Hacker selalu mencari berbagai cara baru untuk mencuri data penting korbannya namun ada beberapa cara yang umumnya mereka gunakan untuk melancarkan aksinya. Lantas apa saja metode atau cara yang biasanya digunakan oleh para hacker?
Mulai dari phishing, ransomware hingga via perangkat eksternal seperti flashdisk, berikut ulasan mengenai cara yang paling umum hacker gunakan untuk meretas PC.
Phishing merupakan salah satu bentuk serangan siber yang banyak digunakan oleh para hacker untuk merampas informasi korban. Media sosial dan email menjadi yang paling sering digunakan untuk melakukan serangan phishing.
Dalam cara itu, hacker biasanya akan mengirim email yang meminta informasi sensitif dan agar korban percaya, hacker berpura-pura menjadi organisasi resmi seperti bank atau perusahaan kenamaan. Karenanya, phishing menelan sangat banyak korban jika dibandingkan bentuk serangan siber lainnya.
Exploit kit pada dasarnya merupakan toolbox yang hacker gunakan untuk menyerang perangkat dan jaringan korban. Tidak semua exploit kit sama di mana banyak di antaranya telah ada sejak bertahun-tahun yang lalu. Beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab bahkan menjual exploit kit garapan mereka sendiri ke para hacker untuk mendapatkan uang. Fiesta, Angler dan HanJuan menjadi beberapa exploit kit kenamaan yang sering digunakan untuk menyerang korban.
Pengembangan software atau aplikasi terus meningkat dalam 50 tahun terakhir, namun masih jauh dari kata sempurna. Beberapa software masih dipenuhi dengan bug dan terkadang butuh waktu agak lama untuk mengidentifikasinya. Ketidaksempurnaan itulah yang kemudian dieksploitasi oleh para hacker untuk menyerang calon korban. Software dengan enkripsi yang buruk dan perimeter izin yang kurang menjadi yang paling disukai oleh para hacker di mana dari situ, mereka bisa mengakses database dan menanam trojan hingga ransomware.
Nama Trojan terinspirasi dari mitos Yunani Kuno dengan nama yang sama. Mitos tersebut menceritakan soal tentara Yunani yang memberi hadiah kuda kayu raksasa kepada bangsa Troya. Bangsa Troya mengira itu aman padahal di dalam kuda tersebut terdapat pasukan Yunani yang akan menyerang kota mereka. Sama seperti mitos tersebut, Trojan menyerang perangkat dengan menipu penggunanya. Sebagian besar Trojan bersembunyi di dalam aplikasi yang tampak tidak berbahaya agar pengguna tidak curiga.
Dari sekian banyaknya jenis serangan siber, ransomware menjadi salah satu yang paling bisa menguras habis uang korbannya. Ransomware biasanya akan mengenkripsi semua file dari perangkat korban dan jika ingin pulih kembali, korban harus membayar uang tebusan yang diminta. Meski ransomware bisa menyerang siapa saja, organisasi besar menjadi target utama karena mereka punya uang yang lebih banyak. Yang parah, hacker biasanya akan membiarkan file terenkripsi meski sudah mendapat uang tebusan.
Wi-Fi menjadi bagian tidak terpisahkan di era serba digital seperti saat ini. Kehadirannya memang sangat membantu pengguna untuk terhubung ke internet dengan mudah namun di sisi lain, Wi-Fi juga kerap digunakan oleh para hacker untuk menyerang korban. Wi-Fi publik terutama, menjadi yang paling riskan karena sering dipilih hacker untuk mengumpulkan lalu lintas data korban. Dari situ, hacker akan mengeksploitasi perangkat korban, mencuri data sensitif didalamnya dan menjualnya untuk mendapat uang.
Sebagian besar serangan siber memang dilakukan secara online, namun tidak sedikit hacker yang memilih cara sedikit klasik untuk menyerang calon korban. Perangkat eksternal seperti flashdisk sering digunakan untuk menyerang perangkat korban. Setelah terhubung, malware dapat dimuat ke perangkat target dan langsung mencuri data penting milik korban. Meski cara ini terbilang lebih sulit daripada cara yang lain, ada baiknya untuk selalu waspada dengan metode ini.
Itulah tadi ulasan mengenai beberapa cara yang paling umum digunakan hacker untuk menyerang PC korban. Semoga ulasan di atas dapat membantu kamu mencegah serangan-serangan hacker.