Tips dan Strategi FPL 2025/2026 Menjelang AFCON 2026

- Sunderland jadi tim paling terdampak dengan kehilangan 7 pemain selama AFCON 2026
- Beberapa pemain pengganti diprediksi mendapatkan lonjakan menit bermain
- Para manajer FPL harus bijak dalam menggunakan 5 free transfers selama AFCON 2026
Africa Cup of Nations (AFCON) 2026 akan menjadi salah satu titik krusial dalam perjalanan Fantasy Premier League (FPL) 2025/2026 karena turnamen ini berlangsung pada periode sibuk akhir 2025. Kompetisi tersebut digelar pada 21 Desember 2025–18 Januari 2026 dan berpotensi mengubah keseimbangan skuad banyak manajer FPL. Situasi ini menuntut setiap manajer untuk memahami bagaimana jadwal, aturan baru, dan distribusi absensi dapat memengaruhi rencana jangka menengah mereka.
Fase turnamen yang beririsan dengan gameweek (GW)17 hingga gameweek 22 membuat banyak aset FPL dipaksa absen lebih lama dari biasanya, bahkan beberapa sudah harus meninggalkan klub menjelang gameweek 16 karena masuk pemusatan latihan. Kondisi ini berdampak besar pada ritme rotasi tim English Premier League (EPL), terutama klub yang kehilangan lebih dari tiga pemain dalam satu periode. Oleh karena itu, manajer perlu menyiapkan langkah strategis yang tidak hanya mengantisipasi kekosongan, tetapi juga memanfaatkan peluang dari sistem FPL yang memberikan lima free transfers pada GW16.
1. Sunderland jadi tim paling terdampak dengan kehilangan tujuh pemain selama AFCON 2026

AFCON 2026 dijadwalkan berlangsung mulai 21 Desember 2025–18 Januari 2026 dan mencakup pekan FPL dari GW17–GW22. Pemain yang dipanggil tim nasional bahkan bisa meninggalkan klub lebih cepat sehingga GW16 ikut terdampak dengan absennya beberapa pemain. Dilansir laman resmi Premier League, FPL menerapkan aturan baru berupa tambahan lima free transfers memasuki GW16, sehingga manajer dapat merombak skuad lebih fleksibel dibanding musim sebelumnya.
Dampak absensi bergantung pada sejauh mana negara peserta melangkah dalam turnamen. Pemain yang tersingkir pada fase grup diperkirakan kembali sekitar GW20 dan memberikan jeda yang cukup singkat bagi manajer. Sebaliknya, pemain yang mencapai final berpotensi absen hingga GW22 atau bahkan GW23, sehingga menimbulkan lubang besar pada struktur tim FPL.
Beberapa klub menjadi yang paling terpukul oleh jumlah pemain yang harus berangkat ke AFCON. Sunderland kehilangan tujuh pemain yang membuat kedalaman skuad mereka berkurang drastis. Wolverhampton Wanderers, Crystal Palace, dan Nottingham Forest masing-masing kehilangan empat pemain, sementara Manchester United, Fulham, dan West Ham United kehilangan tiga pemain. Di sisi lain, Arsenal, Chelsea, dan Leeds United menjadi tiga klub Premier League yang benar-benar aman dari dampak turnamen ini, sehingga pemain mereka tetap menjadi aset stabil sepanjang periode sibuk tersebut.
AFCON juga menghilangkan sejumlah nama besar dari daftar pilihan utama manajer FPL. Mohamed Salah, Bryan Mbeumo, Ismaila Sarr, Iliman Ndiaye, Yoane Wissa, Amad Diallo, Rayan Ait-Nouri, serta Dango Ouattara termasuk di antara pemain yang dipastikan absen selama turnamen berlangsung. Ini membuka ruang bagi manajer untuk mencari alternatif yang lebih menguntungkan dalam jangka pendek.
2. Beberapa pemain pengganti diprediksi mendapatkan lonjakan menit bermain

Liverpool menjadi salah satu klub besar yang harus melepas bintang utamanya, Mohamed Salah, ke Timnas Mesir. Absennya Salah membuka ruang bagi beberapa opsi, seperti Jeremie Frimpong, Federico Chiesa, Cody Gakpo, dan Florian Wirtz untuk mengambil peran lebih besar dalam struktur serangan. Dalam konteks FPL, Frimpong berpotensi menjadi pilihan eksplosif apabila digunakan lebih maju oleh manajer Liverpool.
Manchester United kehilangan Bryan Mbeumo, Amad Diallo, dan Noussair Mazraoui, sehingga keseimbangan sisi sayap dan kedalaman bek sayap berkurang. Menit bermain tambahan kemungkinan akan jatuh kepada Benjamin Sesko, Matheus Cunha, dan Mason Mount di sektor serangan. Selain itu, Diogo Dalot atau Patrick Dorgu dapat memainkan peran lebih penting sebagai wing-back dan menawarkan nilai menarik dalam jangka pendek.
Sementara itu, Manchester City harus melepas Rayan Ait-Nouri serta Omar Marmoush, yang mengurangi opsi rotasi pada posisi bek kiri. Situasi ini membuka kesempatan bagi Nico O’Reilly yang menunjukkan performa stabil dan kontribusi menyerang yang meningkat. Mangkirnya beberapa penggawa membuat O’Reilly menjadi aset murah yang berpotensi memberi poin tambahan selama periode AFCON 2026.
Crystal Palace harus melepas Ismaila Sarr, salah satu aset serangan paling signifikan bagi tim. Peran yang ditinggalkan Sarr dapat diisi oleh Yeremy Pino, Daichi Kamada, atau Eddie Nketiah tergantung kebutuhan taktis. Selain itu, Daniel Munoz mungkin mendapatkan peran lebih menyerang sehingga nilai FPL-nya diprediksi meningkat selama turnamen.
Fulham melepas Calvin Bassey dan Alex Iwobi yang memengaruhi kestabilan sektor pertahanan dan tengah. Opsi pengganti yang menarik termasuk Kevin Santos sebagai winger kiri dan Jorge Cuenca sebagai bek tengah murah. Keduanya dapat memberikan nilai tambahan bagi manajer FPL yang membutuhkan pemain rotasi dengan harga rendah.
Brentford kehilangan Dango Ouattara yang selama ini menjadi elemen penting di sisi sayap. Kevin Schade kemungkinan besar akan mendapat menit bermain lebih karena ia berpotensi dipasang sebagai second striker dan beroperasi lebih out of position. Situasi ini menjadikannya aset dengan peluang poin tinggi dengan risiko rendah.
Everton juga terdampak karena Iliman Ndiaye harus membela Senegal. Kepergiannya membuka ruang bagi Tyler Dibling dan Carlos Alcaraz untuk mengisi ruang kreatif di sisi kanan. Dwight McNeil pun berpotensi berpindah peran untuk menutup celah dan memberi nilai tambah dalam skema FPL.
Aston Villa kehilangan Evann Guessand yang berdampak pada sektor penyerangan klub. Perubahan ini memberi peluang kepada Donyell Malen atau Emiliano Buendia untuk mengambil alih posisi tersebut. Keduanya merupakan opsi jangka pendek yang layak dipertimbangkan selama periode turnamen.
West Ham United kehilangan dua full-back yaitu Aaron Wan-Bissaka dan Malick Diouf, sehingga rotasi lini belakang menjadi lebih terbatas. Kyle Walker-Peters mendapat peluang besar untuk tampil reguler sebagai bek murah dengan potensi poin defensive contribution (defcon). Opsi semacam ini sangat berguna ketika manajer membutuhkan pemain rotasi untuk mengisi kekosongan.
Sunderland menjadi klub paling terdampak karena tujuh pemain mereka harus berangkat ke AFCON. Kondisi ini memaksa klub mengandalkan pemain seperti Enzo Le Fee, Granit Xhaka, Dennis Cirkin, atau Trai Hume. Para pengganti tersebut dapat menjadi opsi spekulatif jangka pendek yang menarik bagi manajer FPL.
3. Para manajer FPL harus bijak dalam menggunakan lima free transfers selama AFCON 2026

Mengutip laman resmi Premier League, manajer FPL harus memastikan mereka memasuki GW16 dengan 0 free transfers agar sistem menambahkan 5 free transfers secara penuh. Upaya menumpuk transfer sebelum GW16 tidak akan memberikan keuntungan tambahan karena jumlahnya tetap maksimal lima. Oleh karena itu, perencanaan matang diperlukan agar manajer dapat memaksimalkan fleksibilitas saat AFCON 2026 dimulai.
Pengelolaan transfer selama AFCON harus dilakukan dengan hati-hati dan bertahap. Para pemain, seperti Mohamed Salah, Bryan Mbeumo, Ismaila Sarr, dan Iliman Ndiaye masih sangat layak digunakan hingga GW14 atau GW15 karena jadwal dan potensi poin mereka. Keluarnya pemain AFCON secara bertahap membantu manajer menjaga struktur tim tetap kuat menjelang GW16. Free transfers tambahan ini sebaiknya diperlakukan sebagai modal cadangan, bukan dihabiskan sekaligus, dan digunakan hanya ketika benar-benar diperlukan.
Pemain dari Arsenal, Chelsea, dan Leeds United bisa menjadi prioritas utama karena ketiga klub tersebut tidak terdampak AFCON sama sekali. Gelandang atau penyerang Arsenal dan Chelsea yang relevan dapat menawarkan stabilitas pada GW17 hingga GW22. Namun, jika dirasa aset Leeds relevan bagi strategi manajer FPL, pemain murah mereka dapat menjadi opsi efektif untuk rotasi.
Manajer FPL dapat memanfaatkan replacement value dari pemain yang mengalami peningkatan peran ketika para bintang pergi ke AFCON. Kevin Schade (Brentford), Nico O’Reilly, Donyell Malen, Kevin Santos (Fulham), Kyle Walker-Peters, dan Nick Woltemade adalah contoh aset yang akan mengalami lonjakan menit bermain. Peningkatan tersebut menciptakan peluang poin yang tidak tersedia pada periode normal.
Setelah AFCON selesai, manajer harus menyisakan beberapa transfer untuk mengembalikan para pemain kunci tanpa terkena penalti poin. Pemain seperti Salah, Mbeumo, Sarr, atau Ndiaye dapat langsung masuk kembali ketika jadwal kembali menguntungkan. Langkah ini menjaga stabilitas tim tanpa perlu melakukan pembelian yang merugikan.
Ketersediaan lima free transfers juga memengaruhi strategi penggunaan chip oleh manajer. Wildcard dapat dimajukan lebih awal pada GW12 atau GW13 untuk membangun fondasi jangka panjang sebelum turnamen. Bench boost dapat dimanfaatkan pada GW16 hingga GW19 ketika kedalaman skuad masih optimal. Triple captain tetap mempertimbangkan peluang dari Erling Haaland jika jadwalnya mendukung.
Manajer FPL dapat menghadapi AFCON 2026 dengan lebih percaya diri apabila mereka memahami pola absensi, memanfaatkan aturan baru, dan memilih alternatif yang tepat. Perencanaan jangka menengah yang matang akan membantu setiap manajer menjaga stabilitas poin pada periode tersulit musim 2025/2026.


















