[REVIEW] Call of Duty: Mobile - Garena—Masih Seru seperti Dulu

Grafisnya gak kaleng-kaleng #IDNTimesTech

Call of Duty: Mobile (CODM) sudah dirilis pada 1 Oktober 2019 untuk Android dan iOS. Namun, Call of Duty: Mobile - Garena untuk Indonesia sudah dibuka sejak September 2019 dan tentunya juga menampilkan grafis apik. Garena sendiri merupakan developer dan penerbit game online yang berbasis di Singapura. Biasanya, mereka akan merilis banyak game waralaba berbasis online untuk wilayah Asia Tenggara.

Nah, sampai 25 Juli 2021 lalu, game rilisan Activision, TiMi Studio, dan Garena ini masih mendapatkan update terbaru. Itu sebabnya, game keren yang satu ini masih layak untuk mendapatkan review.

1. Permainan seru dengan kolaborasi soldiers

[REVIEW] Call of Duty: Mobile - Garena—Masih Seru seperti DuluCall of Duty: Mobile (dok. Activision/Call of Duty: Mobile)

Kamu dan para pemain lain dalam game ini akan disebut sebagai soldiers. Ya, kamu pun akan langsung mengalami keseruan dalam bermain game aksi dengan nama besar ini. Dikembangkan oleh TiMi Studio, Call of Duty: Mobile sukses dirilis oleh Activision pada awal Oktober 2019. Lalu, pihak Garena juga merilisnya khusus untuk pasar Asia Tenggara 1 bulan sebelumnya.

Tingginya antusiasme pemain terhadap game Android dan iOS ini membuat Garena terus melakukan pembaruan atau update berkala hingga 2021 ini. Well, jika pernah mengikuti cerita Call of Duty versi PC dan konsol, kamu mungkin akan langsung jatuh hati pada mobile game yang satu ini. Pasalnya, tema peperangan ala COD—sebutan Call of Duty—memang terasa sangat kental dan intens.

Mode dan plot cerita klasik masih ditampilkan dalam game ini. Kamu bisa memainkan cerita-cerita asli dalam CODM di versi team deathmatch, bomb mission, dan domination. Jangan lupakan juga mode spesial, seperti free for all dan gun game, yang tak kalah serunya. Namun, yang membuat game ini unik apalagi kalau bukan mode battle royale. Pengembang menyatakan bahwa sistem mode ini sanggup menampung hingga seratus pemain.

Diperkirakan ada lebih dari 1 juta pemain Indonesia yang ikut meramaikan Call of Duty: Mobile - Garena. Bagi penulis, jalan cerita yang lekat dengan tema COD zaman dulu masih bisa dipertahankan dengan baik oleh pengembang. Alur yang dalam dan aksi yang seru bisa kamu rasakan dalam game first-person shooter ini.

2. Gameplay mengasyikkan, tetapi berpotensi membuat jenuh

[REVIEW] Call of Duty: Mobile - Garena—Masih Seru seperti DuluCall of Duty: Mobile (dok. Activision/Call of Duty: Mobile)

Harus diakui bahwa penjegal terbesar yang dihadapi oleh Call of Duty: Mobile adalah PlayerUnknown's Battlegrounds atau PUBG. Lewat persaingan itu pula, CODM sepertinya harus mengakui keunggulan PUBG, termasuk dalam hal gameplay. Sebetulnya, bagi penulis, pengalaman memainkan CODM di smartphone Android juga dirasa cukup mengasyikkan.

Penulis telah menyatakan di atas bahwa mode battle royale merupakan fitur unik dalam CODM. Sayangnya, alih-alih menjadi tumpuan utama, mode tersebut justru dijadikan mode sampingan. Ya, pengembang ternyata lebih suka menjadikan deathmatch sebagai mode utama dan memang itu yang mau ditekankan sejak awal kita memainkan game ini.

Sistem multiplayer jelas dirasakan sangat kental dalam game ini. Pengembang akan mengajak kita untuk memainkan fitur atau mode bernama frontline yang sekilas mirip dalam game Point Blank atau Counter Strike. Seperti biasa, jika karaktermu mati, kamu akan "hidup" kembali di markas utama meskipun ada beberapa mode yang melakukannya di tempat yang acak.

Meskipun gameplay-nya dirasa mengasyikkan, penulis merasa bahwa game ini bisa berpotensi membuat jenuh. Penulis merasa bahwa mode deathmatch yang dihadirkan dalam Call of Duty: Mobile - Garena sangatlah cepat dan intens. Mungkinkah penulis yang memang gak terlalu suka dengan game bertempo cepat? Entahlah. Kalau penasaran, kamu bisa mengunduh dan langsung memainkannya.

Baca Juga: [REVIEW] Mass Effect Legendary Edition—Mahakarya bagi Trilogi Terbaik

3. Jangan remehkan kualitas grafisnya

[REVIEW] Call of Duty: Mobile - Garena—Masih Seru seperti DuluCall of Duty: Mobile (dok. Activision/Call of Duty: Mobile)

Satu hal yang menjadi kelebihan dalam game ini adalah kualitas grafisnya. Bisa dikatakan, Call of Duty: Mobile menjadi salah satu game FPS Andorid dan iOS dengan grafis terbaik. Kalau sempat mengikuti banyak game COD yang sama-sama dirilis oleh Activision, kamu akan melihat bahwa game perang tersebut bukan hanya berfokus pada jalan cerita saja, melainkan juga dalam hal visual.

Dengan grafis yang fantastis, kita merasa bahwa seolah Call of Duty: Mobile dimainkan di PC. Penggambaran karakter, senjata, ledakan, dan lingkungan mampu ditampilkan dengan epik oleh pengembang tanpa menghilangkan tema asli dari COD itu sendiri. Uniknya, banyak hal dari map dan desain visual lingkungan yang diadaptasi dari tampilan grafis game COD versi PC atau konsol.

Penulis memainkan game ini di smartphone Android kelas menengah dan grafis masih bisa ditampilkan pada frame rate yang stabil. Akan tetapi, secara umum, memang CODM membutuhkan spesifikasi smartphone yang cukup mumpuni. Jika ingin menikmati kualitas visual Call of Duty: Mobile secara baik, smartphone setidaknya harus dibekali dengan Snapdragon 660, RAM 4 GB, dan Adreno 506 atau di atasnya.

4. Kualitas audio cukup bagus meskipun tidak memesona

[REVIEW] Call of Duty: Mobile - Garena—Masih Seru seperti DuluCall of Duty: Mobile (dok. Activision/Call of Duty: Mobile)

Meskipun memiliki kualitas visual yang mengagumkan, bisa dikatakan bahwa CODM tidak menghadirkan kualitas audio yang sama baiknya. Padahal, selama ini, Activison dianggap sebagai penerbit game yang selalu mengedepankan audio sebagai daya tarik utama. Namun, kualitas audio dalam CODM bukan berarti buruk. Jika bisa dikatakan, suara yang dihadirkan memang tidak cukup memukau bagi telinga penulis.

Tentunya kualitas audio juga tergantung pada kemampuan smartphone dan headset yang digunakan. Suara tembakan, ledakan, dan karakter lingkungan yang intens sudah bisa dieksekusi dengan baik oleh pengembang. Hanya saja, ada beberapa bagian audio yang terdengar overloud dan berlebihan sehingga kurang nyaman didengar memakai headset.

Namun, sekali lagi, kualitas audio pada Call of Duty: Mobile tidaklah jelek. Bagi penulis, kualitasnya masih dianggap bagus meskipun tidak terlalu istimewa. Walaupun begitu, keseriusan TiMi Studio sebagai pengembang utama dari game ini juga terbukti lewat hadirnya karya musikal yang membuat mereka masuk sebagai nominasi game terbaik 2019.

5. Harus bisa bertahan di tengah persaingan dunia mobile gaming yang gila-gilaan

[REVIEW] Call of Duty: Mobile - Garena—Masih Seru seperti DuluCall of Duty: Mobile (dok. Activision/Call of Duty: Mobile)

Pada 2020 lalu, Call of Duty: Mobile pernah memenangkan 16th British Academy Games Awards sebagai game terbaik tahunan. Tentu ini merupakan sebuah prestasi yang membanggakan mengingat mereka masih cukup muda di dunia Android dan iOS. Pesaing-pesaing mereka pun juga tak akan tinggal diam. Intinya, CODM harus menjadi lebih kreatif dan mencari celah pasar jika ingin bersaing dalam dunia mobile gaming.

Secara umum, CODM sudah bisa dianggap mampu dalam meneruskan nama besar Call of Duty dalam platform Android dan iOS. Jalan cerita klasik yang mantap, grafis ciamik, dan audio yang cukup oke mungkin bisa menjadi beberapa elemen yang menguatkan game ini di mata penggemar. Namun, sampai pada titik tertentu, gameplay yang ada harus diperhatikan karena bisa berpotensi membosankan.

So, penulis memberikan skor 4/5 bagi game first-person shooter yang satu ini. Jika smartphone kalian memiliki spesifikasi yang cukup untuk memainkannya, gak ada salahnya kamu mengunduh dan memainkannya untuk mengisi waktu luang. Ayo, Soldiers, tunjukkan skill-mu di CODM!

Baca Juga: [REVIEW] Resident Evil Village—Kembali ke Jalan yang Benar

https://www.youtube.com/embed/5l62r0LdKFU
Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya