Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Siapa Penantang Chipset Exynos 1380? Cek Rivalnya di Sini!

potret Exynos 1380 (semiconductor.samsung.com)
potret Exynos 1380 (semiconductor.samsung.com)
Intinya sih...
  • Exynos 1380 menjadi dapur pacu utama Samsung Galaxy A26 dengan harga terjangkau Rp3 jutaan.
  • Kirin 980, Snapdragon 778G, dan Snapdragon 7s Gen 2 merupakan penantang Exynos 1380 dengan performa setara atau lebih unggul di kelas menengah.
  • Snapdragon 855 dan Snapdragon 855 Plus memiliki performa setara Exynos 1380 meski termasuk lawas, tetapi masih relevan di kelas flagship.

Exynos 1380 menjadi dapur pacu utama yang disematkan pada Samsung Galaxy A26. Smartphone ini baru saja rilis pada 10 April 2025. Kehadirannya semakin melengkapi lini Galaxy A lainnya seperti Galaxy A36 dan Galaxy A56 yang lebih dulu hadir di Tanah Air. Dari segi harga, Galaxy A26 merupakan varian paling terjangkau di antara ketiganya. Kamu bisa dapatkan seharga Rp3 jutaan saja.

Berdasarkan pengujian benchmark AnTuTu yang merujuk pada database NanoReview, Exynos 1380 meraih skor 599.184 poin (per saat artikel ini ditulis). Chipset ini dirilis pada 23 Februari 2023 menggunakan teknologi fabrikasi 5 nanometer. Exynos 1380 mengusung 4 core Cortex-A78 (2.4 GHz) untuk performa dan 4 core Cortex-A55 (2.0 GHz) untuk efisiensi daya. Adapun sektor grafisnya ditunjang berkat GPU Mali-G68 MP5 berarsitektur Valhall generasi kedua.

Lantas, Exynos 1380 setara dengan chipset apa saja? Buat kamu yang penasaran, simak dulu deretan chipset penantangnya berikut! Masing-masing hadir membawa performa setara, bahkan ada yang unggul di kelasnya, lho!

1. HiSilicon Kirin 980 (592.373 poin)

HiSilicon Kirin 980 (youtube.com/9TO5TECH)
HiSilicon Kirin 980 (youtube.com/9TO5TECH)

Penantang pertama hadir dari Kirin 980, sebuah chipset lawas yang masih menunjukkan taringnya di kelas menengah (mid-range). Skor AnTuTu-nya tercatat sebesar 592.373 poin, sedikit di bawah Exynos 1380. Meski usia chipset sudah cukup lama, performanya masih tetap diperhitungkan.

Kirin 980 diumumkan oleh HiSilicon pada 31 Agustus 2018 dan diproduksi oleh TSMC menggunakan proses fabrikasi 7 nanometer. Chipset ini mengandalkan delapan inti prosesor, yang terdiri dari dua core Cortex-A76 berkecepatan 2,6 GHz, dua core Cortex-A76 pada 1,92 GHz, dan empat core hemat daya Cortex-A55 yang berjalan di 1,8 GHz. Kombinasi ini menghasilkan efisiensi dan performa yang seimbang meski tidak sekuat prosesor kelas flagship masa kini.

Dari sisi grafis, Kirin 980 dibekali GPU Mali-G76 MP10 berarsitektur Bifrost generasi ketiga. GPU ini memiliki 10 pipeline, frekuensi kerja 720 MHz, dan total performa mencapai 518,4 gigaflops. Ia cukup mumpuni untuk menjalankan game dan aplikasi berat di zamannya, bahkan masih bisa bersaing di masa sekarang dalam skenario ringan hingga menengah. Dalam pengujian GeekBench 6, Kirin 980 mampu meraih 834 poin untuk single-core dan 2.128 poin untuk multi-core. Angka ini menunjukkan bahwa performanya masih cukup relevan, terutama untuk kebutuhan harian seperti multitasking, media sosial, hingga gaming kasual. Hingga kini, Kirin 980 masih digunakan secara eksklusif di perangkat-perangkat Huawei dan HONOR, seperti Huawei P30 Pro, Huawei P30, Nova 5T, Mate 20 Pro, HONOR 20 Pro, dan HONOR 20. Keberadaannya menjadi bukti bahwa chipset lawas pun bisa tetap bersaing, asalkan didukung oleh optimalisasi software yang baik.

2. Snapdragon 778G (597.653 poin)

Snapdragon 778G (youtube.com/Tech To BD)
Snapdragon 778G (youtube.com/Tech To BD)

Selisih sekitar 1.500 poin dari Exynos 1380, Snapdragon 778G mencatat skor 597.653 poin berdasarkan pengujian AnTuTu v10 versi NanoReview. Menariknya, Snapdragon 778G menjadi chipset Snapdragon pertama yang menembus angka 590 ribuan di benchmark AnTuTu. Hasil pengujian GeekBench 6 menunjukkan skor 1.017 poin untuk single-core dan 2.841 poin pada multi-core. Sementara pada pengujian grafis 3DMark Wild Life, chipset ini mencatat skor 2.439 poin.

Qualcomm Snapdragon 778G adalah chipset octa-core yang diumumkan pada 19 Mei 2021 dan diproduksi menggunakan teknologi fabrikasi 6 nanometer oleh TSMC. Chipset ini mengusung konfigurasi CPU meliputi satu inti Kryo 670 Prime (Cortex-A78) berkecepatan 2.4 GHz, tiga inti Kryo 670 Gold (Cortex-A78) juga di 2.4 GHz, serta empat inti Kryo 670 Silver (Cortex-A55) berkecepatan 1.8 GHz. Total terdapat delapan inti CPU yang berjalan di bawah arsitektur ARMv8.4-A, L2 cache sebesar 2 MB dan TDP sekitar 5 watt.

Di sektor grafis, Snapdragon 778G dibekali GPU Adreno 642 berbasis arsitektur Adreno 600. GPU ini memiliki frekuensi 550 MHz, dua pipelines, 256 shading units, dan total 512 shaders. Performa grafisnya mampu menghasilkan hingga 844 Gigaflops. Chipset ini mendukung berbagai standar grafis modern, seperti Vulkan 1.1, OpenCL 2.0, dan DirectX 12.1.

Snapdragon 778G banyak digunakan pada berbagai brand maupun sub-brand smartphone populer, mulai dari realme, OPPO, vivo, POCO, dan Motorola. Rinciannya meliputi OPPO Reno 10 Pro 5G, vivo V29, Motorola Edge 2021, Motorola Edge 20, realme GT Master Edition, POCO X5 Pro, HONOR 50, Xiaomi 12 Lite, Huawei Nova 9, dan Huawei Nova 11. Performanya yang stabil dan efisien menjadikannya salah satu chipset favorit di segmen menengah atas.

3. Snapdragon 7s Gen 2 (608.141 poin)

Snapdragon 7s Gen 2 (youtube.com/FutureFriday)
Snapdragon 7s Gen 2 (youtube.com/FutureFriday)

Setelah Snapdragon 778G, ada Snapdragon 7s Gen 2 yang mencatatkan skor AnTuTu v10 sebesar 608.141 poin menurut data dari NanoReview. Skor ini sedikit lebih tinggi dibanding Exynos 1380 yang meraih 599.184 poin. Tak heran, skor tersebut menempatkan Snapdragon 7s Gen 2 di antara keduanya dari segi performa. Untuk performa grafis sintetis, Snapdragon 7s Gen 2 mencetak 2.439 poin pada 3DMark Wild Life Performance. Skor ini memperlihatkan kapabilitas yang cukup kompeten untuk menangani kebutuhan gaming ringan hingga menengah.

Snapdragon 7s Gen 2 merupakan chipset octa-core yang diumumkan pada 15 September 2023 dan diproduksi lewat proses fabrikasi 4 nanometer oleh Samsung. Chipset ini mengusung konfigurasi CPU 4 inti Cortex-A78 (2,4 GHz) dan 4 inti Cortex-A55 (1,95 GHz), berarsitektur ARMv8.2-A dan memiliki batas daya (TDP) sekitar 5 watt. Dari sisi grafis, chipset ini memakai GPU Adreno 710 berarsitektur Adreno 700, frekuensi GPU hingga 940 MHz, didukung 2 pipeline, serta total 256 shading units. GPU ini mampu menghasilkan performa komputasi grafis hingga 481,3 gigaflops, serta mendukung berbagai API seperti Vulkan 1.1, OpenCL 2.0, dan DirectX 12.1.

Dalam pengujian Geekbench 6, performa Snapdragon 7s Gen 2 nyaris seimbang dibanding Exynos 1380. Skornya tercatat 1.012 poin untuk single-core dan 2.943 poin untuk multi-core. Tak heran bila chipset ini menunjukkan kinerja yang solid di kelas menengah (mid-range).

Saat ini, Snapdragon 7s Gen 2 digunakan secara eksklusif pada beberapa merek dan seri smartphone populer seperti realme, Motorola, dan Xiaomi, baik seri Redmi maupun POCO. Beberapa perangkat yang telah mengadopsi chipset ini, antara lain POCO X6, Redmi Note 13 Pro 5G, Motorola Edge 50 Fusion, Motorola Edge 60 Stylus, realme 13 Pro 5G, realme 12 Pro Plus 5G, Motorola Edge 2024, dan realme 13 Pro Plus 5G. Tak ketinggalan, tablet POCO Pad juga menyematkan chipset ini sebagai otaknya.

4. Snapdragon 855 (614.982 poin)

OnePlus 7 Pro menggunakan chipset Snapdragon 855 (youtube.com/91mobiles)
OnePlus 7 Pro menggunakan chipset Snapdragon 855 (youtube.com/91mobiles)

Masih di rentang skor 600 ribuan, ada satu lagi pesaing dari kubu Snapdragon, yakni Snapdragon 855. Chipset ini hingga kini masih kerap diperbincangkan karena pada masanya menjadi andalan mayoritas smartphone flagship 2019. Meski termasuk lawas, performa Snapdragon 855 kerap dianggap setara Exynos 1380.

Namun, jika dilihat dari skor benchmark AnTuTu, keduanya memiliki selisih yang cukup signifikan. Snapdragon 855 mencatatkan skor sebesar 614.982 poin. Ini sedikit lebih tinggi dari Exynos 1380 yang berada di angka 599 ribuan.

Snapdragon 855 merupakan chipset delapan inti (octa-core) yang diumumkan pada 5 Desember 2018 dan diproduksi menggunakan proses fabrikasi 7 nanometer oleh TSMC. Dari sisi teknis, Snapdragon 855 membawa arsitektur ARMv8.2-A, memiliki cache L1 sebesar 512 KB, L2 sebesar 1 MB, dan L3 sebesar 2 MB. Total transistor-nya mencapai 6,7 miliar dan TDP (daya konsumsi) sekitar 6 watt. Chipset ini mengusung konfigurasi CPU sebagai berikut:

  • 1x Cortex-A76 (Kryo 485 Gold) @ 2,84 GHz
  • 3x Cortex-A76 (Kryo 485 Gold) @ 2,42 GHz
  • 4x Cortex-A55 (Kryo 485 Silver) @ 1,8 GHz

Untuk urusan grafis, Snapdragon 855 dibekali GPU Adreno 640 berbasis arsitektur Adreno 600. GPU ini berjalan di frekuensi 585 MHz dan memiliki total 768 shading units. Sementara, performa komputasinya mencapai 898,5 gigaflops. Ia juga sudah mendukung berbagai API grafis modern seperti Vulkan 1.1, OpenCL 2.0, dan DirectX 12.1.

Berdasarkan hasil uji GeekBench 6, Snapdragon 855 mencetak skor 930 poin untuk single-core dan 2.834 poin untuk multi-core. Sedangkan dalam pengujian grafis menggunakan 3DMark Wild Life, chipset ini meraih skor 3.013 poin. Pada masa kejayaannya, Snapdragon 855 dipakai di sejumlah flagship ternama seperti Xiaomi Mi 9, Google Pixel 4 XL, Xiaomi Mi 9T Pro, Sony Xperia 1, Samsung Galaxy S10 Lite, OnePlus 7 Pro, dan Sony Xperia 5. 

5. Snapdragon 855 Plus (618.133 poin)

Snapdragon 855 dan Snapdragon 855 Plus (pricebook.co.id)
Snapdragon 855 dan Snapdragon 855 Plus (pricebook.co.id)

Jika Snapdragon 855 diperkenalkan pada 2018, setahun berselang Qualcomm merilis Snapdragon 855 Plus. Chipset ini membawa peningkatan performa yang cukup signifikan dibandingkan pendahulunya. Ini bisa terlihat dari skor benchmark yang mencapai sekitar 610 ribuan poin.

Snapdragon 855 Plus merupakan chipset octa-core yang diproduksi oleh TSMC melalui proses fabrikasi 7 nanometer. Chipset ini mendukung arsitektur ARMv8.2-A, serta dilengkapi cache L1 sebesar 512 KB, L2 sebesar 1 MB, dan L3 sebesar 2 MB. Total transistornya mencapai 6,7 miliar. Sedangkan konsumsi daya rata-rata (TDP) berada di kisaran 6 watt. Secara arsitektur, chipset ini mengusung konfigurasi sebagai berikut:

  • 1 core Cortex-A76 (Kryo 485 Gold), clock speed hingga 2,96 GHz
  • 3 core Cortex-A76 (Kryo 485 Gold), kecepatan 2,42 GHz
  • 4 core hemat daya Cortex-A55 (Kryo 485 Silver), kecepatan 1,8 GHz

Di sisi grafis, chipset ini dibekali GPU Adreno 640 yang berjalan pada frekuensi 675 MHz. GPU ini berbasis arsitektur Adreno 600 dan memiliki 768 shading units, serta mendukung berbagai API seperti Vulkan 1.1, OpenCL 2.0, dan DirectX 12.1. Kemampuan grafisnya menghasilkan performa komputasi hingga 1.036,8 Gigaflops.

Dalam pengujian GeekBench 6, Snapdragon 855 Plus mencatatkan skor 1.031 poin untuk pengujian single-core dan 2.864 poin pada multi-core. Angka ini membuatnya hampir menyamai performa Exynos 1380 di beberapa skenario. Sementara itu, dari pengujian 3DMark Wild Life, chipset ini mencetak skor 2.401 poin yang menunjukkan bahwa ia masih cukup tangguh di ranah performa grafis. Menariknya, OnePlus 7T tercatat sebagai satu-satunya smartphone yang menggunakan Snapdragon 855 Plus secara eksklusif.

6. Snapdragon 6 Gen 3 (620.769 poin)

Snapdragon 6 Gen 3 vs Snapdragon 6 Gen 4 (qualcomm.com)
Snapdragon 6 Gen 3 vs Snapdragon 6 Gen 4 (qualcomm.com)

Dari semua chipset yang dibahas dalam artikel ini, Snapdragon 6 Gen 3 merupakan yang paling baru dan digadang-gadang siap menantang Exynos 1380. Chipset ini diumumkan pada 2 September 2024 dan diproduksi menggunakan teknologi fabrikasi 4 nanometer. Snapdragon 6 Gen 3 memiliki konfigurasi 8 core, terdiri atas 4 core Cortex-A78 berkecepatan 2.4 GHz serta 4 core Cortex-A55 berkecepatan 1.8 GHz. Dari segi performa, Snapdragon 6 Gen 3 mencatat skor AnTuTu v10 sebesar 620.769 poin. Chipset tersebut sukses meraih skor tertinggi di antara kelima pesaing lainnya dalam kelas yang sama.

Dari sisi CPU, chipset ini mengusung arsitektur ARMv8.2-A dan memiliki TDP (sustained power limit) sebesar 5W. Untuk pengolahan grafis, Snapdragon 6 Gen 3 dibekali GPU Adreno 710 yang berbasis arsitektur Adreno 700, beroperasi pada frekuensi 940 MHz. GPU ini memiliki 2 pipelines, 128 shading units, dan total 256 shaders, menghasilkan kemampuan olah grafis hingga 481.3 gigaflops. Chipset ini juga mendukung berbagai API grafis seperti Vulkan 1.1, OpenCL 2.0, dan DirectX 12.1.

Berdasarkan pengujian GeekBench 6, performa Snapdragon 6 Gen 3 nyaris setara Exynos 1380. Ini lantaran skor yang diperoleh yaitu 1.017 poin untuk single-core dan 2.910 poin untuk multi-core. Menariknya, chipset ini digunakan oleh dua brand besar, yaitu Samsung dan Motorola. Beberapa perangkat yang mengadopsi Snapdragon 6 Gen 3 di antaranya adalah Motorola Moto G75 5G, Samsung Galaxy A36 5G, dan Motorola Moto G Stylus 5G (2025).

Sekarang, kamu sudah mengetahui beberapa chipset yang dinilai setara Exynos 1380. Tak perlu repot mengejar satu tipe chipset saja jika bujet terbatas. Siapa tahu, chipset alternatif di atas bisa jadi pilihan yang layak dipertimbangkan. Meski tidak sepenuhnya identik, performanya tetap mampu bersaing dan berada di rentang skor yang serupa (di atas 599 ribu poin). Apalagi, sebagian besar chipset yang setara dengan Exynos 1380 justru berasal dari jajaran Snapdragon lawas yang masih mendominasi daftar penantang.

Perlu dicatat, data ini mengacu pada rentang batas atas dan bawah dari masing-masing chipset pembanding. Artinya, perbandingan tidak hanya berdasarkan hasil skor benchmark saja, melainkan juga mempertimbangkan performa rata-rata dalam berbagai skenario. Misalnya, efisiensi daya, stabilitas suhu, hingga kemampuan grafis.

Melalui SoC andalan Samsung ini, vendor chipset lain kian terpacu merilis produk baru yang tak kalah gahar, namun, tetap kompetitif dari segi harga. Kompetisi semacam ini jelas menguntungkan pengguna karena menawarkan lebih banyak pilihan perangkat berperforma tangguh di kelas menengah. Jadi, dari enam penantang tadi, siapa menurutmu yang paling layak menyandang predikat rival utama Exynos 1380?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us