Kembangkan Trekker, Google Rekam Visual Danau Toba Sumatera Utara

Sebagai danau terbesar se-Asia Tenggara, Danau Toba menjadi tempat tujuan wisata bagi wisatawan lokal maupun macanegara. Untuk menikmatinya, pengunjung harus menaiki kapal yang mengelilingi danau sepanjang 62 mil (atau 100 kilometer), untuk menikmati keindahannya.
Inilah yang kemudian dilihat Google sebagai peluang untuk semakin mengembangkan Street View yang ada sejak tahun 2012.
Bernama Trekker, alat ini merupakan platform kamera terbaru yang menggunakan sistem kamera Street View dan bisa merekam seluruh keindahan Danau Toba, Sumatra Utara. IDN Times mendapat kesempatan khusus untuk langsung meliput behind the scene dari rekam visual Trekker dari Google tersebut. Berikut ini beberapa fakta tentang penjelajahan tim Google di Danau Toba beserta Trekker yang digunakan mereka!
1. Trekker memungkinkan pengguna melihat apa yang dilihat mata secara virtual

Hasil rekam visual dari Trekker sendiri nantinya akan muncul di channel Google Maps setelah proses penjahitan gambar. Tujuan dari pengembangan teknologi ini adalah memudahkan pengguna untuk dapat melihat apa yang mata kita lihat secara nyata. Kita bisa serasa mengunjungi Danau Toba bahkan ke tengah-tengahnya, meskipun kita belum pernah mengunjunginya secara fisik.
“Trekker merupakan lanjutan alat Street View yang digunakan di mobil. Kalau di Amerika, operasi Trekker sendiri mulai tahun 2014. Dan itu mulai berkembang ke semua tempat termasuk Indonesia. Jadi alat ini membantu kita melihat lebih detail tempat-tempat yang tidak mungkin ditempuh dengan mobil. Makanya sekarang bisa di atas kapal juga,” kata Nhazlisham Hamdan selaku Program Manager Google Asia Pasifik.
2. Google mendapat izin dan dukungan penuh dari Pemerintah Daerah untuk pengambilan gambar di Danau Toba

Sebagai salah satu aset terpenting Indonesia, tentunya pengambilan gambar yang dilakukan Google ini memerlukan izin dari Pemerintah Daerah. Dan, mereka telah mendapatkan izin sekaligus dukungan penuh.
“Kementrian Pariwisata telah mengizinkan dan mendukung kami untuk merekam gambar di sini (Danau Toba). Makanya kami langsung datang untuk melaksanakan mapping dan pengambilan gambar,” sambung Nhaz.
3. Angkat Danau Toba sebagai salah satu tempat pariwisata wajib dikunjungi

Rupanya, Google turut berpartisipasi dalam menyukseskan program pemerintah yakni 10 destrinasi Bali Baru sebagai tempat pariwisata yang harus dikembangkan dengan memilih Danau Toba sebagai destinasi utama. Senang sekali ya rasanya, kalau pariwisata Indonesia disupport seperti ini.
“Toba ini unik, ya. Perairan air tawar terbesar se-Asia Tenggara, jadi kami putuskan untuk collect gambar di sini (Toba) dan menyukseskan program itu,” tutur Nhaz.
4. Trekker tidak hanya digunakan di atas mobil

“Trekker bisa digunakan di mana-mana. Kalau kita berada di atas mobil kemudian ingin menikmati Danau Toba, tentunya hal itu mustahil. Tapi dengan trekker yang diletakkan di atas kapal, hal itu jadi tidak mustahil lagi, bahkan saat berjalan diletakkan di ransel juga bisa,” tutur Nhaz.
Trekker merupakan teknologi babat alas, dalam artian bisa mencakup tempat apa saja yang bisa dikunjungi. Dalam keadaan mendaki, berjalan, di atas kapal bahkan di bawah air. Tepat tanggal 27 September sebagai Hari Pariwisata Nasional, Google memilih tanggal tersebut untuk memperkenalkan secara resmi Trekker yang dimaksud di atas di Danau Toba, Sumatra Utara.
Dengan adanya teknologi Trekker, semoga lebih banyak orang yang penasaran dengan keindahan danau dengan kedalaman 505 meter ini. Hal ini juga harapannya mampu meningkatkan keamanan dan kecepatan respon penyelamatan di Danau Toba, mengingat penerapan teknologi Trekker di tempat tersebut akan mempermudah aplikasi teknologi lain sebagai pengembangannya.