7 Fakta DuckDuckGo, Mesin Pencari yang Mengutamakan Privasi Pengguna

DuckDuckGo (DDG) adalah mesin pencari yang dikembangkan oleh Gabriel Weinberg dan tim yang tergabung dalam DuckDuckGo Inc. Mereka mengklaim akan menomorsatukan privasi dari para penggunanya.

Ini dilakukan dengan cara tidak menggunakan cookie untuk melacak pencarian dan tidak mengumpulkan informasi pribadi. Bahkan mesin pencari pun tidak bisa melihat IP address penggunanya. 

“Kami melindungi riwayat pencarian pengguna, termasuk dari kami sendiri,” ujar Gabriel Weinberg dilansir dari WIRED.

DDG sudah dikembangkan mulai dari tahun 2008. Ia telah tumbuh dengan stabil dari awal peluncuran. Mulai dari 79.000 pencarian harian di tahun 2010 hingga menjadi 31 juta pencarian harian pada Juni 2019, dan terus meningkat hingga 98,79 juta pencarian harian per 2023.

Sebagian pertumbuhan ini berkat adanya kolaborasi dengan browser yang banyak digunakan, seperti Firefox dan Safari. Agar lebih dikenal, DDG juga menjalin kemitraan dengan Linux dan memiliki aplikasi yang tersedia di Android dan iOS.

Tak heran kalau mesin pencari yang satu ini jadi mesin pencari paling populer nomor 2 setelah Google di Amerika Serikat.

Ketika kamu mengakses link dari hasil pencarian Google, keyword akan terekam dan dikirimkan ke situs yang kamu kunjungi. Secara otomatis komputer akan membagikan informasi seperti IP address. Ini yang membuat Google bisa melacak identitas dan aktivitasmu di internet.

Prosedur yang berbeda terjadi pada pencarian DuckDuckGo. Ketika kamu mengklik sebuah link, ia akan mencegah situs di internet untuk mendapatkan informasi tentangmu. Halaman yang ditampilkan ketika kamu mengetikkan kata kunci bergantung pada performa situs, tidak dipersonalisasi berdasarkan riwayat pencarian.

Seperti mesin pencari lain, DDG memperoleh pemasukan melalui iklan. Namun penempatannya tidak didasarkan pada algoritma penggunanya. Sebaliknya, iklan akan ditempatkan sesuai dengan kata kunci yang sedang dicari.

Misalnya kamu sedang mencari “cokelat”, maka iklan yang ditampilkan adalah iklan produk cokelat dan sejenisnya. Namun untuk meyakinkan penggunanya, DDG juga melengkapi diri dengan fitur nonaktifkan iklan.

Sulit memang untuk percaya pada perusahaan internet mengingat banyak dari mereka yang mengeksploitasi data pribadi penggunanya. Contohnya Facebook yang menjual data ke pihak ketiga, Google yang terkenal mampu melacak setiap pengguna, dan masih banyak kasus lainnya. Wajar jika kita mempertanyakan keaslian klaim dari DDG.

Namun perlu diketahui bahwa latar belakang pendiri mesin pencari ini memang tertarik untuk membenahi sistem privasi di internet. DDG juga memiliki model bisnis yang baik. Mulai dari membuat software-nya menjadi open source, mendonasikan sebagian pendapatan untuk yang membutuhkan, serta menyediakan alat dan extension untuk menjaga privasi.

Selain privasi, ada fitur lain di DDG yang cukup berbeda dari Google. Hasil pencarian tidak dipecah dalam beberapa laman. Kamu hanya perlu scroll ke bawah untuk menemukan apa yang ingin kamu cari, jadi tidak perlu klik halaman selanjutnya. Selain itu, pula fitur stopwatch, mendapatkan hasil pencarian definisi dengan cepat, password generator, mengecek status website, dan lain-lain. 

Dilansir dari Hacker Noon, apa yang mampu dilakukan DDG dalam sehari, bisa dilakukan Google dalam 12,5 menit. Jadi sebenarnya langkah DDG masih sangat panjang jika ingin menjadi kompetitor raksasa internet tersebut.

Ini bisa dimaklumi mengingat ia sepuluh tahun lebih muda daripada Google. Dengan pertumbuhan sekitar 50 persen per tahun ditambah semakin tingginya perhatian orang tentang privasi, semua bisa berubah di masa depan. 

Itulah 7 fakta DuckDuckGo. Apakah kamu tertarik untuk mencoba DuckDuckGo?