart perangkat untuk beralih OS. Pengguna laptop berbasis Windows 10 ARM tidak bisa melakukan hal tersebut.

Hal ini dikarenakan Windows 10 ARM tidak mendukung Hyper-V yang berfungsi memungkinkan perangkat membuat virtual machine. Bahkan kamu juga tidak bisa membuat virtual machine dengan aplikasi VM seperti VMware, VirtualBox, dan sebagainya.

4. Game dan aplikasi yang bisa kamu jalankan terbatas

microsoft.com

Selain permasalahan aplikasi dan game yang hanya bisa diinstal lewat Store, game yang memerlukan OpenGL 1.1 keatas atau memerlukan hardware-accelerated OpenGL tidak bisa dimainkan di perangkat berbasis Windows 10 ARM. Game yang menggunakan DirectX lebih lama dari DirectX 9 juga tidak bisa dimainkan.

Selain itu, performa Snapdragon 835 tidak setara dengan prosesor Intel seri Core dan digadang-gadang kemampuannya hanya setara Intel seri Celeron yang lebih cocok digunakan untuk aktivitas ringan dan menengah seperti streaming, browsing, office, dan bermain game ringan

Lalu, aplikasi yang mengubah Windows Shell tidak bisa berjalan normal. Hal ini karena komponen native OS tidak bisa nge-load komponen non-native. Jadi aplikasi yang mengubah atau memodifikasi shell Windows, semisal aplikasi cloud yang menambahkan menu di konteks menu, berbagai aplikasi assistive technologies, dan semua aplikasi yang memodifikasi shell Windows lain tidak bisa berjalan dengan semestinya.

Dengan demikian, jumlah aplikasi yang bisa berjalan di Windows 10 ARM juga terbatas.

5. Hanya bisa menggunakan driver khusus Windows 10 ARM

default-image.png
Default Image IDN

Walapun Windows 10 ARM mendukung aplikasi versi 32-bit, namun OS ini tidak bisa menginstal apalagi menjalankan driver 32-bit. Jadi, jika pengguna memiliki sebuah aplikasi yang memerlukan driver 32bit, maka jangan harap kamu bisa menjalankan aplikasi tersebut sampai pihak developer merilis driver khusus untuk Windows 10 ARM.

Jika kamu berniat membeli perangkat berbasis Windows 10 ARM, pastikan jika kamu merasa nyaman dan bisa berkompromi dengan beberapa kekurangannya seperti yang tertera di atas. Tentunya, akan lebih bermanfaat jika perangkat yang kamu beli sesuai dengan kebutuhanmu.

Nah, bagamana menurutmu, apakah kamu tetap tertarik membeli perangkat berbasis Windows 10 ARM ? Yuk bagikan pendapatmu dikolom komentar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Irvin Pabane
EditorIrvin Pabane
Follow Us