Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Wi-Fi Repeater Tidak Disarankan untuk Perluas Jaringan, Kenapa?

ilustrasi Wi-Fi repeater (unspalsh.com/Wim van 't Einde)

Penggunaan wi-fi mulai populer di kalangan konsumen pada tahun 2000-an awal, di mana penyedia jaringan awalnya menawarkannya sebagai fitur tambahan di samping kabel LAN. Sekarang wi-fi tersedia di hampir semua tempat untuk menunjang konektivitas pengguna dengan dunia maya. Perkembangan teknologi wi-fi yang semakin cepat juga ditandai dengan dirilisnya perangkat wi-fi 7 pada acara Consumer Electronics Show (CES) 2025 di Amerika Serikat.

Namun, teknologi wi-fi terbaru pun tidak luput dari kendala jaringan yang disebabkan oleh jarak. Jaringan wi-fi yang kerap terputus karena jauh dari router memang kejadian yang lumrah di rumah. Umumnya kendala ini lebih sering dijumpai pada rumah dua tingkat atau rumah dengan area yang luas. Salah satu perangkat yang dapat menjadi solusi sederhana untuk meningkatkan jangkauan wi-fi adalah repeater

Perangkatnya tersedia secara luas di semua marketplace dan dibanderol dengan harga cukup murah, bahkan mulai dari Rp100 ribuan saja. Namun, harus kamu pahami bahwa di balik harga yang murah, sebenarnya wi-fi repeater tidak disarankan untuk perluas jaringan, lho! Berikut adalah beberapa alasan mengapa wi-fi repeater tidak disarankan untuk perluas jaringan!

1. Mengurangi kecepatan dan bandwidth

Ilustrasi logo WiFi (unsplash.com/Dreamlike Street)

Kelemahan paling besar menggunakan repeater wi-fi adalah dampaknya terhadap kecepatan jaringan. Ketika repeater dimasukkan ke dalam jaringan, pada dasarnya akan membagi bandwidth yang tersedia antara koneksi ke router dan perangkat yang terhubung ke repeater. Artinya kamu sebagai pengguna mengalami penurunan kecepatan, seringkali hampir berkurang setengahnya saat terkoneksi ke repeater bila dibandingkan dengan perangkat yang terhubung langsung ke router.

Misalnya, jika kamu memiliki koneksi 100 Mbps, perangkat yang terhubung melalui repeater hanya menerima 50 Mbps atau lebih sedikit akibat pembagian bandwidth ini. Ini kurang ideal terutama di lingkungan dengan banyak perangkat yang terhubung ke repeater. Sehingga menyebabkan peningkatan traffic dan semakin berkurangnya kecepatan download dan upload.

2. Manajemen jaringan jadi rumit

router wifi (unsplash.com/Maik Winnecke)

Repeater wi-fi sering kali akan muncul sebagai jaringan terpisah dengan SSID (nama jaringan) berbeda, akibatnya pengelolaan jaringan akan lebih rumit. Karena  repeater menggunakan nama jaringan berbeda, saat digunakan kamu mungkin perlu beralih di antara beberapa jaringan saat berpindah ke tempat atau ruangan yang berbeda, tergantung pada jaringan mana yang lebih kuat. Maka dari itu, ini menjadi PR tambahan sebab kamu akan kebingungan mencari SSID yang tepat.

Hal ini mungkin tidak menjadi masalah di ruangan yang kecil, namun di rumah yang lebih besar ada kalanya di mana kamu tidak menyadari bahwa laptop kamu masih terhubung dengan sinyal lemah dari repeater dan bukan dari router utama. Membuka pengaturan wi-fi hanya untuk mengganti ke sinyal yang lebih kuat pasti menjengkelkan, apalagi jika terjadi selama streaming video atau bermain game online. Di mana koneksi tanpa gangguan diharapkan agar sebisa mungkin tidak terputus.

3. Kualitas sinyal tidak dapat diandalkan

mesh wifi di atas meja (unsplash.com/Andres Urena)

Alasan terakhir wi-fi repeater tidak disarankan untuk perluas jaringan adalah alat ini bergantung pada kualitas sinyal asli yang diterimanya. Jika repeater ditempatkan di area dengan konektivitas router yang lemah atau tidak stabil, ini hanya akan memperburuk sinyal di area tersebut, bahkan tidak memancarkannya sama sekali. Alih-alih memperkuat sinyal asli hal ini dapat menimbulkan gangguan jaringan yang menurunkan konektivitas secara luas. 

Repeater juga bisa menimbulkan latensi tambahan ke dalam jaringan karena data harus berpindah dari smartphone atau laptop ke repeater lalu kemudian kembali ke router. Oleh karena banyaknya perangkat yang harus dilewati, aplikasi dengan basis komunikasi real-time, seperti game atau online meeting pasti tidak optimal. Kesimpulannya, meskipun repeater wi-fi tampak seperti pilihan murah meriah untuk memperluas jangkauan wi-fi, keterbatasannya lebih banyak daripada manfaatnya.

Solusi alternatif adalah dengan mengeluarkan budget lebih untuk perangkat seperti jaringan mesh atau access point yang ditempatkan secara strategis. Jadi, alasan di atas semoga bisa menjadi pertimbangan kamu sebelum pada akhirnya membeli perangkat wi-fi repeater, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us