Strava Rilis Laporan Year In Sports, Keseimbangan jadi Kunci

- Tren olahraga bergeser ke keseimbangan dan konsistensi, bukan hanya kelelahan.
- Masyarakat lebih memilih olahraga singkat namun konsisten untuk kesehatan mental dan istirahat.
- Partisipasi dalam klub lari meningkat hingga 83% di Indonesia, menunjukkan tren sosialisasi dalam olahraga.
Di penghujung tahun ini Strava merilis laporan tahunan mereka mengenai tren olahraga di tahun 2024. Dalam laporan tahunan bertajuk “Year In Sport: Trend Report” (“Tahun Olahraga: Laporan Tren”) tersebut, Strava mengungkap berbagai tren yang membentuk perilaku dalam berolahraga secara global pada 2024.
Laporan tersebut dihimpun dari data aktivitas komunitas global Strava sepanjang tahun 2024. Komunitas tersebut meliputi lebih dari 135 juta orang di lebih dari 190 negara, termasuk Indonesia. Berikut beberapa temuan dari Strava:
Keseimbangan jadi kunci

Dulu, olahraga identik dengan kelelahan, terutama bagi mereka yang tak terbiasa. Hal tersebut yang akhirnya membuat beberapa orang jadi malas berolahraga. Di tahun 2024 ini, Strava menyebut bahwa tren olahraga mulai bergeser. Orang-orang tak lagi berolahraga sampai lelah. Keseimbangan justru jadi kunci.
Moto "push the limit" mulai bergeser di dunia olahraga. Masyarakat lebih memilih olahraga singkat agar mereka tetap bisa beraktivitas lebih lama namun tetap konsisten. Tren olahraga singkat namun konsisten tersebut membantu mereka untuk tetap aktif dalam jangka panjang sambil tetap mengutamakan kesehatan mental dan istirahat.
Sebagai bukti, Strava mencatat para pelari yang berlatih untuk marathon menambahkan lebih banyak hari istirahat dan pemulihan aktif ke dalam jadwal mereka, dengan 51% hari dalam 16 minggu sebelum lomba adalah hari istirahat. Tren serupa juga terjadi di Indonesia, dengan persentase mencapai 42%.
Klub lari makin diminati

Tren olahraga mulai bergeser jadi ajang bersosialisasi. Hal tersebut dilihat dari makin banyaknya klub lari yang muncul dan kian diminati. Olahraga dalam grup besar di seluruh dunia meningkat 13%, dengan waktu istirahat 3x lebih banyak daripada mereka yang beraktivitas sendiri. Temuan ini mencerminkan waktu berhenti yang digunakan untuk ngopi atau mengobrol di tengah latihan.
Laporan Strava juga menunjukkan adanya peningkatan minat yang besar terhadap klub lari yang terjadi jadi salah satu pendorong utama orang untuk berolahraga. Partisipasi dalam klub lari di seluruh dunia pada 2024 naik 59%. Di Indonesia, jumlahnya meningkat hingga 83%.
Olahraga sebagai media sosialisasi
“Tahun ini menunjukkan bahwa orang-orang mengambil kendali atas gaya hidup mereka yang aktif dan menjalaninya dengan cara yang paling sesuai untuk mereka. Munculnya rutinitas olahraga yang lebih santai dan mementingkan koneksi sosial membuktikan bahwa olahraga bukan lagi tentang kelelahan,” kata Zipporah Allen, Chief Business Officer Strava.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Strava, aspek sosialisasi jadi poin penting dalam tren olahraga 2024. Strava mengungkap bahwa sebanyak 58% responden mengatakan mereka mendapat teman baru lewat grup-grup olahraga. Selain itu, hampir 1 dari 5 Gen Z pernah berkencan dengan seseorang yang mereka temui saat berolahraga dan memiliki keinginan 4 kali lebih besar untuk bertemu dengan orang lain saat berolahraga daripada di bar.
Selain itu data juga menunjukkan bahwa r-rata jarak berlari, bersepeda, dan mendaki bersama grup berisi lebih dari 10 orang meningkat 40% dibandingkan mereka yang sendirian. Di Indonesia, angka peningkatan rata-rataanya justru lebih signifikan, hingga 95%.