Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Pencurian Data yang Sering Menargetkan Gamer Mobile

ilustrasi kejahatan dunia maya (freepik.com/freepik
ilustrasi kejahatan dunia maya (freepik.com/freepik
Intinya sih...
  • Phising melalui aplikasi palsu
  • Keylogging pada perangkat mobile
  • Melalui jaringan WI-FI publik
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dunia permainan mobile telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, menghadirkan pengalaman bermain yang praktis dan menyenangkan. Namun, pertumbuhan ini juga menarik perhatian para pelaku kejahatan siber yang ingin memanfaatkan celah keamanan untuk mencuri data.

Pencurian data tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga dapat membahayakan privasi. Banyak kasus memperlihatkan bagaimana para peretas berhasil menembus sistem keamanan untuk mendapatkan akses ke akun permainan, data pembayaran, hingga identitas pribadi. Agar tidak mengalaminya, lima metode pencurian data yang sering menargetkan gamer mobile berikut ini patut kamu kenali.

1. Phising melalui aplikasi palsu

ilustrasi bermain game (freepik.com/eyeem
ilustrasi bermain game (freepik.com/eyeem

Phishing adalah salah satu metode paling umum yang digunakan untuk mencuri data para gamer. Pelaku biasanya membuat aplikasi tiruan yang menyerupai game populer dan menyebarkannya melalui tautan palsu di media sosial atau forum komunitas. Setelah diunduh, aplikasi tersebut meminta izin akses ke kontak, penyimpanan, atau bahkan akun game utama. Begitu diizinkan, data sensitif mulai dikirimkan ke server milik pelaku tanpa disadari.

Bahaya dari phishing semacam ini adalah tampilannya yang sangat mirip dengan aplikasi asli sehingga sulit dibedakan. Banyak gamer yang tergiur oleh janji hadiah dalam game atau item langka gratis, padahal itu hanyalah umpan untuk menjerat korban. Aplikasi palsu ini sering menanamkan malware yang dapat mencuri data login, riwayat transaksi, hingga kredensial akun email yang terhubung ke game.

2. Keylogging pada perangkat mobile

ilustrasi bermain game(pexels.com/katerinaholmes)
ilustrasi bermain game(pexels.com/katerinaholmes)

Keylogging merupakan teknik pencurian data dengan merekam setiap ketukan tombol pada perangkat. Pelaku dapat menanamkan perangkat lunak keylogger ke dalam aplikasi tidak resmi atau file modifikasi game. Saat korban mengetik nama pengguna dan kata sandi untuk masuk ke game, seluruh aktivitasnya terekam dan dikirimkan ke peretas.

Metode ini sangat berbahaya karena bekerja secara diam-diam di latar belakang perangkat. Keylogger dapat mencatat tidak hanya kredensial game, tetapi juga informasi penting lain seperti data kartu kredit atau detail akun e-wallet. Banyak gamer baru menyadari pencurian ini ketika saldo mereka berkurang atau akun permainan tiba-tiba diambil alih pihak lain.

3. Melalui jaringan WI-FI publik

ilustrasi wifi (pexels.com/vitaly)
ilustrasi wifi (pexels.com/vitaly)

Jaringan Wi-Fi publik sering dimanfaatkan pelaku untuk mencuri data dari perangkat para gamer mobile. Saat bermain di kafe, bandara, atau ruang publik lain, data yang dikirimkan melalui jaringan tidak terenkripsi bisa dengan mudah disadap. Pelaku menggunakan teknik “man-in-the-middle” untuk mencegat lalu lintas data antara perangkat dan server game.

Serangan ini membuat setiap aktivitas online menjadi rentan, termasuk login ke akun permainan atau melakukan pembelian item. Informasi seperti kata sandi, nomor kartu, dan data pribadi dapat dicuri hanya dalam hitungan detik. Ancaman semacam ini sering kali tidak disadari karena koneksi Wi-Fi publik terlihat aman dan nyaman digunakan.

4. Malware dari cheat game

ilustrasi bermain game
ilustrasi bermain game (freepik.com/jcomp

Modifikasi game atau cheat sering menjadi incaran gamer untuk mendapatkan keuntungan instan, tetapi hal ini juga membuka peluang besar bagi pencurian data. Banyak file mod atau cheat yang disisipi malware berbahaya. Setelah dipasang, malware tersebut akan memindai perangkat untuk mencari data penting, kemudian mengirimkannya ke server pelaku.

Selain mencuri data, malware dari mod atau cheat juga dapat merusak sistem perangkat, menyebabkan lag, atau membuat game tidak dapat diakses. Pelaku biasanya menyamarkan malware ini sebagai “patch” atau “update” buatan komunitas agar terlihat meyakinkan. Banyak kasus menunjukkan akun game yang diretas berasal dari perangkat yang pernah memasang file semacam ini.

5. Pencurian melalui akun media sosial yang terhubung

ilustrasi bermain game
ilustrasi bermain game (freepik.com/jcomp)

Banyak game mobile saat ini menggunakan akun media sosial sebagai metode login, seperti Facebook atau Google. Celah ini dimanfaatkan oleh peretas untuk mengambil alih akun media sosial terlebih dahulu, lalu mengakses game yang terhubung. Begitu akses diperoleh, seluruh data permainan, pembelian, dan progres dapat dikendalikan oleh pelaku.

Kerugian dari pencurian ini tidak hanya kehilangan akses game, tetapi juga terbukanya seluruh informasi pribadi di media sosial. Dalam banyak kasus, pelaku mengubah kredensial login sehingga korban tidak bisa memulihkan akun. Metode ini sangat efektif karena hanya membutuhkan satu titik kelemahan untuk menguasai seluruh ekosistem digital yang dimiliki korban.

Pencurian data yang sering menargetkan gamer mobile merupakan ancaman serius yang terus berkembang seiring kemajuan teknologi permainan. Pelaku kejahatan siber selalu menemukan cara baru untuk mengecoh korban, mulai dari phishing, keylogging, hingga penyusupan malware.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us

Latest in Tech

See More

5 Smart TV 32 Inch Turun Harga pada September 2025

13 Sep 2025, 18:18 WIBTech