Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tren Ancaman Siber 2025 yang Wajib Diwaspadai

Ilustrasi hacker
Ilustrasi hacker (pixabay.com/Franz26)
Intinya sih...
  • Serangan Ransomware yang Semakin CanggihRansomware menggunakan AI untuk serangan personalisasi, target IoT dan data cloud. Backup terenkripsi, software keamanan diperbarui.
  • Deepfake untuk Penipuan IdentitasTeknologi deepfake realistis, gunakan verifikasi multi-faktor dan pelatihan deteksi deepfake bagi karyawan.
  • Serangan terhadap Infrastruktur KritisJaringan listrik, transportasi, dan fasilitas kesehatan menjadi target utama. Pemerintah dan perusahaan perlu memperkuat sistem OT.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di era digital yang serba cepat, serangan siber bukan lagi ancaman bagi perusahaan besar saja, tetapi juga individu. Pada 2025 ini diprediksi menjadi tahun dengan peningkatan signifikan pada jumlah dan kompleksitas ancaman siber.

Bahkan, menurut laporan Cybersecurity Ventures, kerugian akibat kejahatan siber global bisa mencapai lebih dari 10,5 triliun per dolar per tahun pada 2025 atau setara Rp172,58 triliun. Serangan ransomware, kebocoran data, dan manipulasi AI akan menjadi ancaman nyata yang dapat menghancurkan reputasi bisnis dan mengancam keamanan finansial seseorang. Bayangkan jika data pribadi atau bisnis kamu diambil alih tanpa kamu sadari oleh pelaku kejahatan siber.

Untuk itu, mengenali tren ancaman siber yang berkembang pada 2025 menjadi sangat penting. Kalau memahaminya, kamu bisa mengambil tindakan preventif sebelum menjadi korban!

1. Serangan ransomware yang makin canggih

ilustrasi virus ransomware
ilustrasi virus ransomware (unsplash.com/Glen Carrie)

Ransomware tidak lagi hanya mengunci data. Pada 2025, pelaku kejahatan siber akan menggunakan AI untuk mempersonalisasi serangan untuk membuat pesan tebusan terlihat lebih meyakinkan dan sulit dideteksi. Bahkan, serangan bisa menargetkan perangkat IoT dan data cloud. Gunakan sistem backup terenkripsi dan terjadwal serta pastikan software keamanan selalu diperbarui.

2. Deepfake untuk penipuan identitas

Ilustrasi deepfake attack
ilustrasi deepfake attack (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Teknologi deepfake semakin realistis dan murah. Penjahat siber dapat membuat video atau audio palsu yang terlihat asli untuk menipu perusahaan atau individu. Terapkan verifikasi multi-faktor dan pelatihan deteksi deepfake bagi karyawan.

3. Serangan terhadap infrastruktur kritis

ilustrasi lemahnya infrastruktur
ilustrasi lemahnya infrastruktur (unsplash.com/FlyD)

Jaringan listrik, transportasi, dan fasilitas kesehatan akan menjadi target utama karena dampaknya besar. Ancaman ini biasanya terkait dengan cyberwarfare antarnegara. Pemerintah dan perusahaan perlu memperkuat sistem OT (Operational Technology) dan melakukan uji penetrasi rutin.

4. AI-Powered Cyber Attacks

ilustrasi Artificial Intellgence
ilustrasi Artificial Intellgence (unsplash.com/BoliviaInteligente)

Kecerdasan buatan akan digunakan oleh peretas untuk menemukan celah keamanan lebih cepat daripada manusia. Mereka dapat mengotomatisasi serangan phishing dan eksploitasi sistem. Gunakan AI juga untuk pertahanan, seperti sistem deteksi intrusi berbasis machine learning.

5. Kebocoran data dari perangkat IoT

Ilustrasi IoT
ilustrasi IoT (pexels.com/Craig Dennis)

Perangkat pintar seperti kamera CCTV, smart TV, dan gadget wearable sering kali memiliki keamanan lemah. Data pribadi pengguna bisa disusupi melalui perangkat ini. Selalu ganti kata sandi default, perbarui firmware, dan pilih perangkat dari produsen yang memiliki reputasi baik.

Keamanan siber pada 2025 menghadapi tantangan yang makin kompleks. Ransomware, deepfake, serangan terhadap infrastruktur, AI-powered attacks, dan kebocoran data IoT adalah ancaman nyata yang tidak boleh diremehkan. Persiapkan strategi pertahanan yang efektif untuk melindungi data, bisnis, dan privasi kamu setelah mengenali ancaman siber lebih awal!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us

Latest in Tech

See More

Kenapa TikTok Tidak Bisa Live? Ini Solusinya

03 Sep 2025, 23:58 WIBTech