Daftar Harga Langganan Spotify setelah Imbas PPN Naik 12 Persen

- Pajak Pertambahan Nilai (PPN) naik dari 11% menjadi 12% mulai 1 Januari 2025 sesuai UU HPP
- Kenaikan tarif PPN berdampak pada harga langganan Spotify, dengan kenaikan antara Rp1.284 hingga Rp10.428
- Alternatif bagi pengguna yang terbebani kenaikan tarif, seperti beralih ke paket lebih hemat atau memanfaatkan diskon dan promo spesial
Mulai 1 Januari 2025, tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) akan naik dari 11 persen menjadi 12 persen sesuai dengan kebijakan pemerintah dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 2024 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). Kenaikan PPN ini akan berlaku untuk barang dan jasa mewah, termasuk layanan streaming digital seperti Spotify.
Kenaikan PPN ini akan mempengaruhi harga langganan Spotify, yang akan disesuaikan. Meskipun kenaikannya terlihat kecil, bagi pengguna yang berlangganan beberapa layanan streaming, perubahan ini bisa terasa cukup signifikan dalam jangka panjang.
Contohnya, langganan Premium Individual yang sebelumnya Rp 27.500 per bulan, setelah kenaikan PPN akan menjadi Rp 30.800. Kenaikan Rp 3.300 ini mungkin tidak terlalu besar, tetapi bisa menambah beban biaya langganan bagi pengguna yang berlangganan beberapa layanan premium. Berikut adalah daftar harga langganan Spotify setelah kenaikan PPN 12 persen pada Januari 2025.
1. Daftar harga paket langganan Spotify setelah dikenakan PPN 12 persen

Spotify menyediakan berbagai pilihan paket langganan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi penggunanya, mulai dari paket untuk individu, keluarga, hingga mahasiswa. Tiap paket memberikan akses ke fitur Premium, seperti mendengarkan musik tanpa gangguan iklan, kualitas audio yang lebih baik, dan kemampuan untuk mendengarkan musik secara offline. Pengguna dengan satu akun Spotify juga dapat menikmati berbagai fitur eksklusif, seperti playlist yang dipersonalisasi, rekomendasi musik berdasarkan preferensi, serta kemampuan untuk membuat dan membagikan playlist dengan teman. Berikut adalah rincian biaya paket langganan Spotify beserta fitur yang ditawarkan:
- Paket Mini: Rp10.700 untuk 1 minggu
- Paket Individual: Rp27.500 untuk 3 bulan, Rp54.990 pada bulan berikutnya
- Paket Family: Rp86.900 per bulan
- Paket Duo: Rp71.490 untuk 2 bulan, Rp71.490 per bulan setelahnya
- Paket Student: Rp27.500 untuk 3 bulan
Mulai 1 Januari 2025, pemerintah akan menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen. Seiring dengan kenaikan PPN ini, tarif berlangganan Spotify juga akan mengalami penyesuaian. Kenaikan tarif diperkirakan akan berkisar antara Rp1.284 hingga Rp10.428 dari harga dasar. Berikut adalah tarif berlangganan Spotify yang sudah termasuk PPN 12 persen untuk 2025 menggunakan parameter harga langganan Spotify pada 2024:
- Paket Mini yang sebelumnya Rp10.700 akan naik menjadi Rp11.984 (sudah termasuk PPN 12 persen)
- Paket Individual yang sebelumnya Rp27.500 akan naik menjadi Rp30.800 (sudah termasuk PPN 12 persen)
- Pada bulan berikutnya, paket Individual yang sebelumnya Rp54.990 akan naik menjadi Rp61.589 (sudah termasuk PPN 12 persen)
- Paket Family yang sebelumnya Rp86.900 akan naik menjadi Rp97.328 (sudah termasuk PPN 12 persen)
- Paket Duo yang sebelumnya Rp71.490 akan naik menjadi Rp80.069 (sudah termasuk PPN 12 persen)
- Paket Student yang sebelumnya Rp27.500 akan naik menjadi Rp30.800 (sudah termasuk PPN 12 persen)
Perlu diingat, angka yang dihitung di atas hanya perkiraan berdasarkan rumus sederhana dan perubahan tarif PPN. Harga resmi paket Spotify tentu akan menunggu informasi yang diumumkan oleh pihak Spotify setelah penerapan kenaikan PPN 12 persen. Spotify kemungkinan akan memberikan informasi lebih lanjut tentang perubahan harga ini melalui aplikasi atau situs web mereka sehingga pengguna bisa mendapatkan informasi yang lebih akurat.
2. Apakah layanan streaming musik seperti Spotify termasuk barang mewah?

Kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen yang akan berlaku mulai 1 Januari 2025 memicu perdebatan mengenai apakah layanan streaming musik seperti Spotify termasuk dalam kategori barang mewah. Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2024 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP), tarif PPN yang lebih tinggi dikenakan pada barang dan jasa yang dianggap mewah atau premium, seperti layanan kesehatan VIP, pendidikan internasional, hingga barang konsumsi tertentu seperti daging wagyu atau buah premium.
Namun, banyak yang mempertanyakan apakah layanan streaming digital, yang pada dasarnya memberikan hiburan melalui akses ke musik dan podcast, benar-benar memenuhi kriteria sebagai barang mewah. Dalam konteks Spotify, meski layanan ini memberikan akses ke konten premium, kenyataannya layanan streaming musik sudah menjadi bagian dari kebutuhan hiburan yang dapat diakses oleh berbagai kalangan, baik individu maupun keluarga, dengan harga yang relatif terjangkau. Spotify sendiri menawarkan berbagai paket langganan yang dapat disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan penggunanya, dari paket mini hingga paket keluarga.
Di satu sisi, layanan streaming musik menawarkan pengalaman yang lebih personal dengan kualitas audio yang lebih tinggi, kemampuan mendengarkan tanpa iklan, dan akses ke konten eksklusif. Namun, apakah itu cukup untuk menjadikannya barang mewah? Banyak yang berpendapat bahwa Spotify lebih tepat dikategorikan sebagai layanan hiburan digital yang lebih bersifat kebutuhan sekunder daripada barang mewah. Sebaliknya, jika dilihat dari sisi lain, dengan adanya fitur premium dan berbagai paket berlangganan, Spotify memang memiliki elemen-elemen yang dapat dianggap mewah bagi sebagian orang yang memilih untuk membayar lebih demi kenyamanan dan kualitas layanan. Pada akhirnya, meski Spotify mungkin tidak sepenuhnya memenuhi kriteria barang mewah yang biasa dikaitkan dengan barang-barang fisik atau layanan yang sangat eksklusif, kenaikan tarif PPN ini tetap berlaku karena pemerintah menganggapnya sebagai bagian dari sektor hiburan yang lebih premium dan dapat dikenakan pajak lebih tinggi. Hal ini menambah beban biaya bagi konsumen meski dalam skala yang mungkin lebih kecil.
3. Alternatif bagi pengguna Spotify kenaikan PPN 12 persen

Bagi pengguna yang merasa terbebani dengan kenaikan tarif PPN 12 persen pada langganan Spotify, ada beberapa alternatif yang bisa dipertimbangkan untuk menghindari atau meminimalkan dampak biaya tambahan tersebut. Meski kenaikan tarif ini tidak terlalu besar dalam angka nominal, bagi mereka yang berlangganan beberapa layanan streaming atau memiliki anggaran terbatas alternatif ini bisa menjadi solusi yang cukup efektif. Spotify menawarkan berbagai paket langganan, mulai dari paket Mini hingga paket Student yang lebih terjangkau. Pengguna yang merasa bahwa paket Premium Individual atau Family terlalu mahal bisa mempertimbangkan untuk beralih ke paket yang lebih hemat, seperti Paket Mini yang hanya memerlukan pembayaran sekali untuk akses selama 1 minggu atau Paket Student yang memberikan diskon bagi mahasiswa. Memilih paket yang lebih terjangkau bikin pengguna bisa tetap menikmati Spotify tanpa terlalu terbebani oleh kenaikan tarif.
Alternatif lainnya adalah memanfaatkan paket Family atau Duo yang memungkinkan beberapa orang untuk berbagi satu langganan dengan biaya yang lebih murah per orang. Paket Family memungkinkan hingga 6 akun Premium dalam satu langganan, sementara Paket Duo memungkinkan dua orang untuk berbagi satu akun Premium dengan harga yang lebih murah dibandingkan paket Individual. Tersedianya berbagi paket langganan membuat pengguna bisa mengurangi biaya bulanan dan tetap mendapatkan akses penuh ke semua fitur Premium. Bagi pengguna yang ingin tetap berlangganan Spotify Premium, namun, khawatir dengan kenaikan biaya, memanfaatkan diskon atau promo spesial bisa menjadi cara yang efektif. Spotify sering menawarkan promo untuk pelanggan baru, seperti harga langganan yang lebih murah di bulan pertama atau diskon untuk berlangganan tahunan. Selain itu, pengguna bisa memanfaatkan bundling dengan layanan lain atau kartu kredit yang menawarkan potongan harga untuk langganan Spotify.
Setelah melihat simulasi ini, apakah kamu tetap setia untuk berlangganan Spotify meskipun ada kenaikan harga? Keputusan ini tergantung pada seberapa besar pengaruh kenaikan biaya langganan terhadap anggaran bulanan dan seberapa penting Spotify bagi hiburan kamu. Jika fitur Premium seperti kualitas audio tinggi, tanpa iklan, dan kemampuan mengunduh lagu masih menjadi prioritas, mungkin kenaikan harga tidak terlalu mengganggu. Namun, bagi sebagian orang yang merasa ada layanan streaming lain dengan harga lebih terjangkau, beralih dari Spotify bisa menjadi pilihan. Semoga bermanfaat!