OpenAI Siapkan Enkripsi untuk ChatGPT, Privasinya Terjamin?

- OpenAI mulai menyiapkan enkripsi di ChatGPT
- OpenAI menyimpan chat sementara dengan batasan waktu
- Tantangan teknologi menghambat enkripsi penuh
Dalam beberapa tahun terakhir, ChatGPT menjadi salah satu layanan AI yang paling banyak digunakan oleh publik. Banyak orang mengandalkan chatbot ini bukan hanya untuk hal ringan seperti mencari ide, tetapi juga untuk diskusi serius terkait kesehatan, hukum, hingga pekerjaan. Ini membuat pertanyaan besar muncul, yakni seberapa aman dan privat sebenarnya percakapan kita di ChatGPT?
Belakangan ini, OpenAI mulai membicarakan rencana penerapan enkripsi untuk percakapan sementara atau temporary chats guna meningkatkan perlindungan data pengguna. Penasaran bagaimana perkembangan OpenAI siapkan enkripsi untuk ChatGPT dan apakah rencana ini akan memengaruhi cara kita berinteraksi dengan AI? Yuk, simak pembahasannya lebih lanjut!
1. OpenAI mulai menyiapkan enkripsi di ChatGPT

Sam Altman, CEO OpenAI, menegaskan bahwa privasi pengguna adalah isu yang tak bisa diabaikan. Ia melihat banyak orang menggunakan ChatGPT untuk berbagi informasi pribadi, termasuk hal sensitif seperti masalah kesehatan atau hukum. Untuk itu, enkripsi dianggap sebagai langkah yang penting agar data tak bisa diakses sembarangan.
OpenAI mempertimbangkan agar temporary chats dienkripsi sehingga lebih aman dari potensi permintaan pihak berwenang. Meski begitu, hingga kini belum ada kepastian kapan fitur enkripsi ini akan benar-benar dirilis. Hal ini menunjukkan bahwa OpenAI masih dalam tahap menimbang aspek teknis dan regulasi.
2. OpenAI menyimpan chat sementara dengan batasan waktu

Saat ini, temporary chats di ChatGPT tidak digunakan untuk melatih model AI, sehingga pengguna mendapat perlindungan dasar. Namun, percakapan tersebut tetap disimpan hingga 30 hari sebelum dihapus otomatis. Mekanisme ini memberi ruang bagi pengguna jika sewaktu-waktu butuh mengakses kembali percakapannya.
Meski begitu, sistem ini tetap memungkinkan data diakses jika ada permintaan hukum resmi. Jadi, privasi yang ditawarkan sebenarnya masih terbatas, mirip dengan mode private browsing di peramban internet. Pengguna harus sadar bahwa chat sementara tak sepenuhnya bebas dari risiko.
3. Tantangan teknologi menghambat enkripsi penuh

Menerapkan enkripsi penuh seperti yang ada di aplikasi pesan instan tak semudah membalik telapak tangan. Hal ini disebabkan karena ChatGPT sendiri bertindak sebagai titik akhir yang perlu membaca pesan untuk memberikan jawaban. Jika data benar-benar dienkripsi end-to-end, AI tak bisa memproses informasi yang diberikan pengguna.
Situasi ini membuat implementasi enkripsi di chatbot AI menjadi jauh lebih kompleks. Dibutuhkan teknologi baru atau kompromi tertentu agar enkripsi bisa berjalan tanpa mengorbankan fungsi utama AI. Oleh karena itu, OpenAI masih harus menemukan formula yang tepat sebelum benar-benar menerapkannya.
4. Perlindungan hukum didorong agar setara dengan profesi profesional

Selain persoalan teknis, Sam Altman menyoroti pentingnya perlindungan hukum untuk menjaga kerahasiaan pengguna. Ia ingin agar percakapan dengan AI diperlakukan mirip seperti interaksi dengan dokter atau pengacara. Artinya, obrolan dengan ChatGPT diharapkan bisa memiliki tingkat perlindungan hukum yang lebih tinggi.
Sejauh ini, permintaan data dari aparat penegak hukum memang masih jarang, tetapi potensi di masa depan tak bisa diabaikan. Jika regulasi bisa mendukung, maka pengguna akan lebih tenang ketika berbagi hal-hal penting dengan AI. Inisiatif ini menunjukkan bahwa perlindungan privasi bukan hanya soal teknologi, tapi juga dukungan hukum yang jelas.
Rencana OpenAI siapkan enkripsi untuk ChatGPT jadi kabar baik bagi mereka yang peduli pada keamanan data pribadi. Meski masih banyak tantangan teknis dan regulasi yang harus dihadapi, arah kebijakan OpenAI menunjukkan komitmen pada privasi pengguna. Jadi, apakah percakapan kita dengan AI akan benar-benar aman? Jawabannya masih menunggu waktu. Namun satu hal jelas, kesadaran akan privasi kini semakin menjadi fokus utama di era kecerdasan buatan.