Selain iPhone 16, Ini 7 Brand HP yang Tidak Dijual di Indonesia

Belakangan ini ramai diperbincangkan tentang iPhone 16 Series yang dilarang dijual di Indonesia, terkait masalah pajak. Sejak diberlakukannya sistem Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) pada 2014, Apple memang belum membuka pabrik di Indonesia. Apple mengakali TKDN ini dengan bekerja sama dengan distributor resmi Indonesia seperti iBox.
Sebenarnya, bukan hanya iPhone 16 Series dari Apple yang tidak boleh dijual di Indonesia, sejumlah brand lain juga memilih untuk tidak ikut TKDN, dan tidak menjual produk mereka di Indonesia. Hal ini berbeda dengan brand seperti Samsung dan Xiaomi yang setia pada aturan TKDN, membangun pabrik di Indonesia, dan membayar pajak. Nah, berikut ini adalah beberapa brand HP yang tidak dijual di Indonesia secara resmi.
1. Google Pixel, terutama Google Pixel 9

Google Pixel adalah seri smartphone flagship yang merupakan kelanjutan dari Google Nexus. Seri ini diperkenalkan pertama kali pada 2016. Google Pixel 9 merupakan seri terbaru, dan tidak dijual di Indonesia. Google Pixel tidak dijual di Indonesia kemungkinan karena pangsa pasar yang kecil, sehingga Google merasa Indonesia bukanlah negara yang tepat untuk memasarkan produknya.
2. Sony memilih hengkang dari pasar Indonesia sejak 2016

Sony tidak lagi memasarkan smartphone mereka di Indonesia sejak 2016. Selain karena tidak bisa mengikiuti aturan TKDN, persaingan industri smartphone di Indonesia juga didominasi oleh brand asal China seperti Xiaomi, OPPO, dan vivo. Akan tetapi, beberapa tahun lalu sempat ada smartphone Sony bekas dari Jepang. Pemerintah Indonesia kemudian memblokir IMEI pada HP Sony yang masuk Indonesia secara tidak resmi.
3. Motorola tidak lagi dijual di Indonesia sejak dibeli Lenovo

Motorola sempat menjadi salah satu pemain utama industri ponsel di Indonesia pada era 2000-an. Sempat dikuasai oleh Google, Motorola akhirnya dijual ke Lenovo pada 2014. Hingga saat ini Motorola masih memproduksi smartphone Android. Namun, Motorola tidak lagi menjual produk smartphone mereka di Indonesia karena persaingan yang begitu ketat.
4. Lenovo berhenti menjual smartphone di Indonesia sejak 2018

Lenovo masih menjual produk laptop di Indonesia, namun tidak dengan smartphone. Padahal, smartphone Lenovo pernah laris di Indonesia pada awal 2010-an. Di pasar global, Lenovo memang lebih berfokus pada penjualan tablet daripada smartphone. Selain itu, di pasar global, Lenovo lebih sering menjual smartphone dengan nama Motorola.
5. OnePlus batal kembali ke Indonesia pada 2023

OnePlus merupakan bagian dari BBK Electronics. Sempat masuk ke Indonesia dengan beberapa produknya, OnePlus hengkang dari Indonesia sejak 2016. Pada 2023, sempat ada kabar bahwa OnePlus akan kembali ke pasar Tanah Air, namun dibatalkan karena alasan yang belum diketahui. OnePlus dikenal sebagai produsen HP Android kelas premium dengan harga bersaing.
6. Huawei memilih berfokus jualan tablet di Indonesia

Huawei dikenal sebagai perusahaan besar asal China yang berinvestasi di Indonesia. Saat ini Huawei memang menjual tablet dan jam tangan pintar di Indonesia, serta sudah mematuhi TKDN. Namun, Huawei masih enggan menjual smartphone di Indonesia. Perlu diketahui, Huawei mendapatkan sanksi dari Amerika Serikat sejak 2019. Hal ini membuat Huawei tidak bisa menggunakan sistem operasi Android di perangkat buatan mereka. Meski begitu, sambutan pecinta gadget di Indonesia terhadap tablet buatan Huawei cukup baik.
7. HTC juga ikut hengkang dari Indonesia sejak 2017

HTC merupakan salah satu brand bersejarah bagi Android. Inilah merek smartphone yang memperkenalkan HP Android pertama di dunia pada 2008. Sempat meramaikan industri smartphone Indonesia, HTC memutuskan untuk hengkang pada 2017. Hingga saat ini HTC masih aktif sebagai produsen smartphone dengan berfokus pada pasar China.
Selain mengetahui apa saja brand HP yang tidak dijual di Indonesia, perlu dipahami jika membeli smartphone yang tidak dijual secara resmi di Indonesia berisiko terblokirnya IMEI. Smartphone yang dibeli dari luar negeri biasanya akan diperiksa di bandara dan pengguna bisa membayar pajak untuk mengaktifkan IMEI. Bagaimana menurutmu?