Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Perbedaan Adware dan Malvertising, Musuh di Balik Iklan Online

ilustrasi iklan online
ilustrasi iklan online (pexels.com/cottonbro studio)
Intinya sih...
  • Adware bertujuan mencari keuntungan lewat iklan, sedangkan malvertising berfokus menyebarkan malware
  • Adware menyebar lewat aplikasi gratisan, sedangkan malvertising menyusup lewat iklan daring
  • Adware lebih mengganggu kenyamanan, sedangkan malvertising bisa mencuri data dan merusak perangkat
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kalau sedang asyik browsing lalu tiba-tiba muncul iklan spam yang mengganggu, besar kemungkinan itu ulah adware atau bahkan malvertising. Keduanya memang bersembunyi di balik iklan, tapi sebenarnya punya cara kerja dan risiko yang berbeda. Banyak orang sering keliru menganggapnya sama, padahal salah satunya bisa jauh lebih berbahaya.

Agar lebih waspada saat berselancar di internet, kita perlu memahami perbedaannya. Apalagi sekarang iklan online makin canggih dan sulit dibedakan antara asli dan palsu. Yuk, kenali perbedaan adware dan malvertising di artikel berikut ini!

1. Adware bertujuan mencari keuntungan lewat iklan, sedangkan malvertising berfokus menyebarkan malware

ilustrasi menggunakan laptop
ilustrasi menggunakan laptop (pexels.com/Vlada Karpovich)

Adware pada dasarnya dibuat untuk menghasilkan uang lewat iklan, misalnya dengan menampilkan pop-up atau banner agar pengguna tergoda untuk klik. Sementara malvertising lebih jahat karena iklan yang muncul bisa menyisipkan malware berbahaya. Jadi kalau adware cenderung hanya mengganggu, malvertising bisa langsung merusak perangkat atau mencuri data.

Perbedaan tujuan ini penting karena dampaknya juga tidak sama. Adware lebih ke arah bisnis gelap periklanan, sementara malvertising masuk ranah kejahatan siber serius. Jadi, jangan remehkan perbedaan tujuannya.

2. Adware menyebar lewat aplikasi gratisan, sedangkan malvertising menyusup lewat iklan daring

ilustrasi keamanan daya
ilustrasi keamanan daya (freepik.com/freepik)

Adware umumnya menyebar lewat software gratisan yang kita instal tanpa sadar, dan iklannya otomatis menempel di perangkat. Malvertising justru memanfaatkan iklan online di situs web sah, sehingga terlihat normal di mata pengguna. Yang bikin seram, malvertising bisa bekerja bahkan tanpa klik apa pun, cukup halaman dengan iklan itu terbuka.

Perbedaan cara penyebaran ini membuat malvertising lebih sulit dihindari jika tidak ada proteksi tambahan. Sementara adware lebih bisa dicegah dengan berhati-hati saat instal aplikasi. Intinya, adware menempel lewat aplikasi, malvertising menyusup lewat iklan daring.

3. Adware lebih mengganggu kenyamanan, sedangkan malvertising bisa mencuri data dan merusak perangkat

ilustrasi menggunakan laptop
ilustrasi menggunakan laptop (pexels.com/cottonbro studio)

Kalau bicara soal risiko, adware biasanya hanya mengganggu kenyamanan karena layar jadi penuh iklan. Namun, beberapa adware bisa juga melacak data pencarian untuk dijual ke pengiklan. Malvertising jauh lebih berbahaya karena bisa menanam malware, ransomware, atau infostealer di perangkat.

Akibatnya bukan sekadar terganggu, tapi data pribadi, rekening bank, hingga akun media sosial bisa dibobol. Perbedaan ini menjadikan malvertising sebagai ancaman yang lebih serius. Jadi, jangan anggap enteng iklan mencurigakan di internet.

4. Adware menggunakan teknik kasar, sedangkan malvertising memakai trik halus

ilustrasi Web3
ilustrasi Web3 (freepik.com/freepik)

Adware biasanya tampil dalam bentuk pop-up berulang, toolbar tambahan, atau iklan di dalam aplikasi yang sulit ditutup. Malvertising lebih licik karena iklannya terlihat sah, tapi disusupi kode berbahaya seperti JavaScript tersembunyi. Penjahat siber sering memanfaatkan impersonasi merek terkenal untuk meyakinkan korban agar percaya.

Bahkan ada yang menggunakan domain palsu yang mirip dengan situs asli. Teknik adware lebih kasar dan gampang dikenali, sedangkan malvertising cenderung halus dan penuh tipu daya. Inilah kenapa malvertising sering lebih sukses menjebak korban.

5. Adware bisa dicegah dengan kebiasaan aman, sedangkan malvertising butuh proteksi ekstra dan real-time

ilustrasi menggunakan laptop (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)
ilustrasi menggunakan laptop (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)

Untuk melawan adware, kuncinya ada di beberapa kebiasaan, seperti instal aplikasi hanya dari sumber tepercaya, baca syarat instalasi, dan rutin scan antivirus. Malvertising butuh proteksi ekstra, misalnya dengan ad blocker, ekstensi browser pengaman, serta perlindungan real-time dari anti malware. Jangan lupa juga untuk selalu update sistem dan browser agar tidak ada celah keamanan.

Dengan begitu, risiko terkena iklan berbahaya bisa lebih kecil. Mencegah tentu lebih baik daripada harus repot membersihkan perangkat yang terlanjur terinfeksi. Jadi, biasakan browsing dengan aman demi ketenangan hati.

Sekarang kamu sudah tahu, kan, perbedaan adware dan malvertising, meskipun sam-sama bersembunyi di balik iklan. Keduanya mengintai pengguna internet, tapi dengan cara dan dampak yang berbeda. Setelah memahami perbedaan ini, sebaiknya kamu bisa lebih hati-hati saat menghadapi iklan mencurigakan, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us

Latest in Tech

See More

5 HP POCO Mirip iPhone 17, Desainnya Terlihat Mirip

12 Sep 2025, 10:56 WIBTech