Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mampukah Exynos 2500 Kejar sang Rival, Snapdragon 8 Elite?

Tampilan chipset Exynos 2500 (unsplash.com/Milad Fakurian youtube.com/Happy Mobile 123)
Intinya sih...
  • Galaxy S25 Series sepenuhnya menggunakan Snapdragon 8 Elite, bukan Exynos 2500.
  • Exynos 2500 kalah signifikan dari Snapdragon 8 Elite dalam uji performa Geekbench 6.
  • Samsung akan memanfaatkan Exynos 2500 untuk Galaxy Z Flip 7 dan FE.

Persaingan antara chipset Exynos 2500 dan Snapdragon 8 Elite kembali menjadi perbincangan hangat setelah hasil benchmark terbaru Samsung Galaxy S25+ muncul di Geekbench. Keluarnya data ini memantik diskusi seputar performa Exynos 2500 dalam mengejar atau bahkan melampaui Snapdragon 8 Elite yang mulanya disematkan menjadi chipset utama Samsung Galaxy S25. Namun, rumor terbaru menyebutkan bahwa Samsung Galaxy S25 Series akan sepenuhnya menggunakan SoC Snapdragon 8 Elite.

Meski belum ada konfirmasi resmi dan informasi ini masih bersifat spekulatif, banyak yang menduga Samsung akan kembali menggunakan strategi lama dengan membagi penggunaan Exynos dan Snapdragon berdasarkan pasar regional. Laporan dari Chosun Ilbo juga mengungkapkan bahwa keputusan ini didorong oleh kesenjangan performa yang begitu jomplang antara Exynos 2500 dan Snapdragon 8 Elite.

Sebagai alternatif, Samsung disebut-sebut akan memanfaatkan Exynos 2500 untuk lini Galaxy Z Flip 7 dan Galaxy Z Flip FE yang sebelumnya selalu mengandalkan prosesor Snapdragon dari Qualcomm. Namun, pertanyaan besar yang masih menggantung sampai detik ini adalah apakah Exynos 2500 benar-benar mampu mengimbangi atau bahkan melampaui Snapdragon 8 Elite? Perdebatan ini tentu menarik untuk terus diikuti. Simak analisis lengkapnya dalam artikel!

1. Berdasar hasil uji Geekbench 6, Exynos 2500 jauh tertinggal dibandingkan Snapdragon 8 Elite

Hasil uji Geekbench pada chipset Exynos 2500 (browser.geekbench.com)

Hasil uji performa Geekbench 6 memberikan gambaran jelas mengenai perbedaan kinerja antara Exynos 2500 dan Snapdragon 8 Elite. Exynos 2500 mencatatkan skor 2.358 untuk single-core dan 8.211 untuk multi-core yang mana masing-masing menunjukkan peningkatan sebesar 15 persen dan 26 persen dibandingkan pendahulunya, Exynos 2400. Namun, jika dibandingkan dengan Snapdragon 8 Elite, perbedaan kinerjanya masih cukup signifikan.

Sementara, Snapdragon 8 Elite mencatatkan skor 3.196 untuk single-core dan 10.115 untuk multi-core yang membuat Exynos 2500 tertinggal 26 persen pada performa single-core dan 19 persen pada multi-core. Perbedaan ini semakin mencolok ketika disandingkan dengan chipset Apple A18 Pro yang memiliki skor lebih tinggi di single-core dengan selisih 32 persen dan sedikit lebih unggul di multi-core dengan selisih 4 persen. Meski berada dalam tahap pra-produksi, hasil ini menunjukkan bahwa Exynos 2500 masih memerlukan banyak penyempurnaan agar dapat beradu di kelas flagship.

2. Masih spekulasi, penggunaan chipset Exynos dan Snapdragon akan diterapkan di pasar berbeda

potret chipset Snapdragon 8 Elite (mi.com)

Meski performa Exynos 2500 masih belum maksimal, Samsung tampaknya memiliki pendekatan yang berbeda dalam mendistribusikan chipset ini ke pasar smartphone. Berdasarkan laporan GSMArena, Galaxy S25 Series kemungkinan besar akan sepenuhnya menggunakan Snapdragon 8 Elite untuk memastikan kinerjanya lebih optimal. Namun, bukan berarti chipset Exynos 2500 dikesampingkan.

Samsung berencana akan menyematkan chipset Exynos 2500 pada perangkat lipat seperti Galaxy Z Flip 7 dan Galaxy Z Flip FE yang dijadwalkan rilis pada paruh kedua 2025.
Strategi ini memungkinkan Samsung untuk tetap memanfaatkan Exynos 2500 tanpa merusak reputasi lini flagship mereka. Dengan menargetkan pasar yang berbeda, Samsung dapat memperkuat ekosistem perangkatnya dan menawarkan alternatif harga yang lebih kompetitif bagi konsumen.

3. Apakah Exynos 2500 mampu mengungguli Snapdragon 8 Elite?

Tampilan chipset Exynos 2500 (unsplash.com/Milad Fakurian youtube.com/Happy Mobile 123)

Pertanyaan utama yang masih mengemuka adalah apakah Exynos 2500 dapat bersaing dengan Snapdragon 8 Elite di masa depan. Lewat dukungan teknologi 3nm generasi kedua dan proses Gate-All-Around (GAA) yang telah distabilisasi, Exynos 2500 memiliki potensi besar untuk meningkatkan performa dan efisiensinya. Namun, tantangan utama terletak pada proses optimalisasi dan produksi massal.

Samsung mengungkapkan bahwa mereka telah berhasil mengatasi masalah yield rate yang rendah dan siap untuk memulai produksi massal dalam waktu dekat seperti melansir VOI. Jika Samsung mampu mengoptimalkan performa Exynos 2500 sebelum diluncurkan pada smartphone lipat, bukan tidak mungkin bila chipset ini memiliki peluang untuk mengejar ketertinggalannya. Namun, untuk benar-benar mengungguli Snapdragon 8 Elite, Samsung perlu memastikan bahwa Exynos 2500 tidak hanya kompetitif dalam hal performa, tetapi juga efisiensi daya dan kompatibilitas perangkat lunak.

4. Meski Exynos 2500 harus menepi sementara dari Samsung Galaxy S25 Series, bukan berarti ia ditanggalkan

Cuitan Tipster Jukanlosreve mengunggah foto hasil uji Geekbench Exynos 2500 yang sebelumnya dirumorkan akan dijadikan sebagai dapur pacu Samsung Galaxy S25+ (x.com/@Jukanlosreve)

Keputusan Samsung untuk tidak menggunakan Exynos 2500 pada Galaxy S25 Series bukanlah akhir dari segalanya. Sebaliknya, langkah ini mencerminkan strategi jangka panjang Samsung untuk memperbaiki citra dan keandalan dari chipset Exynos. Memfokuskan Exynos 2500 pada smartphone lipat seperti Galaxy Z Flip 7 yang akan rilis di paruh kedua 2025 menjadi langkah Samsung memberikan ruang untuk menyempurnakan performa chipset tersebut sebelum memasuki pasar yang lebih luas. Selain itu, Samsung juga berupaya meningkatkan sinergi antara divisi System LSI dan Foundry untuk memastikan stabilitas produksi serta performa chipset. 

Lewat perbandingan di atas, Exynos 2500 masih memiliki jalan panjang untuk bisa mengungguli Snapdragon 8 Elite. Namun, dari waktu yang tersisa hingga jelang peluncuran tiba, Samsung punya kesempatan untuk mengoptimalkan performa dan efisiensi Exynos 2500 melalui pembaruan firmware, pengembangan arsitektur, dan peningkatan proses manufaktur. Teknologi 3nm generasi kedua yang digunakan memberikan dasar yang kuat untuk perbaikan lebih lanjut, terutama dalam hal efisiensi daya dan pengelolaan panas (heating dissipation cooling systems). Jika Samsung benar-benar cerdik dalam memanfaatkan waktu ini, Exynos 2500 tidak hanya bisa menyalip performa gesit Snapdragon 8 Elite, tetapi juga menawarkan keunggulan kompetitif di segmen pasar flagship.

Selain itu, strategi Samsung untuk memisahkan pasar antara Exynos dan Snapdragon memberikan ruang bagi kedua chipset untuk berkembang sesuai dengan target masing-masing. Lewat pendekatan ini, Samsung dapat membangun kembali kepercayaan (trust) terhadap chipset Exynos, sekaligus mempertahankan reputasi tinggi pada perangkat flagship mereka. Untuk saat ini, penggemar hanya perlu menunggu konfirmasi lebih lanjut dari Samsung sebelum menyimpulkan lebih jauh soal chipset apa yang akan digunakan untuk Samsung Galaxy S25 series nanti.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Reyvan Maulid
EditorReyvan Maulid
Follow Us